Tipe: Koran
Tanggal: 1997-03-02
Halaman: 05
Konten
2 Maret 1997 Minggu Umanis, 2 Maret 1997 Anak utu Wiadnyana uta, 27 Februari 990 elas ISD N 11 uta Badung .Raya Kuta 101 Ablanbase uta Badung ca buku dan enggambar ayan Gatot merta ban, Feb. 1985 as IV SD 1 an, Badung Karisma 4 donganan dung pak bola dan rkebun. KUPON Sanggar Pos Anak wi R an Kenanga 17 pasar Gd. Ag. Krisna payana Chun Gadung No. 28A pasar Timur Ketut Wilmayani A SD Santo onius Ampenan Majapahit 9 bok Barat -anak TK dan Redaksi Ball UPON Ja amba PSR XIII Berakhir SLTPN 6 dan SMUN 1 Juara Umum PEKAN Seni Remaja (PSR) XIII yang berlangsung 27 Januari - 27 Februari berjalan lancar dan sukses. Dari 12 jenis lomba yang digelar meliputi kesenian tradisional dan non-tradisional, peserta yang terlibat meningkat 60 persen dibanding tahun sebelumnya. Di antaranya, cabang mesatwa Bali naik 30%, pidato bahasa Bali 70%, busana ke pura 45%, busana ke undangan 40%, pop daerah 100%, keroncong 30 %, poster 45 %, dan baca puisi 90%. Demikian kesimpulan pidato laporan Ketua Panitia, I Wayan Sudiarta pada up- acara penutupan PSR XIII, Kamis (27/ 2), di gedung Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar. Kendati secara umum PSR XIII men- galami peningkatan, Sudiarta mengakui masih banyak terjadi kekurangan yang perlu mendapat perhatian. Pihak panitia akan menampung kritik yang disampai- kan masyarakat, sebagai bahan evaluasi untuk berbenah diri. "Saya harap masyarakat sadar, manusia itu tidak sem- purna. PSR milik bersama, mari bersa- ma-sama memperbaiki kekurangan yang masih ada," katanya. Menurut Kabag Sosial Pemda Kodya Denpasar ini, saran dan kritik yang ma- suk ke panitia sudah diinventarisasi se- bagai bahan kajian untuk tahun depan (PSR XIV). Ia mengaku tidak tersinggung dan menerima baik atas masukan-masu- kan tersebut. Sudiarta menyebut empat permasalahan penting yang harus diba- has, sebagai hasil evaluasi pelaksanaan PSR XIII. Pertama, naskah perlu dise- suaikan dengan kemampuan peserta dan agar tiap tahu tidak itu-itu saja. Kedua, mengingat jumlah peserta membludak, ada beberapa jadwal PSR XIII yang men- galami pergeseran. Ketiga, penentuan juara umum yang selama ini meng- gunakan nilai terasa lemah. Tahun depan jika memungkinkan akan dihitung ber- dasarkan perolehan medali emas. Keem- pat, khusus untuk lomba drama modern yang menggunakan Wantilan perlu dicari jalan keluar agar lebih memadai. "Semua itu akan kami kaji, dan saya berjanji akan mengatasinya tahun depan," tambahnya. Drama Di tingkat SMA, total cabang lomba yang diselenggarakan sama dengan tahun lalu yang memperebutkan 18 medali emas. Sistem penilaian menggunakan skor ini merupakan sistem klasik, yang cenderung kurang kompetitif untuk meraih yang terbaik. Sebab tanpa perlu juara pertama pun, asal mendominasi jua- ra kedua dan ketiga, sebuah tim dapat menjadi juara. Persaingan SMUN 1 dan SMUN 3 merebut juara umum, memang sudah berlangsung sejak minggu pertama. Bah- kan, sebelum kompetisi drama modern (cabang terakhir), SMUN 3 sempat ung- gul lima poin. SMUN 1 tampaknya yakin tambang emas yang sediakan lomba dra- ma modern akan mendongkrak perole- han medali. Apalagi gugatan SMUN 1 agar beleganjur memberi tiga medali lebar langkahnya menuju tempat teratas. emas dipenuhi panitia, makin membuka Benar adanya, tambang emas yang menentukan siapa juara PSR kali ini ad- alah cabang drama modern yang menye- diakan emas terbanyak, 4 emas (pemen- tasan, sutradara, pemain pria dan pemain wanita terbaik). Berkat "Kisah Cinta dan Lain-lain" serta "Orang Asing" pada pe- mentasan terakhir, SMUN 1 tampil se- bagai juara. Teater Angin SMUN 1 ber- hasil menyabet 2 emas masing-masing kategori pementasan terbaik (Kisah Cin- ta DII.) dan penyutradaraan terbaik (Or- ang Asing). Tiga perak disumbangkan lagi lewat pemeran pria (Budiasa), penyutradaraan (Imam Wahyudi), dan pe- meran putri (Rahayu Ujianti). Teater An- gin juga menyabet dua perunggu dari kat- egori pementasan dan pemeran pria. SMUN 3 merebut satu emas kategori pe- meran pria (Heru WB) terbaik, satu per- ak (pementasan) dan satu perunggu (penyutradaraan). Sedangkan SMUN 7 kebagian emas untuk aktris terbaik (Mirah A), dan satu perunggu (pemeran pria). SMUN 4. hanya memperoleh satu perunggu (pe- meran wanita) yang disumbang- kan Kus Winday- ani. SLTP 6 Juara Pada tingkat SLTPN, sampai minggu keempat SLTPN 6 unggul ti- pis (1 poin) dari ri- val beratnya SLT- PN 1. Namun keadaan itu tidak bertahan lama keti- ka SLTP 1 berhasil merebut perak dari cabang grup vokal, mengungguli SLT- PN 3. Prediksi SLT- PN 1 akan berhasil merebut gelar jua- ra umum amat jelas. Di samping lantaran nilai SLTPN 1 dan SLTPN 6 sudah sulit dikejar sekolah lain, pada final cabang pop daerah yang tersisa SLTP 6 sama sekali tak menem- patkan pesertanya sebagai finalis. Posisi SLTPN 1 di puncak klasemen makin mantap walau hanya merebut perunggu dari cabang pop daerah putri. SLTPN 1 saat itu bersorak sorai manakala grup vokalnya gemilang menyumbangkan nilai tiga, untuk memu- pus harapan SLTPN 6 di posisi puncak. Namun sayang, gelar juara umum yang mereka impikan harus lepas ke tangan SLTPN 6 juga. Tragisnya, kegembiraan SLTPN 1 be- rakhir beberapa jam sebelum acara penu- tupan PSR XIII berlangsung. Pasalnya? Pada Kamis (27/2) siang, dari hasil rapat panitia "gugatan" SLTP 6 dan SMUN 1 yang merasa dirugikan pada cabang ba- leganjur diterima panitia. Kedua sekolah ini yang berhasil merebut emas balegan- jur merasa tidak puas dengan kebijakan panitia yang "memberikan" satu medali emas. Padahal pada kriteria yang dikirim ke sekolah-sekolah dan diperkuat pada pertemuan teknik disepakati, cabang ba- leganjur akan memperebutkan tiga emas meliputi kategori tarian terbaik, tabuh ter- baik, dan pementasan terbaik. SLTPN 6 yang telah meraih satu emas dari cabang itu akhirnya mendapat "sun- tikan" emas lagi dari kategori tabuh ter- baik dan perunggu untuk tari terbaik. Se- dangkan SLTPN 1 sama sekali tak menda- pat tambahan nilai. Akibatnya, nilai SLT- PN 1 yang saat itu memimpin dengan skor 35, tertinggal dua poin dari SLTPN 6 yang punya nilai akhir 37. (jep) Urutan Perolehan Medali PSR XIII Tingkat SMA SMUN 1 Denpasar SMUN 3 Denpasar SMUN 7 Denpasar SMUN 5 Denpasar SMMN Denpasar SMUN 6 Denpasar SMUN 4 Denpasar Tingkat SLTP SLTPN 6 Denpasar SLTPN 1 Denpasar SLTPN 3 Denpasar SLTPN 9 Denpasar 10 8 4 Emas Perak Perunggu Nilai 6 7 67 60 8 0 21 0 11 1 1 1 1 1 1 22000 831800 Emas Perak Perunggu Nilai 30 25422 3345TOTO0 ZB6279653 3 4 4 2 21 SLTPN 2 Denpasar 2 0 1 11 SLTP Dwijendra 0 3 SLTP PGRI 11 Badung 1 0 1 SLTPN 4 Denpasar 1 0 SLTPN 10 Denpasar 0 1 Drama Modern dan Baleganjur PSR XIII Ecstasy, Politik dan "Tajen' Jatuh Semua Untuk bisa disebut sebuah pertunju- Bali Post KREASI Dari Temu Pecinta Sanggar Posrem Posrem perlu lebih "Hot" "SANGGAR Pos Remaja merupakan wadah alternatif untuk remaja yang dikoordinasikan Bali Post," papar redaktur Bali Post Minggu (BPM) dan pengasuh Sanggar Pos Remaja (Posrem) Martin, mengawali acara temu pe- cinta Sanggar Posrem, Minggu (23/2). Temu pecinta Posrem per- dana ini bertempat di Gedung Bali Post, berlangsung di tengah hujan lebat yang tidak putus-putus se- jak Sabtu (22/2) malam. Hujan lebat yang sebenarnya membuat enggan penduduk Denpasar untuk keluar rumah ini ternyata tidak menyurutkan niat sebagian anggo- ta Posrem untuk bertemu, seperti Nova Dahlia yang sudah hadir sebelum jam pertemuan. "Saya pikir nggak jadi," celoteh ringan Nova pada pengasuh waktu itu. Dinginnya kota Denpasar saat itu pun tidak membekukan ide-ide kreatif anggota yang had- ir. Terbukti, dari perte- muan perdana ini lahir ide- ide kreatif dan nge-pop misalnya menyelenggara- kan serangkaian kegiatan, di antaranya lomba menu- lis surat cinta, lomba mod- elling, work shop teater dan puisi, menonton film, membentuk grup teater, menyelenggarakan lomba- lomba olah raga misalnya catur, hingga lomba cover boy dan cover girl lewat kerja sama dengan koran pelajar Wiyata Mandala. Di samping itu ada usul untuk membuat kartu anggota pecinta Posrem sebagaimana diusulkan Nova Dahlia dari SMU PGRI 1 Denpasar. "Kalau bisa kartunya yang ngetren seperti kartu ATM," tambah Bayupathi menimpali usul Nova. Ada pula ide untuk mem- buat atribut-atribut yang menjadi ciri Posrem. "Atribut itu diusa- hakan yang nge-pop dan klop un- tuk remaja," usul Iswahyudi dari SMU 1 Denpasar. Pada kesempa- tan itu pula Iswahyudi menyam- paikan kritik untuk lebih mende- katkan Posrem dengan remaja. "Posrem dengan keterbatasan HOBI halaman seperti ini sudah cukup. Hanya kurang publikasi yang leb- ih hot. Lagi pula penggarapannya masih formal dan konfensional. Masih belum kloplah dengan re- maja,"-ulasnya. Karena itu, Iswahyudi berharap agar pe- nampilan Posrem pada masa men- datang dari segi isi dan wajahnya lebih meremaja. Menanggapi usul dan kritik tersebut, para pengasuh dan koor- dinator Posrem menampungnya. "Usul-usul ini akan kami tampung untuk sementara dan coba kita laksanakan. Hanya saja soal wa- jah Posrem, mungkin belum sepenuhnya dapat kami penuhi karena terbentur standardisasi di redaksi. Namun soal isi, kami akan coba," ujar Martin. Hal lain yang menjadi pertanyaan dalam pertemuan ini yakni soal AD/ART Sanggar Posrem. "Untuk mem- Pengurus Sangggar Pos Remaja : Iswahyudi gota pecinta Posrem tiap akhir bulan. Pertemuan itu selain se- bagai ajang tukar menukar infor- masi dan mempererat keakraban antar-pecinta Posrem atau antara pecinta Posrem dengan pengasuh, juga akan dicoba untuk dibarengi dengan beragam kegiatan pada saat pertemuan. Misalnya, temu artis atau idola, work shop sastra, dan sebagainya. Sebagai informa- si, kegiatan Posrem tidak terba- tas pelajar saja melainkan juga remaja umum yang tergabung dalam organisasi sekeha teruna. Satu agenda yang tidak kalah pentingnya adalah pemilihan pen- gurus Sanggar Posrem. Mulanya, sebagian peserta malu-malu untuk menjadi pengurus. Setelah diberi penjelasan akhirnya pengurus Sanggar Posrem untuk periode se- tahun ke depan (Februari 1997- Februari 1998) terbentuk. Jabatan Ketua Wakil : Bayu Santosa Budha Sekretaris : Nova Dahlia Juli Artika Bendahara AA Ngr Alit Indrawan Inten Indrawati buat semacam AD/ART sepertin- ya sulit untuk diwujudkan, kare- na keanggotaan pecinta Posrem ini sifatnya tidak mengikat. Ka- lau mereka suatu saat nanti ingin berhenti, ya silakan, kami tidak bisa melarang atau memberi sank- si. Bagaimana pun wadah ini si- fatnya sosial," papar pengasuh. Pengurus Makin lama temu pecinta Pos- rem ini makin menghangat. Ber- bagai ide dan kritik dilontarkan di sela-sela canda yang mengakrab- kan suasana. Ide dan kritik itu pun disaring dengan arif oleh pen- gasuh. Salah satunya akan dise- lenggarakan pertemuan rutin ang- ketua dipegang Iswahyudi (siswa SMUN 1 Den- pasar), Wakil Ketua Bayu Santosa Budha (maha- siswa Undiknas), Sekre- taris Nova Dahlia Juli Ar- tika Sembiring (siswi SMU PGRI 1 Denpasar), Bendahara Inten Indrawati (mahasiswi PSSRD) dan Alit Indrawan (siswa SLT- PN 8 Denpasar). Untuk pengurus, para pengasuh berpesan, "Keg- iatan Posrem selalu berpi- jak pada hobi anggotanya. Misalnya, sampai saat ini dari bio- data anggota, ternyata hobi mem- baca, koresponden dan olah raga mendominasi. Di samping hobi teater, filateli, modelling dan me- nonton." Khusus untuk peserta di luar Bali, menurut pengasuh, tidak menutup kemungkinan untuk membentuk semacam perwakilan di masing-masing daerah. Satu kesepakatan lain soal cara men- gundang, disepakati bahwa selain lewat rubrik "Kreasi" BPM, dap- at lewat surat dan telepon. Nah, bagi anggota pecinta Posrem, sering-seringlah membaca BPM agar tidak ketinggalan informasi. Selamat beraktivitas! (nan) Koresponden, Ngobrol lebih "Sreg" PARA remaja suka bersahabat hobi di kalangan remaja. "" atau berteman? Tentu akan banyak yang menjawab "ya". Sebab, sia- pa sih remaja yang tak suka berte- man atau suka dikucilkan? Teman amat penting bagi remaja, sebagai sah kalau sedang sedih, sekadar kumpul, jalan-jalan, dll. Persa- tumbuh lewat berjumpa langsung habatan atau pertemanan dapat atau lewat surat-menyurat alias ko- responden. tempat bercerita dan berkeluh ke- membuat cerita makin hidup. Apalagi pemain lain punya bakat panggung yang bagus, membuat penonton enggan beran- LOMBA beleganjur pada Pekan Seni mesum, sampai cewek materialistis Remaja (PSR) masih tergolong kompeti- merupakan sisi sentral perilaku tokoh si yang paling banyak menyedot penon- yang banyak disinggung dalam pemen- ton. Masyarakat yang datang tampak sal- tasannya. jak. ing berebutan di tiap jendala masuk, Pementasan pada hari terakhir, Rabu sekadar bisa menyaksikan kemahiran (26/2) tergolong paling layak. Pertemuan para penabuh remaja beraksi di pang- dua tim tangguh, Teater Angin B dan gung. Apalagi saat dua tim favotritkan dalam cabang lomba drama modern Teater Trisma B merupakan puncak ac- SMUNI dan SMUN 5-mendapat gi- ini, tidak satu pun peserta yang memenu- ara yang ditunggu-tunggu penggemar liran tampil, gedung Ksirarnawa pun tak hi syarat. Ketua Juri Kadek Suardana teater. Trisma B yang mementaskan sanggup menampung ledakan pengun- mengatakan hal itu ketika mengumum- "RSU", tidak hanya menarik lantaran jung. Sementara pada cabang drama kan hasil lomba. Kadek menjelaskan, modern, minimnya penonton bukan be- secara umum seni teater harus ditunjang rarti mengurangi antusias para pemain. kemampuan vokal, bahasa tubuh, psikol- Masing-masing peserta pentas dengah ogis, sosiologis, dan budaya. Masing- gairah yang menggebu. masing peserta baru menunjukkan syar- at pertama dan kedua, dan ini pun bany- ak yang jatuh. "Ada beberapa pemain yang punya power bagus tidak ditanga- ni pelatih yang bisa menafsirkan naskah Drama Modern Pada tingkat SLTP, lomba drama modern yang melibatkan tujuh peserta, hanya berhasil menampilkan lima tim. SLTPN 9 menyertakan dua tim, SLTPN 1,3, dan 6 masing-masing mengirim satu tim. SLTPN 10 dan SLTPN 8 yang mendapat giliran di hari ketiga bersama SLTPN 3, tidak hadir sehingga dinyata- kan gugur. Absennya SLTPN 10 yang tahun lalu merajai cabang drama mod- ern memang cukup disayangkan para pengamat. Pada hari pertama lomba drama mod- ern, Kamis (13/2), SLTPN 9 A memen- taskan naskah "Konyol" dan SLTPN 6 mengambil naskah "Potret Gadisku." SLTPN 9 tampak berusaha menyuguh- kan banyolan bergaya Srimulat. Ucapan model "Cut Kekek" dan gerak konyol sang tokoh, sempat membuat penonton terpingkal-pingkal. SLTPN 6 tampaknya berusaha men- gajak penonton menikmati teater secara serius. Kisah cinta zaman revolusi fisik versi Tuan Arwah yang disajikan den- gan kekuatan akting ini belum berhasil baik lantaran lemah dalam hal ilustrasi musik. Namun setidaknya tokoh Siliang yang dimainkan Wahyu Wismarini mam- pu mengangkat suasana menuju sebuah pertunjukan yang baik. Sayang, kema- hiran Wahyu berakting dengan tetap kon- sisten pada perannya, tidak diikuti re- kannya yang lain. SLTPN 3 yang tampil di hari kedua, Jumat (14/2), dengan naskah "Sang Juru Nikah", memang masih harus belajar banyak tentang teater. Tim ini belum mampu menarik minat penonton, lanta- ran kemampuan masing-masing pemain- nya masih kurang, meskipun di bebera- pa sisi sudah diupayakan penggarapan- nya. Kelemahan tim SLTPN 3 ini juga terletak pada lemahnya vokal rata-rata pemain dan kurangnya garapan ilustrasi musik. Pada hari ketiga, Sabtu (15/2), SLT- PN 9 B yang memainkan naskah "Po- tret Gadísku" menyajikan sebuah ton- totan segar. Penataan musik yang cukup apik dan kemahiran Nik Setiawan me- merankan tokoh Tuan Arwah membuat penonton tidak beranjak. Sementara pe- nampilan SLTPN 1 kali ini layak diacun- gi jempol. Mereka bermain kompak dan apik, plus rata-rata punya bakat pang- gung yang mengagumkan. "Sang Juru Nikah yang digarapnya tidak semata- mata otoriter pada naskah. Gaya kome- di berorientasi pada kondisi zaman, plus penataan musik dan panggung yang be- nar-benar rapi adalah bagian integral sebuah pementasan teater yang layak ditonton. Sorak sorai penonton nyaris tak berhenti sepanjang pertunjukan. Ecsta- sy, Banyuwangi, Belanjong, perbuatan secara total," katanya. Menurut Kadek, SLTPN 1 yang tampil paling bagus pun, juga belum berhasil menginterpretasikan naskah secara benar. Kegagalan memahami skenario yang di- alami hampir semua tim, adalah sebab utama mengapa pementasan tidak me- narik ditonton. Dicontohkan, panggung yang dipasang tidak jelas untuk apa, pin- tu masuk dan keluar yang mana. Tidak ada kesepakatan sebagaimana pada se- buah pertunjukan yang benar. Kelemah- an yang mendasar tiap peserta, masih menurut Kadek, adalah pada faktor bu- daya yang menyangkut kostum, proper- ti, tata rias, dialek, dll. Peserta sering tidak (kurang bisa) memperhatikan hal ini dan pementasan menjadi tidak sesuai den- gan tuntutan naskah. "PSR kan sudah berjalan 13 kali, mengapa kekurangan- kekurangan yang sama tetap terjadi tiap tahun?" katanya sambil menambahkan, mestinya tiap sekolah sudah tahu lebih awal kelemahan yang mereka miliki. Pada tingkat SMA, hari pertama Se- nin (24/2) menampilkan Teater Trisma (SMUN 3) A dan Teater Sisma (SMU 7). Sisma yang memainkan naskah "Peti" cukup berani dengan gaya banyolan le- wat tokoh Saskiah di tengah suasana se- rius. Sayang, kematangan akting Mirah A. (pemeran Nyonya Daniel) tidak didukung pemain lain, hingga terkesan sulit mengangkat alur cerita. Suasana segar segera terangkat, keti- ka Teater Trisma tampil dengan naskah RSU. Trisma berhasil mengajak penon- ton menikmati drama panggung secara serius. Rata-rata pemain punya potensi menggerakkan alur, di samping power yang bagus untuk mebuat pementasan menjadi utuh. Teater Citra (SMUN 4), dan Teater Topeng (SMUN 2) yang pentas di hari kedua (Selasa, 25/2), kembali menyaji- kan naskah "Peti". Sayang keduanya belum bisa menyaingi Trisma. Teater Ci- tra misalnya, penampilan perdananya itu tidak terlalu mengecewakan. Lemahnya pemain dalam soal bloking, tidak lepas dari proses pembinaan yang terkesan dadakan. Artinya, tahun depan Citra ber- peluang merebut juara asal dilakukan pembinaan intensif. Sedangkan Teater Topeng pentas dengan minus ilustrasi musik dan pementasan pun terkesan monoton. Teater Angin A yang mendapat gili- ran terakhir (hari kedua) dengan naskah "Kisah Cinta dan Lain-lain", seakan merupakan "obat" atas kerinduan akan pementasan yang berkualitas: Tokoh Otong yang dimainkan Budiasa sangat menunjang pengangkatan kisah dan gaya kocak Heru W yang memerankan orang desa, kritik politik "sakit" pun menjadi bumbu dan dikemas secara transparan. Penguasa dan rakyat kecil, sampai ketidakadilan pelayanan rumah sakit disoroti lewat dialog para tokoh. Teater Angin B yang memainkan nas- kah "Orang Asing" tampaknya tak mau kalah. Ini terlihat dari sistem penataan panggung yang nyaris tidak ada cacat celanya. Tampil dalam gaya realis, mere- Hobi koresponden atau surat- menyurat sendiri sudah ada sejak mengenal jasa layanan mengantar lama, sejak orang pertama kali berita. Dulunya, pada zaman kera- jaan, biasanya sang raja memiliki gantarkan kabar atau berita kepa- kurir yang tugasnya khusus men- da bawahannya atau sesama raja tidak hanya dimonopoli oleh raja, tetangga. Lama-kelamaan kurir ini melainkan juga kalangan bang- sawan bahkan kemudian siapa saja yang dapat membayar jasa layan- an itu. Seiring dengan perkemban- lebih memudahkan pengelolaan- ka sampai membeberkan tanah untuk gan zaman dan keinginan untuk membuat panggung benar-benar bernu- ansa alam pedesaan. Wantilan tempat pentas, disulap menjadi rumah penduduknya, maka kini dikenal secarik lengkap dengan sumur tua, dapur, pan- ci, lampu templek, dinding bedek, sam- pai nasi yang sedang ngebul. Sepanjang pertunjukan, penonton menjadi terkesi- ma pada pementasan ini. Di samping di tunjang pemain-pemain kelas I (untuk ukuran teater SMA), penggarapan tata lampu dan musiknya pun sangat rapi. Inilah kedigjayaan Teater Angin yang hingga kini masih di atas "angin". Tajen Pada cabang baleganjur, hari perta- ma Kamis (13/2) mementaskan empat tim di antaranya SMUN 1, SMUN 2, SMUN 3. Seperti telah diduga sebelum- nya, "pertemuan" SMUN 1 dan SMUN 3 di cabang baleganjur merupakan ac- ara yang dinanti-nantikan pengunjung. Tak pelak, penonton yang datang mem- bludak hingga sampai di luar jendela masuk. Tepuk tangan penonton makin bersemangat ketika SMUN 1 kembali menunjukkan hiburan atraktif. Pe- nampilan SMUN 1 ini memang diduku- ng segala faktor, seperti tata busana, tar- ian, gending gamelan dan gerak para penabuh. Aksi panggung yang mengan- dalkan kemahiran memukul seperangkat gamelan dan tari itu benar-benar menja- di tontotan yang menarik. jadi primadona, SMUN 5 layak disebut Jika pada hari pertama SMUN 1 men- bintang panggung pada pementasan di hari kedua, Sabtu (15/2) dari tiga tim yang ambil bagian. SMU Perintis lewat tarian yang memvisualisasikan gerak kereta dan perang para ksatria, bebara- pa kali mendapat aplaus. Sementara pe- nampilan SMUN 5 kali ini benar-benar memukau. Empat orang penari yang memvisualisasikan sekelompok remaja yang gemar melakukan sabungan ayam (tajen), nyaris tidak ada cacat celanya. Para penabuh SMUN 5 tampil kompak dan atraktif. Cemooh penonton yang awalnya terdengar, seketika berubah menjadi tepuk tangan dan rasa kagum. Akhirnya, dewan juri menobatkan SMUN 1 sebagai juara I, SMUN 5 dan SMUN 3 menempati posisi II dan III, SMU Dwijendra di urutan IV kategori pe- mentasan terbaik. SMUN 5 merebut emas pada kategori lomba tari, perak dan pe- runggu diraih SMUN 1, SMUN 3. SMUN 1 kembali merebut emas kategori tabuh terbaik, sementara SMUN 5, SMUN 3 ke- bagian perak dan perunggu. (jep) bagai ganti jasa layanan pengiri- benda kecil bernama perangko se- yang suka surat-menyurat kini man berita atau kabar. Jadi, bagi mudah saja untuk mengirim kabar buat sahabat, keluarga, hingga pacarnya. Cukup dengan menge- luarkan ongkos Rp 300 atau Rp 700 saja, seseorang sudah dapat menyampaikan kabarnya. Tidak heran kalau kemudian surat- menyurat kini banyak dijadikan AKSI Bebas Bercerita Demikian halnya dengan Nova Dahlia Juli Artika Sembiring. Pel- ajar SMU PGRI 1 Denpasar ini, se- jak SLTP sudah suka bersahabat le- wat surat. Namun aktifnya sejak duduk di bangku SMU. Kini, Nova di Indonesia. Dari dua belas sa- memiliki sahabat pena di 12 kota habat penanya, yang paling akrab menurut Nova adalah Ratih Fatma- wati dari Tulungagung. Bagi Nova, alasan menekuni hobi koresponden ini karena ingin banyak mendapat teman dan dapat banyak menge- tahui keadaan daerah-daerah sa- habat penanya. "Di samping itu dan bebas ngobrol kalau lewat su- saya akui, saya memang lebih sreg rat dibandingkan ngobrol langsung. ujar Nova tentang alasan ia memi- Enggak tahulah kok bisa begitu,' lih hobi yang tidak sedikit menge- luarkan biaya ini. Soal lebih enak dan sreg ngo- langsung ini banyak pula dijadikan brol lewat surat daripada ngomong alasan para remaja yang memilih hobi koresponden. Apalagi kini berkembang pesatnya teknologi dengan makin terbuka dan informasi, banyak anak-anak hing- ga remaja yang betah berjam-jam duduk di depan layar TV. Akhirn- ya mereka ini - karena terbiasa mendapat informasi satu arah dan jarang bergaul menjadi agak sulit berkomunikasi dan bergaul langsung. Di satu sisi, mereka ini pun butuh teman yang dapat dia- jak ngobrol. Untuk memenuhi ke- Faegah Ferdian: Baru Sebatas Figuran JAKARTA bisa mengubah seseorang. Itu pula yang dirasa- kan Faegah Ferdi- an. Walaupun ba- ru enam bulan, ternyata waktu itu dimanfaatkannya sebaik mungkin. Begitu tiba di Jakarta, alumni 1996 SMUN 1 Denpasar ini lang- sung bergabung di B.A. Production. Dari sini pula ber- bagai gelar di- rengkuhnya, yang sampai akhirnya mengantarkannya menerjuni bidang baru yakni dunia sinetron. Maha- siswi komputer akutansi NCD Jakarta ini, pada November lalu, berhasil meraih predikat the best cat- walk II Pemilihan Top Model Indonesia, menyusul kemudian juara pertama Pemil- ihan Citra Model Indonesia untuk kategori pakaian terbaik, dan di akhir tahun, dia menggaet juara dua sekaligus favorit ac- ara the best black dan white Mirabela Col- orfix Model Indonesia. butuhannya itu, dipilihlah komuni- kasi lewat surat. Jadilah mereka seorang koresponden. "Ya, lewat surat saya bisa ngomong apa saja. Apalagi kalau teman koresponden kita dari tem- pat yang jauh, kita lebih bebas ber- cerita tentang hal-hal yang priba- di," tutur Armini, mahasiswi se- madewa yang sudah menekuni du- mester satu Universitas War- nia koresponden sejak di bangku SLTP. Hal senada diungkapkan Nova, "Ya, karena dia jauh lebih dapat dipercaya. Jadinya saya tidak takut rahasia pribadi diketahui te- man-teman di lingkungan saya. Kan rahasia saya jadi terjamin." Sahabat Sejati Biasanya, awal-awal dalam berkoresponden yang dibicarakan soal data pribadi dan minta foto ser- ta basa-basi seputar hobi dan ke- senangan atau kondisi daerah sa- habat pena. "Setelah itu barulah hal-hal pribadi, itu pun setelah kita padanya," tutur Armini. Bahkan merasa cocok dan percaya ke- dari sahabat pena ini biasanya tum- buh persahabatan sejati. Persahaba- elah lewat proses yang lama dan tan sejati ini biasanya tumbuh set- seringnya berkomunikasi, di mana keduanya saling membalas surat. Tidak jarang juga setelah sekian henti karena salah satu pihak mera- lama surat menyurat, akhirnya ber- sa bosan dan jenuh. Nah, bagaim- ana agar memperoleh sahabat pena sejati? "Ya, usahakan setiap surat- nya saya balas. Dengan begitu dia akan merasa kalau saya menghor- HALAMAN 5 SANGGAR POS REMAJA Sanggar Pos Remaja merupakan wadah dan media ko- munikasi antar-remaja (siswa SLTP, SMU, mahasiswa, umum) pembaca Bali Post. Dalam wadah ini, remaja bisa menjalin komunikasi terkait dalam bidang kesenian, olah raga, keorganisasian, dan hobiis. Ingin bergabung? Sila- kan kirim data nama, tanggal lahir, pendidikan, hobi, ala- mat, dan pasfoto ukuran bebas, ke Redaksi Bali Post. Jan- gan lupa tempelkan "Kupon Sanggar Pos Remaja", Apa saja kegiatan sanggar ini, ikuti terus rubrik "Kreasi" Bali Post Minggu. No. Induk Nama Tgl.lahir Pendidikan wati Hobi Alamat : 0031 : Ni Luh Putu Pande Sri Megawati 3 Desember 1983 Siswi SLTPN Suka- : Menari, olah raga : Ds./Br. Delod pangkung Sukawati-Gianyar : 0032 No.Induk Nama Tgl.lahir Pendidikan : Siswi Kelas IIIA SLTPN 1 Pupuan : Vedic Cahyani 1 Januari 1982 Hobi Alamat No. Induk Nama Tgl.lahir : Koresponden, membaca : Jl. Gajah Mada XX Pupuan Tabanan (82163) Telp. 71028/71029 : 0033 : Agus Swadewa : 7 Maret 1981 Pendidikan : Siswa Kelas 1-5 Hobi Alamat No. Induk Nama Tgl.lahir Pendidikan Hobi to SMUN 1 Tabanan : Membaca, dengar musik : Jl. MT Haryono Gg.VI/8 Tabanan (82114) : 0034 : Ni Putu Sri Krisna W. : 14 Maret 1980 Siswi SMU PGRI 2 Amlapura : Belanja, menari, difo- Alamat : Jl. Kunjaragiri No.1 ra No. Induk Nama Tgl.lahir Bebandem - Amlapu- : 0035 Widyawati : 22 Februari 1976 Pendidikan : Pusat Pendidikan Hobi Alamat Perhotelan dan Pariwisata Bali : Membaca, menyanyi, koresponden : Jl. Batubelig No.3 Kerobokan - Kuta KONTAK POSREM Redaksi/Pengasuh telah menerima surat-surat dari ang- gota Posrem. Isi surat rata-rata perihal usul dan saran un- tuk penyusunan program Posrem di masa-masa menda- tang. Ada juga surat khusus permintaan maaf dari anggo- ta yang berhalangan hadir pada pertemuan Posrem tahap I, Minggu (23/2), di antaranya dari Netty Dian Utarini (0019) dan Yoga Hendrawan (0011). Netty dan Yoga juga punya usul senada agar di tiap kabu- paten di Bali dibentuk kepengurusan Sanggar Posrem tersendiri. Pada prinsipnya, pengasuh sangat setuju den- gan usul ini. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya pengasuh tetap menunggu reaksi dari masing-masing kabupaten. Artinya, jika memang ada remaja anggota Posrem yang berminat aktif ingin "menghidupkan" Posrem di kabupaten- nya masing-masing, silakan, Redaksi/pengasuh akan mengkoordinasikan dari Denpasar. Seperti Netty misalnya, sebagaimana yang ditulis dalam surat, sudah bersiap-siap akan mencari dan mengumpul- kan anggota Posrem khusus di Singaraja lengkap dengan jadwal pelaksanaannya. Disebutkan juga, Netty siap akan menyebarluaskan informasi tentang Posrem di Singaraja. Atas dasar ini, Netty bisa langsung saja sebagai koordina- tor Posrem cabang Singaraja. Bagaimana, setuju? Salut atas gebrakan Netty. Redaksi/pengasuh menunggu kabar selanjutnya. Begitu pula untuk Yoga atas saran serupa di Kabupaten Tabanan. Yoga pun siap jadi koordinator Posrem cabang Tabanan, bukan? Redaksi/pengasuh menanti kabar Yoga. KUPON "SANGGAR POS REMAJA" mati dan menghargainya. Jadi- rarti hobi satu ini makin diting- hormati saya. Tentu saja agar yak yang menyukai, terbukti lah dia juga berusaha dan meng- galkan peminat. Justru kini ban- obrolannya tidak kehabisan ba- hobi koresponden menjadi favor- han, saya bercerita apa saja yang it anggota Sanggar Pos Remaja ada dalam benak saya," cerita (Posrem). Duka lain menurut Nova Dahlia. lau dukanya, kita harus keluar bahkan puluhan surat yang Nova dan Armini, sering juga uang saku untuk keperluan beli dikirim tetapi hanya satu-dua Itu salah satu sukanya. "Ka- mereka sudah mengirim surat perangko dan cetak foto kalau di- yang membalas. "Ya, kami kan minta sahabat pena," kata Nova. jadi kecewa dong," keluh Armi- Meskipun demikian, bukan be- ni. (nan) Dewi Suryatini: Tidak Hura-hura "TIDAK ada sesuatu yang khu- sus dicari melalui sekolah model, akan memulai kecuali belajar karier terjun ke mendapatkan wa- sinetron,' ujar wasan yang lebih Ega kepada Bali luas, memiliki ke- Post. Gadis kela- pribadian luhur, hiran 8 Mei 1978 berpikir secara re- ini menyadari jika alistis dan berjiwa ingin melangkah- seni," ujar Dewi kan karier ke jen- Suryatini (20), pel- jang lebih jauh, ajar SMUN 7 Den- harus berani me- pasar, peraih pre- mulainya dari ba- dikat utama dalam wah. Di sinetron ujian Wien Model- "Terlanjur Say- ling School (WMS) ang" dia bisa me- di Grand Bali tangan hidup se- hari-hari. "Kedua orang- tua saya menduku- ng saya mengikuti pendidikan di sekolah model," kata Dewi seraya menambahkan, sangat keliru bila ada anggapan ma- suk di sekolah model hanya di- lakukan orang-or- ang kaya. "Itu yang tidak benar," tegas Dewi. Di samping Dewi, dalam pemi- nimba pengeta- Beach, Minggu (23/2). Bagi Dewi, lihan peserta testing terbaik itu, WMS me- huan akting den- mengikuti pendidikan di sekolah model netapkan peserta testing terbaik II dan III gan artis Indone- tidak ada unsur hura-hura, melainkan bela- tingkat remaja masing-masing Christina Na- sia macam Bucek, jar untuk berdisiplin tinggi, membentuk ke- talia Desinta dan Ni Putu Laksmi Sari Sophia Latjuba, pribadian, sekaligus menghilangkan fobia Ari Wibowo, dll. atau takut dan malu menghadapi suatu tan- Sementara di sin- (Bersambung ke Hal. 14 Kol. 9) etron "Catatan Si Aan Lirik Rekaman, Herna Ogah Jadi Model Boy", dia juga berusaha meng- AGUS Arya Nugraha dan imbangi pemain-pemain muda yang se- IGA Henny Hermayanthi ma- bagian besar dari dunia model. "Mungkin suk dalam daftar penyumbang pertengahan tahun ini, sinetron tersebut di- medali terbanyak pada Pekan tayangkan, mudah-mudahan nantinya Seni Remaja (PSR) XIII 1997. masyarakat Bali khususnya, bisa menilai Aan (panggilan Arya Nugraha) akting saya," kata Ega. yang bertanding atas nama SMUN 3 dan Gek Herna (seb- utan akrab Hermayanthi) mem- bela SLTPN 6 Denpasar, mas- ing-masing menyabet tiga medali, satu emas dan dua pe- (Bersambung ke Hal. 14 Kol. 5) Bagi putri pertama pasangan Maryam Mansyur dengan Masyur Jaffar Wijaya ini, sinetron merupakan dunia baru yang mem- "Setelah ajang itu, saya ditawari ber- berinya tantangan untuk menggelutinya se- main di sinetron 'Terlanjur Sayang' dan cara serius. Apalagi saat ini, cukup bany- 'Catatan si Boy', baru sebatas pemain fig- ak yang mendambakan bisa bermain sine- uran saja. Tetapi dari sinilah, saya merasa tron. (ags) 2cm Color Rendition Chart
