Tipe: Koran
Tanggal: 1993-01-24
Halaman: 06
Konten
2cm Halaman 6 ANAK SAYA PERLU MAKAN Cerpen Gde Aryantha Soethama JOKO merasa sangat bersa- lah. Awalnya ia berniat mem- bantu Rukmini dengan tulus wai bank di tempatnya bekerja. Untuk itu Rukmini mesti menye- diakan uang Rp 1 juta. anku. Tapi apa yang akan kupe- roleh? Apa semua ini akan ber- langsung terus selama aku jadi lupa." *** RUKMINI berdiri di pantai dengan perasaan gamang. Dike- nakannya rok terusan merah pe- kat. Sekali-sekali ia menatap papan restoran di kompleks Beach Market. Tiba-tiba ia ter- ingat anaknya yang ia titip di te- tangga. Anak lelaki tiga tahun itu tentu tak akan pernah tahu apa yang akan dikerjakan bundanya. Sebuah mobil sedan menyo- rotkan lampunya ke pantai. Dada Rukmini berdebar ken- cang. Seorang lelaki dengan T- shirt putih kembang merah dan ungu, bercelana jin, turun. Ruk- mini tak yakin kalau itu seorang direktur bank yang punya sepu- luh cabang. Ia menyongsongnya penuh hormat. "Selamat malam, Pak. Saya Rukmini." "Sudah lama menunggu?" Suara itu berat sekali. Ia ter- ingat pacarnya yang pertama ke- tika di semester tiga. Di mana le- laki itu sekarang? Lelaki itu membukakannya pintu, mempersilakannya masuk. "Kemana kita sekarang?" "Terserah Bapak." "Bagaimana kalau di sini saja?" Bali Post "Menurut kamu apa saya pu- nya tampang suka mempermain- kan cewek?" tanya direktur bank itu tiba-tiba. Rukmini menunduk. "Saya ti- dak tahu." "Kamu pikir saya serius meng- ajakmu tidur?" Rukmini mengangkat wajah- nya. "Saya tidak tahu.' "Kamu tahu mengapa saya la- kukan ini?" "Saya tidak tahu." "Karena kamu jujur." Rukmini menatap lelaki itu, seorang direktur bank yang kaya. MINGGU, 24 JANUARI 1993 MINGGU, 24 JANUAR Dari Dunia Pewayangan Bak Makan Buah Simalakama DILEMA seperti peribahasa dana yang telah ditawan oleh yang dijadikan judul tulisan ini, Raja Chitrasena, dan memohon untuk dialami oleh Kanana pengawal bantuan Duryadana. Pakemnya, kita ma- membebaskannya. sih berpijak dan menyimak buku Menanggapi kabar dan per- Wanaparwa. Atau tepatnya, saat mintaan Kanana seperti itu, "Masih kamu ingat apa yang hak Kaurawa yang dipimpin oleh adik-adiknya: "Adikku Bhima- dan keluarga Kuru," demikian terjadi pertempuran antara pi- Yudhisthira berkata kepada Duryadana, Sakuni, Dussasana sena, Arjuna, tolonglah bebas- dan Karna melawan bala tentara kan saudara kita yang sedang Gandarwa yang dipimpin oleh susah dan mendapat malu. Ini Chitrasena, si raja Gandarwa, lah adalah kewajiban kita ke- memperebutkan lokasi perke- kamu tulis di surat lamaran?" "Saya tulis riwayat hidup saya. "Yang lain?" "Saya tulis alasan saya mela- mar di bank bapak." "Apa alasanmu?" "Saya ingin punya pekerjaan tetap karena anak saya perlu makan." "Bagus. Saya tertarik alasan itu. Bagi saya itu alasan yang sa- ngat jujur. Kamu bersedia mela- kukan apa saja demi anakmu. Saya sudah tanya riwayatmu pada Joko. Semuanya. Saya pri- hatin akan nasibmu, dan sangat menghargai kegigihanmu." Rukmini tak mengerti. Ia se- perti dibawa terbang ke awang- awang. Tangannya meraba-raba dash board. "Kebanyakan perempuan tak kan keinginan dan tujuannya. Mereka ingin meminta, namun selalu berusaha menyembunyi- kannya dengan rapi. Tidak ka- rena malu. Mereka cuma sok gengsi." mahan di hutan Dwaitawana. jat serta dimaki pada saudara. Jangankan ke- pada saudara, kepada siapa pun kita wajib menolong yang sedang kesusahan. Itu adalah dharma, dalam kehidupan ini". Pada waktu itu, Duryadana telah tertangkap, diikat dan di- intrograsi oleh Chitrasena, da- lam kesendiriannya karena di- Mendengar perintah Yudhis- tinggalkan lari oleh teman dan thira seperti itu, hampir berba- pembantunya. Ini merupakan rengan Bhimasena dan Arjuna, bayangan hidup nyata dalam ke- menyahu: "Maafkan aku kanda hidupan sehari-hari. Waktu se- Prabhu. Aku amat gembira men- nang dan bahagia, banyak peng- dengar kekalahan Duryadana ikut yang mengitari seorang yang congkak dan pendosa itu. penguasa. Tetapi pada saat su- Kanda Prabhu selalu ngomong sah dan jatuh, semua meninggal- dharma di hadapanku. Dharma kan seperti contoh keadaan Du- mana yang mengatakan bahwa ryadana diikat, disiksa dan dihu- manusia durjana dan pendosa dalam seperti Duryadana, yang mera- kesendiriannya. Oleh karena itu, cun aku dan membuang ke Su- peringatkan oleh Nitisastra, membakar kita di Jatughrha, te- yang memberi tuntunan ajaran tapi tatkala susah dan hampir untuk memilih pembantu yang modar, tiba-tiba mesti ditolong setia dan satya, untuk selalu ?", demikian Bhimasena menja- mendampingi sang penguasa, wab perintah abangnya. (raja, pemerintah, pemimpin), "Benar juga kata adik Bhima baik di kala susah, mau-pun se- itu. Tetapi lain daripada itu, Du- dang dalam keadaan nikmat dan ryadana adalah keluarga kita. Duryadana darah dan reinkar- bahagia. nasi leluhur kita pula. Sehingga kesusahan dan kedukaannya, juga merupakan kesusahan dan kedukaan kita pula. Oleh karena itu bantulah dan bebaskanlah saudara kita secepatnya," tam- bah Yudhisthira. kan itu, memang benar. Tetapi permusuhan itu adalah permu- suhan di antara kita dengan Du- ryadana. Sedangkan perto- longan yang patut kita berikan adalah untuk menyelamatkan martabat dan kewibawaan trah Yudhisthira menjawab adik- adiknya, sehingga Bhimasena dan Arjuna, patuh akan perintah abangnya, segera mengumpul- kan sisa-sisa bala tentera Kau- rawa, terus memimpin untuk menghadapi tentara Gandarwa yang dipimpin oleh Chitrasena. Melihat situasi yang seperti itu, Chitrasena tidak ingin ben- trok dan berhadapan dengan pi- hak Pandawa. Setelah bertemu muka dengan Bhimasena dan Arjuna, Chitrasena berterus ter- Bali Post/NOS ang kepada Bhimasena dan Ar- juna, pada dasarnya dia hanya ingin memberi pelajaran kepada Duryadana, yang sombong, Egoistis, durhaka, dan pendosa pada Draupadi Dewi itu, bukan ngan Chitrasena, ketimbang di- itu, agar jera. Penghinaan ke- hanya bagi dia saja, tetapi itu su- tolong dan dibebaskan oleh Bhi- dah merupakan penghinaan ke- masena dan Arjuna, manusia Kanana agar bisa diterima sebagai pega- nah jadi pramuniaga. Kepada karyawan di sana. Aku tak mau kang. Lehernya kukuh. Ia lelaki suka berterus terang menyata- bagi seorang pemimpin telah di- ngai pada masa remaja, yang pada kaum wanita dan ibu pada yang paling kubenci di dunia "Di tempatku memang tak mengenal main sogok-sogokan, tapi entah mengapa, rata-rata calon karyawan akhirnya nyo- gok," ujar Joko. "Ternyata ijazah sarjana dan kecerdasan tak cukup ya?" gu- mam Rukmini. Wanita kurus itu akhirnya menyerahkan uang yang di- minta Joko. Ia sangat percaya Joko karena sejak di SMA me- reka bersahabat dan saling bantu. Ketika kuliah mereka satu kelompok diskusi dan se- ring membuat makalah bersama-sama. Namun nasib Joko lebih baik. Ia mendapat pekerjaan lebih dulu, sementara Rukmini harus menanggung aib sangat besar: ia terjebak rayuan lelaki. Ia men- cintai lelaki yang sudah beristri. Hubungan itu mungkin bisa se- lesai kalau saja Rukmini tahu le- bih awal. Ia baru tahu ketika su- dah hamil tiga bulan. Dan bagai- mana pun mereka harus kawin. Si lelaki kembali kepada istri- nya yang pertama. Dan Rukmini mencoba hidup sendiri. Ia men- coba meneruskan kuliah, kost, merawat anak dan bekerja apa saja yang bisa memberinya uang. Ia menjadi sales promotion obat- obatan dan furniture. Pekerjaan- nya berat, gajinya kecil. Ia per- ayah dan ibunya ia menyatakan akan bercerai tapi ia berharap bisa dibantu uang bulanan un- tuk hidup dan membesarkan anak. "Sampai saya punya pe- kerjaan tetap," pintanya. Dengan ijazah sarjana eko- nomi ia melamar di sebuah bank. Dan Joko bersedia membantu. Tabungan Rp 1 juta ia relakan buat uang sogokan. Tapi ter- nyata itu belum cukup. "Bos ternyata mengincar kamu Ruk," kata Joko gamang. "Tapi aku tak kenal dia. Lagi pula aku sudah punya anak, ti- dak cantik." "Waktu wawancara ia perhati- kan kamu dari balik kaca. Dan bos benar-benar naksir." "Apa di mana-mana bos harus begitu?" "Mana aku tahu. "Maksudku apa bosmu me- mang tipe lelaki yang suka me- manfaatkan kesempatan?" "Setahuku tidak." "Lalu apa yang ia harapkan dariku?" Joko terhenyak. "Kupikir kamu tahu apa yang kumaksud." "Aku bisa merabanya, tapi aku ingin detailnya." "Bos ingin mengajakmu kencan." "Aku tahu. Ia ingin tidur deng- Mas Alit (Raden Temenggung Wiroguno I) Bupati Banyuwangi yang Pertama (6) Oleh Sri Adi Oetomo 3. Mas Dalem Wiroguno menurunkan seorang putra, yakni Mas Bagus Dalem Wi- roguno yang juga disebut Mas Bagus Puri. 4. Mas Bagus Dalem Wiro- guno menurunkan enam orang putra dan putri, ialah: Mas Suratman, Mas Ayu Na- wangsasi (MA Nawangsurya), Mas Alit, Mas Talib (Mas Sa- nget), Mas Ayu Rahinten dan Mas Ayu Patih. Mas Bagus Dalem Wiro- guno (Mas Bagus Puri) dalam perkawinannya dengan salah seorang selir dari Dewa Pakis (Badung, Bali) memperoleh ke- turunan seorang putra ber- nama Kimas Rempek (Mas Pambek), akhirnya dikenal de- ngan sebutan Pangeran Jaga- pati (Adipati Bayu). Berdasarkan garis ketu- runan tersebut, Mas Alit da- lam tubuhnya mengalir darah pejuang ulung, karena ia ter- masuk salah seorang cicit Kan- jeng Sinuhun Tawang Alun yang terkenal sangat sakti dan berwatak alim. Di samping itu Sunan Blambangan ini juga terkenal gigih dalam per- juangan untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, ter- utama tidak sudi berkompromi dengan Kompeni Belanda (baca: penjajah), sehingga wa- jar jika disebut sebagai pende- kar Blambangan. Mas Alit se- bagai cicitnya ternyata telah Kini mewarisi semangat juang yang tinggi dari leluhurnya itu. De- ngan demikian tidak mustahil jika Mas Alit menjadi seorang tokoh pejuang yang selalu di- perhitungkan, terutama oleh Kompeni Belanda. Di masa anak-anak, Mas Alit dalam kehidupannya se- lalu dicekam oleh situasi pepe- rangan yang tidak henti- hentinya. Hal itu menyebab- kan ia tidak sempat menikmati masa anak-anak yang penuh kemanjaan dan kebahagiaan, namun hal itu ternyata tidak mengurangi gairah semangat juangnya, bahkan menjadi suatu penggemblengan mental dan pendadaran jasmani yang kuat. Sebagai putra bangsa- wan tinggi, Mas Alit harus me- nekuni pendidikan agama, adab dan kebudayaan. Demi- kian pula ia harus rajin mem- pelajari ilmu bela diri dan olah keprajuritan. Ayahnya Mas Bagus Dalem Wiroguno (Mas Puri) sendiri telah mengajar- kan ilmu kanoragan serta jaya kawijayan (kekebalan) dan lain-lain kepada putra ter- sayang. Pendidikan yang dite- rima dari orang tua, meman- tapkan pikiran Mas Alit untuk mencapai cita-citanya. Bakat- nya sebagai seorang pemimpin dan penegak keadilan sudah tampak sejak masa kanak- kanak. Keluarga Mas Bagus Dalem Wiroguno juga tidak luput di- landa kecemasan akibat pepe- Hunian Untuk Dijual jadi gundik." "Aku memang sempat dipang- gil masalah ini. Katanya, ia ha- nya ingin kencan sekali saja denganmu." "Apa jaminannya hanya sekali?" "Ah, aku tak tahu. Kurasa kau bisa membicarakannya nanti de- ngan bos." "Baik, tawarannya." aku terima Joko terhenyak. Ia tak percaya kalimat Rukmini. Setahunya Rukmini wanita bersih. Sayang ia tergelincir ke dalam reng- kuhan nasib buruk. "Katakan pada bosmu aku ter- ima ajakannya. Suruh dia jem- put aku di Pantai Sanur, dekat Beach Market. Kutunggu dia be- sok pukul tujuh malam. Aku ingin masalah ini cepat selesai." "Kau serius Ruk?" "Memangnya kenapa?" "Kupikir kau tak usah mela- deninya. Ini akan menjadi seja- rah hidupmu yang buruk." "Hidupku sudah sangat buruk Jok. Biarkan aku terus melakoninya." "Tapi yang ini jangan. Kau akan semakin terjerembab." "Anakku perlu makan Jok. Ini awal dari kepastian. Pokoknya sampaikan pada bosmu tentang kencan besok malam. Jangan rangan. Kendati demikian ke- luarga ini perikehidupan me- reka tampak serasi dan diliputi kasih sayang sesama- nya. Di samping Mas Su- ratman, Mas Ayu Nawangsasi sebagai saudara tua sangat menyayangi adik-adiknya, ter- utama Mas Alit. Demikian se- baliknya, Mas Alit juga selalu menghormati kakak perempu- annya itu. Mas Ayu Nawang- sasi sebagai kakak perempuan tertua, besar sekali peranan- nya dalam mengasuh adik- adiknya. Kehidupan mereka rukun sekali, seakan-akan ti- dak mungkin dipisahkan satu sama yang lain. Di samping otaknya cerdas, Mas Alit sangat tekun mempe- lajari agama, kebudayaan, ilmu bela diri, keprajuritan dan lain-lain. Itulah sebabnya ia tampak menonjol jika diban- ding dengan rekan-rekan se- perguruannya. Dalam hal ini menyebabkan Mas Alit selalu disegani oleh segenap kawan- nya. Mas Alit juga ternyata bersifat pendiam, lagi pula te- lah mewarisi watak alim lelu- hurnya, sehingga cukup berwi- bawa dalam pergaulan sehari- hari. Kelebihan-kelebihan sifat Mas Alit mengundang perhatian orang-orang di seki- tarnya. Banyak orang yang mengatakan bahwa kelak Mas Alit akan menjadi seorang pe- mimpin yang selalu disegani dan dipatuhi perintahnya oleh seluruh anak buah. Hal itu ter- PALAMAS residence PALMMAS RESIDENCE mertasori denpasar "Di sini?" Rukmini meman- dang lelaki itu. Matanya bagus. Tajam, bercahaya. Rambutnya berombak sedikit di bagian bela- beruntung. Masih muda. Umur- nya pasti belum 40, tapi sudah kaya. Kelihatannya ia lelaki se- derhana. Mobilnya saja Toyota DX tahun 1982. Atau ia berpura- pura sederhana kalau mengha- dapi cewek biar pasangan kenc- annya tak terlampau menuntut duit? "Memangnya kenapa?" "Bapak tidak takut?" "Takut sama siapa? Takut sama hansip? Apa hak mereka mencampuri urusan pribadi kita?" Laki-laki itu tertawa. Lalu ia menstarter mobilnya, melaju ke barat. "Kamu tinggal di mana?" "Di Jalan Teuku Umar." "Kita ke sana saja. "Jangan Pak, jangan!" "Kenapa?" "Tetangga bisa ribut. Saya mo- hon jangan." Lelaki itu tertawa. Mobilnya terus melaju ke Teuku Umar. Rukmini deg, deg, plas. "Nomor berapa rumahmu?" "Jangan Pak, saya mohon jangan!" "Tapi katakan dulu nomor ber- apa rumahmu. Jangan berbo- hong. Saya punya file-mu." "Dua enam" Mobil itu berhenti di depan ru- mah nomor tiga puluh. nyata menjadi kenyataan. Pada tahun 1773 1782, Mas Alit berhasil menduduki ja- batan tertinggi di bumi Blam- bangan. Cicit Kanjeng Sinu- hun Tawang Alun itu merupa- kan Bupati yang pertama dengan gelar Raden Tumeng- gung Wiroguno I. Demikian pula Bupati Banyuwangi ini sampai dengan mangkatnya pada tahun 1782, tetap dise- gani oleh seluruh rakyat, bah- kan oleh kawan dan lawannya, terutama para Opsir serdadu VOC. Menjadi Penghuni Kraton PADA tahun 1736, raja Blambangan Prabu Danureja mangkat. Sebagai pengganti- nya adalah putra mahkota Mas Nuweng yang belum dewasa. Hal itu menyebabkan Gusti Dewa Agung Mengwi bertin- dak sebagai wali raja Blam- bangan. Setelah sembilan ta- hun menjadi raja, putra mah- kota merasa cukup mampu untuk mengemudikan peme- rintahan. Mas Nuweng berge- lar Prabu Danuningrat yang juga disebut Prabu Mangku- ningrat. Di samping itu raja ini juga sering digelari Pangeran Prabu, bahkan juga disebut Pangeran Jingga. Sebenarnya, adiknya Pangeran Agung Wilis (Mas Sirna atau Sirnadariya kemenakan Cokorde Mengwi alur dari permaisuri) diangkat oleh Gusti Dewa Agung Mengwi sebagai Patih Blambangan. Kekuasaan Bali tertanam di kerajaan Blambangan sejak Pangeran Purba (Prabu Danu- reja) dinobatkan oleh Bali se- bagai raja di kerajaan ini. Di samping menobatkan Mas Nu- weng dan Mas Sirna sebagai raja dan patih Blambangan, Bali juga mengangkat Rangga Satata sebagai manggala yuda di Blambangan dengan mak- sud untuk mengawasi jalan- nya pemerintahan yang dike- mudikan oleh Prabu Danu- Rukmini memandang ke depan. Jalan Teuku Umar sa- ngat ramai. Beberapa mobil ber- henti di pinggir jalan, di depan restoran ayam goreng. "Besok kamu menghadap ke- pala bagian personalia di kantor. Sudah saya perintahkan apa yang mesti kamu kerjakan mulai besok." Direktur bank itu merogoh kantongnya, mengeluarkan se- lembar cek. "Uangmu satu juta yang kamu titip lewat Joko un- tuk biaya administrasi. Kamu terima kembali buat anakmu." Rukmini menerimanya de- ngan tangan gemetar. "Terima kasih Pak." "Sekarang kamu boleh pu- lang. Temui anakmu." Mobil itu melaju ke barat. Rukmini kembali pulang. Tak ada kencan, tak ada peristiwa ti- dur dengan direktur bank. "Hidup ini memang suka gan- jil," katanya dalam hati ketika mengusap kepala anaknya di pembaringan. Denpasar, Desember 1992 ningrat. Pada tahun 1745, Prabu Danuningrat memper- sunting Mas Ayu Nawangsasi sebagai permaisuri. Pada waktu Mas Ayu diboyong ke is- tana Lateng (dekat Rogo- jampi), adiknya Mas alit dan Mas Talib juga ikut serta ka- kak perempuannya. Mulai saat itulah Mas Alit menjadi penghuni kraton dan hidup bersama keluarga Prabu Danuningrat. Selama menjadi penghuni kraton, Mas Alit tidak tengge- lam dalam kemewahan istana dan tidak suka berdiam diri. Mas Alit selalu memanfaatkan waktu untuk belajar dan me- nambah berbagai ilmu peng- etahuan. Di samping ilmu yang telah dimiliki, Mas Alit mulai tertarik untuk mempelajari ilmu ketataprajaan, adminis- trasi dan perekonomian. Me- nurut Mas Alit, menguasai ber- bagai ilmu pengetahuan pasti akan berguna dalam hidupnya kelak. Putra Mas Bagus Dalem Wiroguno bersama adiknya Mas Talib juga sempat mem- perdalam ilmu kerohanian. Sejak tahun 1745, pemerin- tahan yang dikemudikan Prabu Danuningrat ternyata tidak stabil, bahkan sering di- landa persengketaan ke- luarga, sehingga menjadi kacau-balau. Hal itu disebab- kan kebijaksanaan raja yang ingin bebas dari pengaruh Bali, juga terjadi pertentangan pendapat dengan adiknya Pa- ngeran Agung Wilis dalam menghadapi pengaruh Kom- peni Belanda. Raja Blam- bangan tidak suka campur ta- ngan Bali dalam Pemerintah- nya, bahkan Prabu bermaksud Danuningrat menghapus segala ketetapan Bali di Blambangan. Sayang sekali, raja berpendapat lebih baik bekerja sama dengan Kompeni Belanda daripada Pe- merintahnya dipengaruhi dan dikuasai oleh raja Bali. Rupanya Kanana, pengawal Duryadana, tergolong seorang pengawal yang satya. Apa pun permasalahannya, sebagai seo- rang pengawal yang satya swad harma, dia tetap patut bertang- gung jawab kepada keselamatan Duryadana. Walaupun dia ikut lari setelah tentara Kaurawa diporak poran- dakan oleh bala tentara Gan- darwa, tetapi dalam pelariannya itu, dia selalu memikirkan be- tapa usaha yang patut ditempuh, untuk menyelamatkan Durya- dana yang telah ditawan oleh Raja Chitrasena. Dalam pelari- annya itu, sampailah Kanana ke pondok para Pandhawa, yang berlokasi lebih ke tengah lagi. Dari lokasi pertempuran antara bala tentara Kaurawa dengan bala tentara Gandarwa. Kanana terus menghadap Yudhisthira, menyampaikan keadaan Durya- "Maafkan saya kanda Prabhu, apa yang kanda Prabhu katakan selaras dengan ajaran dharma memang benar. Seperti kata kanda Bhima, saya tidak bisa menerima. Masih terbayang di depan mata saya, betapa per- ilaku manusia durhaka itu, tat- kala Dussasana menyeret ram- but Draupadi di depan persi- dangan? Tetapi kini seteru kita, walau ini," demikian gumamnya pada umumnya di bhuwana ini. Sekarang kalau pihak Pan- suatu pagi setelah kembali di Is- Duryadana, Chitrasena pun ngungan dan sifat keras kepala- dhawa ingin akan membebaskan tana Hastinapura. Dalam kebi- mengizinkan. Atas perintahnya, nya itu, tiba-tiba Duryadana me- Duryadana kemudian dibebas- manggil Kanana agar datang di kan dari belenggu ikatannya. ruang sewaka. Karena ulahnya Duryadana pun bebas. Chitra- itu, yang seharusnya mendapat- sena segera kembali ke kemah- kan anugrah dan naik pangkat nya. Sedangkan Bhimasena dan karena keberhasilannya membe- Arjuna segera kembali ke pon- baskan Duryadana, alih-alih se- dok pengasingannya. Bala ten- telah Duryadana berpidato pan- tera Kaurawa terus menunggu jang lebar yang bernada menya- Duryadana, dalam kesedihan lahkan Kanana, dia kemudian dan kehinaan. Kemudian Sa- ditantang untuk berduel dan di- kuni, Dussasana, Karna, dan suruh memilih salah satu sen- pengikutnya yang lain segera ke- jata. Kanana menyadari kedudu- luar dari persembunyiannya, kannya, ketimbang mati konyol, dia mengambil pedang dan terus dan mendapatkan Duryadana. Kalau disimak dan dikaji, Du- berduel dengan Duryadana. Ke- ryadana menjadi bebas adalah timbang mati konyol, lebih baik berkat usaha Kanana, sang mati sebagai ksatrya pengawal, pengawal. Walau-pun meminta dalam duel secara ksatrya. Toh bantuan kepada musuh, dan kalau tidak melawan akan dibu- orang-orang yang amat dibenci nuh juga oleh Duryadana yang oleh Duryadana. Tetapi bagi Ka- gelap mata dan keras kepala itu. nana, sang pengawal, semuanya Tidak melawan pun akan mati, lamatan Duryadana, yang men- juga. Bak makan buah simala- itu dikesampingkan dulu. Kese- melawan pun tetap akan mati jadi tanggung jawabnya, adalah di atas segala-galanya. Tetapi usaha Kanana ini menjadikan Duryadana tersinggung dan sa- (Ngurah Oka Supartha) kit hati. "Lebih baik mati di ta- hatian cukup penting, terutama Masih ada lagi sejumlah cer- tentu saja bagi mereka yang ber- pen yang menyajikan kemu- ada di "wilayah sastra" dan pe- rungan orang-orang kecil dari nikmat karya-karya sastra. Ka- nama-nama pengarang semisal renanya, Kompas merasa perlu Jujur Prananto (Nurjanah), Ah- memanggil Subagio Sastrowar- mad Tohari (Mata yang Enak Di- doyo untuk menjadi "pengantar" pandang), Hudri Hamdi (Petaka untuk memberikan Kado Isti- Kampar) dan lain-lainnya. mewa kepada masyarakat. Di Suatu realitas yang terjadi di se- akhir pengantarnya, Subagio keliling kita, dan ketika para oma berkata, "Pengarang-pengarang pengarang dalam Kado Istimewa red cerpen di dalam buku ini berpi- ini kembali menyajikannya, kita hak pada kaum yang tersisih dan tidak terlalu terperanjat, me- terabaikan, kepada para under- lainkan akrab. Paling yang da- dog. Secara psikologis sikap de- pat kita terima dari buku kum- mikian sehat dan secara moral pulan cerpen ini adalah sema- terpuji...." (hal.8). cam peringatan hubungan nilai kemanusiaan. kata kanda Prabhu, yang dalam pun masih saudara kita, seperti keadaan celaka, tiba-tiba mesti ditolong untuk keselamatan nya," kata Arjuna mendukung opini Bhimasena. "Apa yang adik Arjuna kata- RESENSI BUKU Kado dari sebuah Koran Harian Kompas, Kado Istimewa Cerpen Pilihan Kom- pas 1992 (Harian Kompas, Jakarta: 1992) ix + 158 ha laman. Harga Rp 4.000 BU KUSTIYAH bertekad bulat menghadiri resepsi perni- kahan putra Pak Hargi. Tidak bisa tidak. Apa pun hambatan- nya. Berapa pun biayanya. Ini sudah jadi niatannya sejak lama. Bahwa suatu saat nanti, kalau Pak Gi mantu ataupun ngunduh mantu, Bu Kustiyah akan da- tang untuk mengucapkan selamat. Kutipan di atas adalah sebuah cerpen yang berjudul Kado Isti- mewa karya Jujur Prananto yang pernah dimuat di harian Kompas (20 Oktober 1991). Cer- pen yang sama ini dijumpai pula WTS (Sambungan Hal. 1) sering mencari mangsa anak- anak kecil. Namun selama ini ti- dak ada laporan korban, maka hanya perkara dengan HM yang disidangkan," kata jaksa. Sidang asusila ini mendapat perhatian pengunjung, namun mereka sempat kecewa lantaran sidang tertutup untuk umum. Dalam sidang pertama yang di- pimpin Hakim Armen Lubis, S.H. hanya memeriksa kete- rangan saksi korban dan kedua orangtua HM. Sidang ditunda sepekan un- tuk mendengar keterangan dari terdakwa sekaligus tuntutan yang diajukan oleh jaksa. (E) KADO ISTIMEWA Cerpen Pilihan KOMPIS 1992 massa *** REALITAS Kado Istimewa adalah realitas orang kecil. Hampir semua cerpen yang ter- angkum dalam buku ini berbi- cara soal itu. Irama hidup me- reka tak lain adalah musik- musik "sember, fals. Dalam realitas sosial, mereka adalah pihak-pihak yang dekat dengan kemalangan. Kado Istimewa sendiri, misalnya, yang menjadi terbaik dari cerpen-cerpen yang termuat dalam buku kumpulan cerpen ini, tak jauh dari ke- nyataan itu. Meskipun Bu Kus- tiyah akhirnya berhasil menya- lami Pak Gi-nya, atasannya zaman perjuangan dulu, namun orang yang dihormatinya itu sama sekali tak memberi arti ke- pada Bu Kustiyah. Bahkan kado istimewanya yang diberikan ke- pada keluarga Pak Gi, bernasib sial, dibuang! kama, dimakan ayah mati, tidak dimakan pun ibu mati. Karena Duryadana bukanlah tandingan Kanana bermain pedang. Kado Istimewa ini diakhiri de- ngan kata Penutup dari Nirwan Dewanto. Pemuda yang menjadi pembicara kunci dalam Kongres Kebudayaan 1991 lalu ini meni- lai, kelima belas cerpen terbaik Kompas 1991 adalah realisme. Pertama-tama, realisme yang menyajikan dunia nyata. Seperti halnya ilmuwan dan wartawan, pengarang juga menghadapi se- jumlah fakta. Kecermatan dan ketepatan adalah penting. Soal kemudian adalah, bagaimana fakta-fakta tersebut diamati (hal. 145). Lebih lanjut terhadap sejumlah cerpen yang tergabung dalam buku ini, Nirwan menilai, mereka tidak selalu menderita: kadang-kadang hidup ini juga penuh warna. Mereka berada da- lam konflik, sekalipun konflik itu tidak selalu terang-terangan.- Menarik, bahwa mereka nam- pak polos dan lugu itu, secara ti- dak langsung mencerminkan ke- tidakberesan dalam masyarakat kita (hal. 146). *** dalam buku Kado Istimewa Cer- pen Pilihan Kompas 1992, bah- kan menjadi "maskot" di antara 15 cerpen yang dimuat dalam Kado Istimewa. Masih dekat dengan kema- Harian Kompas barangkali langan adalah sebuah cerpen bukan satu-satunya media Putu Wijaya Sket. Menggambar- yang membukukan kan dua bocah dari dunia yang karya-karya fiksi semacam cer- berbeda, Tony anak orang kaya, pen ini. Tetapi sebagai harian sementara Udin anak seorang terkemuka di negeri ini, "peris- gembel. Tak sengaja Udin me- setidaknya, telah memberi sum- tiwa budaya" yang dilakukan- nonjok Tony, kepala anak orang bangan kepada khazanah kesu- nya, yakni dengan membukukan kaya itu berdarah. Tetapi Tony sastraan Indonesia yang konon sejumlah cerpen pilihan yang malah tertawa. Yang tak terima dikatakan terpencil itu. Inilah pernah dimuat di harian yang adalah mama si Tony. Kesudah- kado dari sebuah koran terke- bersangkutan ke dalam Kado annya, Udin diinterogasi hansip muka di republik ini. Kado Bu- Istimewa-nya ini, mendapat per- kampung. daya! (I Wayan Suardika). TERBITNYA Kado Istimewa, PELUANG INVESTASI TERBAIK NUSA DUA PALAMAS UDAYANA UNIVERSITY ULUWATU residence BENOA HARBOUR NGURAH RAI AIR PORT BALI HYATT KERTA PETASIKAN KUTA BEACH Cok Sawitri ADUH MEME mulih mangkin tiang mul lawas luas merasé sawa tulung, ampakang korine baang tiang ngeling mag aduh meme! merasé bék tangkahe sajé kéto sing adé langit yakti kéntén tusing adés bees liu ingetang bees liu ané kekenéhan sampunang sélsélange merasé bakat i bulan buke lutung kesemaran ilang kenéh ilang pangu Sang Pangera dan Bunga Mawarny Percikan permenungan d dialog dan pentas Monolo Lovina TERINGAT anaknya, rang ibu meneteskan air m Tak ada bau mesiu Bosnia. ada gigitan kelaparan Som mematikan yang sec perlahan-lahan. Yang ada, h busan lembut angin garam d lah nyanyian kodok serta k diran beberapa orang dalam sana sangat apresiatif di ma Teater Manggala, Singaraja. Air mata menetes, sebab itu merasa diingatkan; Apa y telah ia berikan terhadap a nya? Usai menyaksikan pe Monolog oleh Nyoman Su arahan sutradara Abu Ba memainkan naskah: The When I Met The Prince, kary nulis Singapura Kou Po Kun mentasan yang mengajak berpaling sejenak dari per tasan dengan panggung yan bih besar, yang telah meng lebih banyak lagi air mata, kan darah dari saudara-sau kita, manusia. *** "Bapak-bapak, ibu-ibu s lian, inilah Magic Pil anti begitulah sang tokoh d Monolog tersebut memprom kan dagangannya yang k dapat mengatasi terbuan waktu manusia untuk akti "sekitar" minum. Sementa Cakil dari S S "BIANG keserakahan agar segera bergegas ke w les Dickens, praktisi iklan "Iklan adalah senjata a ngar dan pembaca iklan te sebut didengar dan dibaca ulang, tentu iklan tersebut Anehnya masih banyak tersebut sehingga banyak reka terkena penyakit ring pilek dan demam, maka m atau apotik untuk mend tersebut. Adalah seorang ibu, teta batuk, menyuruh suaminy obat. Akan tetapi setiba c obat ini? Apa Bapak tak pe obat batuk yang disukai a dan..." Padahal obat yang tergolong obat keras yang Pada malam itu pula s agak heran, kenapa ia har tuk untuk anaknya padaha pulosari, saga manis dan t pur dan dihaluskan kemud diminumkan, campurlah d untuk menghilangkan batu Mungkin saja si ibu itu nyatanya ia merasa lega k dur dengan nyenyak tanpa "Pinjam dong pak resep saya memberinya sebuah berbagai Penyakit Bayi da disional" karangan Prof. D "Hati-hati dong, Bu. Ja saya. Rupanya tidak hanya ib banyak ibu-ibu yang lain. yang ditawarkan setiap ik waian para penulis iklan ( komunikatif sesuai der Kalau kita amati iklan ya tak dan elektronik, maka r saran (marketing mix) da yang untuk ditayangkan d mat oleh praktisi iklan terse lih juru pesan (Presenter), Misalnya iklan yang mena makernya bayi yang mont target audience akan seca agar bayinya semontok ba Iklan memang menjanji but juga tersimpan banyak salah satu dari tata krama kan iklan yang jujur. Bahk karena sikap masyarakat kan hal-hal yang semakin yang telah dikemas darip makanan yang belum jadi modern misalnya buah-b benda modern bisa menin Adalah Sheila Rossal 1981 dengan berat badan karena menderita total al benda-benda modern sep buah-buahan dalam kaler perti itu yakni menyukai ba bernasib seperti Sheila Ro BALI BEACH CIVIC CENTRE SHOPING CENTRE PALM PUTRI-155 m² Karisma rancang bangun untuk Anda. Sebuah pusat hunian "TOWN HOUSE " yang strategis. Dengan konsep semi- culdesac, dimana setiap huniannya dirancang untuk 2 lantai dengan sentuhan design khusus. Hanya 12 unit yang dapat Anda pilih sendiri dan wujudkan hunian rumah modern yang sesuai dengan citra pribadi An- da seperti halnya karya " PALMMAS RESIDENCE" A.R.T.E.K.A Hubungi kantor pemasaran Kami : PT ARTEKA REALTY DEVELOPMENT Divisi Housing Estate Jalan Raya Puputan No. 90 Denpasar Telp. 34660, 36953 - Fax. 36954 DIDUKUNG OLEH FASILITAS KPR KARYA RANCANG BANGUN ARTEKA KARYA RANCANG BANGUN ARTEKA KARYA RANCANG BANGUN ARTEKA KARYA RANCANG BANGUN ARTEKA KARYA RANCANG BANGUN ARTEKA KARYA RANCANG BANGUN ARTEKA KARYA RANCANG BANGUN ARTEKA KARYA RANCANG BANGUN C77 I Waya Color Rendition Chart
