Tipe: Koran
Tanggal: 1997-03-02
Halaman: 09
Konten
Bali Post Minggu Umanis, 2 Maret 1997 BY R Oppie Andarista gu dari Galungan HARI raya Galungan dan Kuningan yang baru saja diraya- kan umat Hindu ternyata banyak "mengundang" orang di luar Hin- ch du termasuk artis untuk tidak melewatkannya begitu saja. Seperti yang dilakukan penyanyi Oppie Andarista yang secara khusus ingin berlibur ke Bali un- tuk melihat suasana Galungan. Ketika ditemui Bali Post di tem- patnya menginap, Hotel Bounty Kuta, Oppie datang dengan be- berapa temannya yang tergabung dalam BOP Band. "Saya sebenarnya ingin me- lihat suasana umat Hindu meray- akan Galungan lalu, soalnya sia- pa tahu dapat ide untuk mencip- takan lagu dari suasana itu," un- gkapnya. Keinginannya untuk mencari ilham saat suasana Ga- lungan, kata Oppie, tak lepas dari cerita yang diterimanya dari Dewa Budjana. "Budjana yang mengajak saya datang ke Bali untuk melihat suasana umat Hin- du bersembahyang saat Galun- gan," ujarnya, Oppie memang sedang men- gumpulkan beberapa lagu untuk album ketiganya. "Saya target- kan sudah bisa masuk album ke- tiga menjelang pemilu tahun ini, sekarang baru ada beberapa lagu saja yang terkumpul," ucap pen- yanyi yang ngetop lewat lagu Khayalan" dan "Ingat-ingat Pesan Mama" ini. Oppie tetap berharap, agar album ketiganya BPM/sujena nanti bisa sukses seperti dua al- Yuni Sulistiyawati bum sebelumnya. Di samping juga nuansa musik yang ditampilkannya pun masih sweet pop dan country. Tak salah jika Oppie sering dijulu- ki Ceryl Crow-nya Indonesia. Selain sukses di album, ternya- ta dia pun cukup sukses di video klip. Kini dua klipnya sekaligus- "Ingat-ingat Pesan Mama" dan "Rumahku" - masuk grand final Karya Cipta Video Musik Indone- sia (KCVMI) 1996 yang finalnya dilangsungkan akhir bulan ini. Tentang peluangnya ini, Oppie cukup merendah. "Klip itu se- muanya dikerjakan teman-teman sendiri yang kebetulan masih muda-muda, dan dengan ongkos murah lagi, sehingga tidak terlalu berharap bisa menang. Kalau menang ya syukur," katanya. Menurut Oppie, sejak lepas dari manajemen Slank, semua hal dik- erjakan sendiri bersama teman-te- mannya. Yang cukup mengejutkan baginya adalah kemenangan klip "Rumahku" dengan lokasi syuting di Lombok. "Padahal klip itu dibuat sangat sederhana, dengan warna-warna seperti zaman tele- visi dulu, kok bisa menang ya," ujar Oppie terheran-heran. Keher- anan yang wajar, mengingat kini kiblat klip Indonesia, kata Oppie, selalu mengacu pada klip-klip di MTV yang didominasi permainan warna. "Ternyata klip sederhana, dengan ongkos murah, belum ten- tu kalah ya. Mudah-mudahan nan- ti juga kembali menang," kata Oppie berharap. (ags) pat jadi Ratu Ayu tinggi 163 cm itu den merendah. n melompat jadi Ratu Ayu osal proyek Pemda DKI biayanya membengkak Rp 3 milyar tsb, Yuni à dari tiga bersaudara ke mid Saleh ini, baru mem a sinetron. Yakni "Kaa yang disutradarai Iman Balada Dangdut" - sutra mik, dan sinetron "Wan si PT Asabellina. akting saya yang lumay netron "Kaca Bengga mam Tantowi tampakni penilaian khusus. Hing ng merekrut saya dan yakan peran sosok Ratu Cercinta Fatahillah," pa yang cukup berhasil ti peran sebagai Ratu panglima perang yang mahan perasaan, lembut am. a itu tak terlepas dar an saya yakni sementa orduakan waktu kuliah onsentrasi penuh pada m kolosal yang berlokasi ■-Jabar, dan sekitam s mahasiswi semester P Universitas Jenderal ini. (as-10) RA TV&RRI Games Rohani Katolik towet Baa us 2 Hukum n 6 Petang Malam ean ral Naga Bonar Dalam Berita Marlboro mainment gan Tengah Malam y Money Money Terakhir DOSIAR mani der Alley Girls moon rson n Ball Disney waku esi juk Iman Katolik dut Ria a India Kerok 02.30 Interactive Game 03.00 Infomercial 04.00 Berita Terakhir RRI 06.06 Puja Trisandya 06.10 Canangsari Pulau Dewata 06.30 Berita Daerah 06.45 Canangsari Pulau Dewata 07.11 Forum Negara Pancasila 07.30 Laporan 08.16 Niaga Udara 08.30 Siaran Bahasa Inggris 09.00 Siaran Kebaktian Minggu 10.11 Pesona Nusantara 11.10 Kesda Arja/KKB 13,30 Siaran Pedesaan 14.05 Ulasan Pers 14.30 Berita Daerah 15.20 Pilihan Pendengar 15.58 Penanti Warta Berita 18.42 Adzan Magrib 19.10 Laporan 19.58 Penanti Warta Berita 20.16 Musik Selingan 21.30 Budaya Nusantara 22.58 Penanti Warta Berita 19.00 Lintasan Berita BPM/As-10 19.05 NTN Sumatera Utara 19.15 Siaran Pedesaan 19.30 TVRI News 20.00 Siaran Berita TVRV Ulasan TVRI 20.30 Mimbar Agama Kristen Protestan 21.00 Lintasan Berita 21.05 Drama Seri 22.00 Dunia Dalam Berita 22.30 Keroncong 23.50 Siaran Berita Terakhir 00.00 Drama TVRI ΤΡΙ 06.30 Kuliah Subuh 07.00 Selamat Pagi Indonesia 08.00 Berita Pagi TVRI 08.30 Kartun Popeye 09.00 Si Komo 09.30 Lenong Bocah 10.00 Mega India 13.00 Musik Dangdut 14.00 Prima Sport 15.00 SportAsia 18.30 Gala Dangdut 19.30 Heavenly Ghost Cathcer 20.00 Berita Malam TVRI 20.30 Terpikat 21.30 Komedi Ngelawa Film "Evita" Ambisi dan Semangat Seorang Santa RITO EVITA EV VIVA PARTIDO PERORISTA TEMENINO PART DO PERONISTA MEN Film "Evita" BUENOS Aires, 1952. Di se- akhir selama 130 menit? buah bioskop, ratusan penonton Ada yang sinis mengatakan terpukau menyaksikan satu film itu hanya karena di sana ada Ma- drama. Tiba-tiba operator mema- donna. Ada juga yang mengata- tikan proyektor, lampu gedung kan, "Evita" menjadi populer, dinyalakan. Penonton berteriak besar dan mengundang perhatian protes. Seorang laki-laki maju ke pecinta film karena publikasi depan layar. Dengan gugup sam- besar-besaran. Meskipun tak be- bil mengelap keringat di dahin- nar sekali, tak adil rasanya me- ya, ia berucap, "Ibu Negara, Eva nilai "Evita" hanya karena Ma- Peron, telah tiada..." Penonton donna seorang. Lebih daripada yang tadinya gaduh seketika itu, ia juga merupakan satu kerja diam terhenyak mendengar pem- keras dari seor- beritahuan itu. Sambil menahan ang sineas andal tangis, pelan-pelan mereka kelu- bemama Alan ar gedung satu per satu Parker. Selain midziel male) admo, kisah Evita Peron Adegan di gedung bioskop itu sebagai satu se- dengan mantap dipilih sebagai jarah yang masih pembuka "Evita", film drama menyimpan musikal yang menciptakan nada-nada kon- fenomena tersendiri di awal troversial. Hal tahun ini. Sejak Sound of Music inilah yang tak dalam yang kini menjadi film klasik itu, ditutup-tutupi sangat jarang dibuat film drama Parker musikal yang berbau karyanya. kolosal. Apalagi yang digarap Bahwa Evita dengan format atau gaya opera, yang bernama jumlahnya bisa dihitung jari tan- asli Eva Duarte gan. Permasalahannya, film dra- berasal dari ma musikal terkesan spesifik, ter- masyarakat kelas utama menyangkut pasar dan sel- bawah, dicap era penonton. Apalagi untuk uku- anak haram yang ran Indonesia, benar adanya, film bahkan tak boleh SS PUEBLD COP PERON/ on yang kemudian menjadi sua- minya. Kehadiran Evita di kalangan elite jelas mengundang kecem- buruan banyak kalangan. Meskipun diakui, karena Evita- lah, Peron dibebaskan dari tah- anan karena tuduhan makar ke- pada pemerintah. Dengan pi- datonya pula Evita berjasa be- sar mengantarkan Peron ke jen- jang atas sebagai presiden. Evi- Sangat jarang dibuat film drama musikal yang berbau kolo- sal. Apalagi yang di- garap dengan format atau gaya opera, jumlahnya bisa dihi- tung jari tangan. Per- masalahannya, film drama musikal terke- san spesifik, teruta- ma menyangkut pasar dan selera pe- nonton. га BPM/ias ili suara rakyat. Di satu saat bisa saja ia seakan memuji Evita, tetapi di saat lain ia bagaikan menghujat ibu negara itu. Bah- wa Evita tak lebih seorang artis tak bermutu yang memanfaatkan pergaulan kalangan atasnya. "Perbatasan antara fantasi tem- pat tidur dan seorang santa, ungkap Che dalam dialog lagu- nya. " Sebagai seorang santa, sim- ta pula pati penonton seakan digiring yang den- ketika Evita mendirikan yayasan gan seman untuk membantu kaum miskin. gat mem- Mau jadi apa saja, ingin jadi apa bara saja, semua impian bisa terwu- melakukan jud karena Evita, begitulah ke- Rainbow sannya. Kaum ningrat jelas Tour ke ber- merasa tersingkir hanya oleh bagai nega- seorang wanita dari kelas bawah, Eropa yang berhasil menghimpun sim- guna men- pati massa. cari dukun- Perjuangan yang menggebu- gan untuk gebu, membuat kesehatan Evita Peron. Wa- rapuh. Cukup lama ia sekarat di jar kalau tempat tidur, sementara ribuan kemudian rakyat dengan setia menunggu- muncul nya di bawah balkon dengan pertanyaan, menggelar spanduk bernada siapa sebe- mendukung. Di usianya ke-33, narnya Eva Duarte menghembuskan na- yang kuat pas terakhir. Sebelumnya ia dan siapa sempat menyampaikan pidato drama musikal belum bisa diter- mendekati jenazah ayahnya yang yang lemah? Peron rasanya tak terakhir, sambil berlinang air ima secara meluas. Ia bagaikan meninggal ketika ia masih bocah. mungkin bebas dari tahanan lalu mata menyanyikan lagu "Don't barang baru yang kalah menarik Penderitaan membuatnya beram- menjadi presiden tanpa perjua- Cry For Me Argentina". Aku tak daripada film penuh gelegar yang bisi menjadi orang besar. Ia pun ngan Evita. Pun dalam men- lebih seorang rakyat biasa. Tak ramai belakangan. tak segan berada di satu pelukan jalankan roda pemerintahan, pantas aku menerima penghor- Tak lepas dari kondisi penon- ke pelukan laki-laki lain untuk Peron bagaikan ringkih tanpa matan begitu megah, pesannya. ton kita yang terkesan masih as- mencapai tujuannya. Mulai dari Evita di sampingnya. Sebalikn- Sebagai sebuah drama ing dengan drama musikal, op- penyanyi bar Magaldi yang ke- ya, Evita tak mungkin mencapai musikal, "Evita" memang lay- era dan sejenisnya, mudian mencampakkannya, den- tempat tinggi, terangkat dari ak mendapat pujian. Untuk Ma- jika kemudian "Evita" cuk- gan fotografer yang kemudian masyarakat kelas bawah tanpa donna yang bermain mantap tan- up mampu menyedot perhatian mengorbitkannya sebagai mod- upaya Peron. Sampai di sini, pa menonjolkan sensualitas, un- penonton di Indonesia, pantaslah el di majalah sampai seorang penonton tak hendak diarahkan tuk Alan Parker yang membesut muncul satu pertanyaan. Apa tentara yang mengantarkannya untuk membenarkan siapa. Be- film ini dengan penuh makna, yang menarik dari sebuah film ke pergaulan kalangan militer. gitu pula pemunculan tokoh Che juga untuk komposisi musik Tim yang betul-betul kental dengan Puncaknya, tentu saja ketika ia Guavara (diperankan Antonio Rice yang sesekali menggetar- nuansa opera, dari awal sampai dekat dengan Kolonel Juan Per- Banderas) yang seakan mewak- kan sukma. Adnyana Alan Parker, Sutradara Brilian Bertangan Dingin KETIKA Evita sukses me- nyaris terlupakan. Setidaknya un- Kiranya ini tidak berlebihan. Se- meraih 5 penghargaan. langlang buana, nama pemeran tuk seorang sutradara brilian ber- bagai seorang sutradara, Parker Keberuntungan menyertai utamanya, Madonna dan Antonio nama Alan Parker, yang berkon- telah menggarap belasan film. film-film Parker berikutnya. Banderas menjadi sorotan di sentrasi penuh untuk karya ter- Hebatnya, semua filmnya "Midnight Express", "Fame", mana-mana. Berbagai permasala- barunya ini sejak 1995 lalu. mendapat pujian kritisi, meraih "Shoot the Moon" tak hanya han seputar pembuatan Evita Oleh sebuah majalah hiburan beragam penghargaan dan tem- sukses mengumpulkan penonton, membuat keduanya makin bany- ibu kota, nama Alan Parker per- bus berbagai festival. tetapi juga memborong berbagai ak terpublikasikan. Tetapi siapa nah dinilai layak masuk jajaran Seperti kebanyakan sutradara penghargaan. Baik untuk festival yang bergerak di belakang layar, 10 sutradara terbaik dunia. di Hollywood, Parker mengawa- Cannes, festival Golden Globe li kariernya dengan menggarap dan Oscar. Parker yang kian pop- film-film pendek, sebelum bera- uler setelah membuat heboh den- lih ke televisi. Di layar kaca ini, gan "Angel Heart" juga pernah Parker menghasilkan sejumlah membuat film musik yang di- serial sejak 1969. adaptasi dari album sukses kel- Dalam menghasilkan film- ompok musik rock Pink Floyd. film layar lebar, Parker sepertin- Judulnya, "Pink Floyd-The ya tak terlalu ngoyo. Ia terkesan Wall". ●TERLAMBAT ●TIDAK TERIMA BERLANGGANAN Bali Post 15.30 They Must Be Mad 16.00 Nyanyian Sepekan TVRI Denpasar 17.00 Litle House On The Praire 18.00 Lintas 5 1. Denpasar & Sekitarnya (0361) Pager (Rapco) 2. Gianyar 234139 (0361) 225764 Pes.1056 941193 3. Bangli (0366) 91183 22.00 Dunia Dalam Berita 4. Klungkung (0366) 23729 22.30 Film Bintang Legenda 23.30 Money Magic 5. Karangasem (0363) 22386 6. Tabanan (0361) 7. Jembrana (0365) 814020 42266 Acara Ini Sewaktu-waktu Bisa Berubah 8. Buleleng (0362) 251223 Malam TVRI a Indonesia Dalam Berita ang Kenangan 07.00 Hikmah Pagi 07.50 Acara Berlanjut 15.30 Wajah Negeriku 15.35 Buck Rogers 16.00 Lintasan Berita 16.05 Here Come The Star 17.05 Klinik Anda "Asma Pada Anak" 17.30 Berita Daerah 18.00 Siaran Berita TVRI 18.25 Wajah Negeriku 18.30 Balivision an a Malam 00.00 Tabir Malam 01.15 Berita Terakhir selektif sekali memilih proyek Sebagai sutradara, Parker mana yang akan ditanganinya. terkenal berani menampilkan Mungkin karena itu pula, repu- adegan-adegan "keras". tasinya sebagai sutradara tak per- Sekalipun ia menyadari adegan nah merosot lantaran karya tak itu sangat riskan dan bisa men- berkualitas. datangkan protes. Misalnya saja Karya-karya Parker terkesan adegan pembantaian juga pem- memiliki keunikan tersendiri dan bakaran gereja dalam "Missis- banyak menyisakan pemikiran sippi Burning". Dalam film ini bagi penontonnya. Ciri ini sudah ia menyoroti pembantaian orang mulai tampak ketika sutradara Negro oleh kelompok sesat Ku kelahiran London 14 Februari Klux Klan. 1944 ini merampungkan film Protes juga tak lepas darinya perdananya, "Bugsy Malone" saat merampungkan "Evita". Ia awal 70-an. Lewat filmnya ini, banyak menghadapi kecaman ia mengungkap kehidupan dunia juga protes oleh warga Argenti- HALAMAN 9 KILAS Putu Wijaya: Merasa Kehilangan BPM/tub HATI siapa tak tersentak bila tiba-tiba mendengar ka- bar bahwa aktor Ryan "Lupus" Hidayat yang belakan- gan wajahnya sering menghiasi layar kaca dan peran- nya di beberapa sinetron selalu memukau, tiba-tiba men- inggalkan para penggemarnya selama-lamanya. Pem- eran Dokter Dicky dalam sinetron "Mentari di BalikAwan" ini meninggal dunia pada Sabtu (8/2) pukul 19.00 WIB di RS Cinere, Jakarta Selatan. la meninggal karena men- derita komplikasi penyakit typus, malaria, dan demam berdarah. Meninggalnya aktor kelahiran 19 September 1970 memang menyentak. Sutradara serta produser merasa sangat kehilangan. Termasuk Putu Wijaya, penggarap sinetron "Melang- kah di Atas Awan" pun amat kaget waktu itu. "Hati siapa yang tak terkejut tiba-tiba mendengar Ryan meninggal dunia. Padahal sebelum break syuting menjelang Leba- ran, almarhum asyik ngobrol bersama saya. Dia menu- turkan segala keinginannya untuk menjadi sutradara he- bat seperti saya. Saya sering ngobrol dan memberi nasi- hat," cerita Putu Wijaya ketika dihubungi di rumahnya Villa Sunter Mas, Jakarta Utara, dalam kondisi badan kurang sehat karena tersentak atas kepergian Ryan. Menurut Putu, "Saya benar-benar merasa kehilan- gan. Tetapi bagaimana, itu sudah menjadi kehendak- Nya." Putu mengaku tahu persis kemampuan Ryan dalam berakting walaupun belum lama kenal. Putu memang baru kali ini menyutradarai salah satu sinetron bukan dari hasil karyanya. Skenario sinetron "Melangkah di Atas Awan" hasil karya orang lain. "Baru pertama kali saya menggarap karya orang lain. Ini merupakan sejarah," tutur pimpinan teater Mandiri ini. Sinetron 13 episode ini terpaksa harus istirahat panjang. Putu mengaku sangat sulit untuk menggantikan posisi Ryan Hidayat sebagai pemeran utama. "Banyak wajah yang mirip seperti Ryan, tetapi bukan berarti bisa dijadikan jaminan bagus dan bisa memerankan tokoh seperti yang diperankan dia," ujar Putu. Episode-episode yang telah dijalani Ryan, kata Putu, tetap dipertahankan dan tetap dia munculkan dalam sinetron tersebut. Tentang bagaimana caranya, lanjut Putu, tergantung kelihaian tim kreatif yang dia pimpin. Perginya pemeran utama, tegasn- ya, tidak harus menjadi semua kacau atau gagal, "Buat saya, inilah tantangan yang harus segera dihada- pi. Sinetron yang didukung beberapa bintang terkenal seperti Slamet Raharjo, Toro Margent, Inneke Koesherawaty, dan Dien Novita ini semoga menjadi sajian berharga dan mampu menghibur masyarakat penggemar sinetron," harap Putu. (tub) Hj. Ratu Dhenok: Memerani Germo FILM-FILM yang pernah dibintangi wanita satu ini memang tak lepas dengan bumbu buka-bukaan seperti "Laba-laba Merah", "Wanita Jelmaan", "Ajian Ratu Laut Kidul", "Salah Pencet", dan "Bisa Naik Bisa Turun" ber- sama Doyok-Kadir. "Berkat film tersebut, nama saya menjadi dikenal. Kebetulan film sejenis itulah sangat dis- ukai masyarakat," tegas Hj. Ratu Dhenok asal Banten, Jawa Barat tentang eksistensinya dalam film tersebut. Dhenok mengakui, keterlibatannya dalam film jenis itu mulanya sekadar iseng-iseng. Tetapi karena bakat seni peran dan kemauan untuk mendalami seni akting tinggi, ternyata menjadi keterusan, di samping ditunjang dengan paras cantik serta postur tubuh yang memang aduhai. "Sekarang masyarakat masih mengecap saya sebagai bintang panas. Saya akan memperbaiki image, yaitu dengan memilih peran yang bagus atau memer- ankan yang baik-baik," tambahnya. Walaupun sudah bersikeras untuk menghindari atau menolak peran-peran yang membuat dirinya dipojokkan dengan sebutan bom seks, kenyataannya, tawaran se- jenis itu masih tetap diterima Dhenok. Walaupun hatin- ya merasa dipaksakan, sebagai manusia yang punya sosial tinggi, apa yang telah dijanjikan ternyata luntur. "Terus terang saya orangnya bertipe tegaan. Apalagi di saat tenaga saya diperlukan," tuturnya. BPM/tub Misalnya, ketika dia disodori skenario berkali-kali oleh Harry Irawan di sinetron "Siapa Suruh Datang Jakarta" yang lokasinya 80% di Jakarta dan 20% di Jabotabek. Dalam sinetron yang akan diproduksi PT Ardhen Multi Pratama Production bekerja sama dengan Pemda Jakarta dan Dinas Sosial itu, dia berper- an sebagai seorang germo. "Kenapa ya, orang kebanyakan menganggap saya cocok dengan peran begituan. Ya, termasuk bang Harry Irawan. Mungkin mereka melihat penampilan dan sosok saya menjadi identik. Saya terus terang tak bisa menolak peran yang diberikan oleh sutradara. Mungkin, itu bagian lahan saya untuk mencari rezeki," ujar Dhenok. Dalam sinetron tersebut, Dhenok sebagai bos atau germo penjual wanita penghibur kepada pemuda si hidung belang. "Keberadaan saya bukan dari pengalaman. Saya kan pemain harus patuh dengan skenario serta perintah sutradara. Saya mohon pada pembaca setia Bali Post tidak akan mempunyai pikiran yang negatif. Sinetron mengandung saran, mudah-mudahan akan membawa hasil serta berkurang kepadatan penduduk Jakarta," tegas Dhenok. (tub) Setiawan Djody: Keagungan Cinta CINTA itu memang penuh romantisme. Kalau sudah dituangkan dalam bentuk lirik lagu ungkapannya pun jadi begitu puitis. Belum lagi kalau puitisasi pernyataan cinta memasuki wilayah-wilayah yang diagungkan. Maka jadi- lah "Asmaragama" sebuah tembang yang mengungkap- kan keagungan cinta. "Lagu ini tercipta saat kami sedang kesepian di kaki Gunung Lawu, pada waktu kami sedang menggarap al- bum ini," kenang Setiawan Djody, mengomentari lagu "Asmaragama" yang ditulisnya bersama WS Rendra dan Iwan Fals, sebagai salah satu nomor lagu yang dipa- jang di album "Kantata Samsara." Tentunya, ditambah- kan, ungkapan cinta yang ada di "Kantata Samsara" tidak sama dengan bahasa cinta yang biasa didendangkan penyanyi lain. "Lagu 'Asmaragama' penuh simbol-sim- bol keagungan cinta," lanjut Djody, di rumahnya di Jalan Kemanggisan, Jakarta Barat, belum lama ini. Selain cin- ta, sebagaimana "Kantata Takwa", album "Kantata Sam- sara" masih banyak mengangkat tema sosial sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan apakah itu per- soalan berkaitan dengan demokrasi atau pun kekuasaan. "Lagu yang ada di album ini mencerminkan kepedulian Kantata terhadap lingkungan," jelasnya lebih lanjut. "Kan- tata Samsara"-Kantata yang lahir kembali, adalah kelanjutan dari "Kantata Takwa". Bangkit lagi setelah 6 tahun istirahat, dengan didukung Setiawan Djody (gitar, vokal), WS Rendra (lirik lagu), Iwan Fals (vokal, gitar), Jockie Soeryoprayogo (keyboard), Sawung Jabo (gitar, vokal), Donny Fatah (bass), Toto Tewel (gitar), Inisisri (drum, perkusi), dan Doddy Keswara (vokal latar). BPMlex Seperti halnya di album "Kantata Takwa" (1990) yang melahirkan karya-karya monumental, di ant- aranya "Kesaksian", "Paman Doblang", "Rajawali," dan tembang "Kantata Takwa" itu sendiri. Untuk urusan mencipta lagu atau liriknya dikerjakan secara keroyokan. Termasuk penyair WS Rendra yang spesialis untuk urusan lirik lagu. Iwan Fals sendiri kebagian bikin "Lagu Buat Penyaksi", yang diilhami dari kasus terbunuhnya wartawan Bernas, Udin. Atau pada lagu "Pangeran Brengsek" yang ditulis Djody, Jabo dan, Iwan Fals, mengritik soal keserakahan pengusaha. "Pengusaha semacam itulah yang saya maksudkan pangeran brengsek," ujar Djody dengan nada tinggi. Selain "Asmaragama", "Lagu Buat Pen- yaksi" dan "Pangeran Brengsek", beberapa nomor lagu yang dipajang di album ini, seperti "Panji-panji Demokrasi", "Anak Zaman", "Songsonglah", "Langgam Lawu", "Bunga Matahari", "Nyanyian Preman", "For Green and Pease", dan "Kantata Samsara". (lex) Puput Novel: Soal Rambut BAGI kaum hawa, rambut adalah mahkota. Maka tak heran bila banyak kaum hawa yang memelihara ram- butnya sebagai bagian dari pesona keanggunan dan ke- cantikan. Tak terkecuali Puput Novel-penyanyi can- tik lesung pipit dengan rambutnya sepanjang melebihi bahu! Seperti saat syuting sebagai pembawa acara di paket musik "Semarak Dangdut", tayangan TPI di se- buah studio di kawasan Tebet - Jakarta Selatan Rabu (19/2), Puput Novel memang tampil beda dengan po- tongan rambut pendek. Banyak yang terkecoh dan men- yayangkan rambutnya dipotong pendek. "Mendingan menolak job kalau harus pakai potong rambut segala. Apalagi kalau sampai harus dipotong pendek, sayang dong!" ungkap penyanyi yang kali ini tampil sebagai pembawa acara di "Semarak Dangdut" terpaksa harus pakai wig. "Kita gulung baru kita pake'in wig," jelasnya mengenai penampilan rambut pendekn- ya karena tuntutan acara. Bagi penyanyi yang lengket dengan dunia anak-anak ini, selain ungkapan klasik-rambut adalah mahkota, dalam usianya kini tidak bisa terus-menerus harus ber- penampilan mengikuti trend mode rambut anak muda dipotong pendek, Alasan lainnya, lagi pula dari bebera- pa acara yang dipandu sering menuntut penampilan rapi dan formal. Makanya ia harus pandai-pandai jaga pe- BPM/Mex gangster Amerika juga praktik na sendiri. Meskipun begitu, nampilan disesuaikan dengan acaranya. Apalagi saat ini ia masih sering tampil di acara dalam kaitan mafia pada era 20-an. Menarikn- sekali lagi ia membuktikan diri ya, filmnya itu secara keseluru- sebagai sutradara bertangan din- han dibintangi oleh anak-anak. gin yang memang pantas diper- Atas kreativitasnya ini, ia hitungkan. Sekalipun tak berha- sempat menembus festival sil menyabet penghargaan se- Cannes yang bergengsi itu. Un- bagai sutradara terbaik, "Evita" dengan anak-anak. Meski usia penyanyi ini sudah di atas 20 tahunan, image-nya tidak pernah lepas sebagai penyanyi lagu anak-anak. Maklumlah selepas sebagai penyanyi lagu anak-anak, dunia anak kayaknya memang sulit dilepas dari dirinya. "Saya punya kepuasan tersendiri kalau sudah dekat dengan anak," akunya. Ketika disinggung apa tidak punya rencana bikin rekaman dangdut, "Sampai saat ini belum terpikir." "Album pop saya saja sampai saat ini belum beredar, semuanya sudah lama selesai termasuk video tuk film yang sama, ia meraih 8 menjadi satu karya termegah klipnya. Saya sendiri nggak tahu kenapa kok belum diedarin. Padahal lagunya oke-oke," jelas Puput nominasi Bristish Academydan yang pernah dibuatnya. (adn) Novel tentang album terbarunya yang dikerjakan oleh Billy J Budiardjo dan Dian Pramana Putra. (lex) 2cm Color Rendition Chart
