Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1997-03-02
Halaman: 11

Konten


Maret 1997 uran indah sep- Mandhara- an lain-lain- ja. Nahusha enuhi libido dan sma- Sungai, dan- ang mema- draloka. Se- sayasa-nya sama sekali u mendapat Dewa di In- asu, Maha- a. Semuan- iaan Maha- na dan per- u di Indralo- an sifat-sifat hidup telah wisaya te- da kekuatan emadi yang malanginya. yoga, dan a di Indralo- angi kekua- sha. Terma- inya sendiri. saya, makin an manusia na dharma. juga diberi sionaris ter- siap mental persiapkan engendalian an diri yang tu fungsion- momong di usha sendi- ngan asma- -cantik di In- aannya, dia aisuri (sakti) seksualnya. usha. Fatwa apai tujuan, mkomponen pula wanita guna men- gunaan keti- daskan dhar- , keberhasi- apat dicapai akannya, ke- Contohnya? hasil karena banyak juga karena takh- Supartha ini sampai di- maka salah satu n daerah akan ian tradisional pi juga di selu- nyebabnya ant- han kalangan k mereka kare- ng datang dari an cara hidup m ini sehingga enian pun ikut eberapa sistem oleh pengaruh n sumber hibu- upun hanya se- adisional milik mya "kenikma- k-bentuk kese- asyarakat yang sinetron di tele- arenakan kedua jikan suguhan- an lebih cocok sekarang. Bagi anya memberi- uatu kehidupan berbau feodal. n Bahasa Bali ali, seperti yang satu penyebab mian tradisional bahwa bahasa sa Kawi, adalah Hal.14 Kol.1) tu Konta men- duk di sebuah kuk. Lama tak akan betapa ke- Banyak orang yang gegabah, hati sebenarnya engsara. Sering soalan ini harus , Luh!" ari menatap wa- erita yang bere- Sari menunduk, anduk bisu. Putu tu yang bergetar an menyatakan adi hari itu. Maaf,.." nta maaf?" tan- menatap Putu pilihan?" kedu- ng Putu Konta maksud," kata tertunduk lesu. ak dahsyat yang a membisu den- wab, Beli minta it. Luh Sari den- Putu Konta, ia sa itu telah dit- erduyun-duyun gaannya mulai 5. Denpasar, 1996 Minggu Umanis, 2 Maret 1997 Sajak DUNIA Sajak Bali Post APRESIASI Semalam gloBALIsasi puisi. RUMI TAGORE GIBRAN ke Arah Semesta Terbuka KATA-KATA YANG BAIK Ibu selalu mencari anaknya; yang asas mengejar turunannya. Jika air tertahan dalam sebuah tangki, angin'kan menghirupnya; karena angin adalah ruh yang asasi, kuat dan bebas. Angin membebaskan air dan menghembuskannya jauh ke sumbernya, sedikit demi sedikit, sehingga engkau tak dapat melihatnya; Dan jiwa kita bagaikan napas puji-pujian yang menyelinap, sedikit demi sedikit, pergi dari penjara dunia ini. Harumnya kata-kata baik kita terbang menuju kepada-Nya, kemana pun terbangnya Dia Maha Mengetahui. Napas.kita membumbung tinggi bersama kata-kata pilihan, sebagai kado dari kita, menuju tempat yang kekal; Kemudian datanglah pahala atas puji-pujian kita, berlipat ganda, Maha Penyayang. JALALUDDIN RUMI Lantas Dia menyuruh kang maca Peaya Xara baik lebih banyak lagi, KATAKAN AKU ADALAH KAU Aku partikel debu dalam cahaya matahari Aku matahari yang bulat Kepada butir-butir debu aku berkata, Diam Kepada matahari, Teruslah bergerak. Aku halimun pagi, dan napas malam. Aku angin di pucuk tanaman, dan menyusur karang. Tiang kapal, kemudi, jurumudi, serta lunas, Aku juga karang panjang pijakan arah mereka. Aku pohon dengan burung beo terlatih di cabang-cabangnya. Keheningan, Pikiran, dan suara. Udara musikal yang mengalir ke dalam seruling, penyebab batu, kilau logam. Lilin sekaligus ngengat yang mabuk mengitarinya. Mawar dan burung bulbul yang tersesat dalam wangi. Aku segala aturan yang ada, lingkaran galaksi, Kecerdasan evolusioner, kebangkitan dan keruntuhan. Ya dan Bukan. Kau yang mengenal Jalaluddin, Kau Yang Satu dalam keseluruhan, katakan siapa Aku. Katakan Aku adalah Kau. BINTANG TAK BERNAMA Saat seorang bayi dipisah dari Ibu asuh yang menyusui dengan mudah ia melupakannya dan mulai mengunyah makanan padat. Benih-benih berpijak sejenak di bumi kemudian terangkat ke matahari. Jadi sebaiknya kau nikmati cahaya terpilih dan meniti jalanmu meraih kebijakan tanpa selubung pribadi. Begitulah kau hadir di sini, seperti sebuah bintang tak bernama. Melintasi langit malam dengan cahaya tanpa nama agar hamba-Nya mendapatkan Kasih-Sayang-Nya lebih banyak pula. Sesungguhnya sumber kebahagiaan dalam doa adalah Cinta Ilahi yang tanpa berhenti membawa jiwa ke rumahnya kembali. SATU CAHAYA KEBENARAN Lampu-lampu itu berbeda, namun Cahaya itu sama: ia datang dari Atas. Apabila engkau terus memandangi lampu, en- gkau akan bingung: karena akan muncul penampakan jumlah dan keragaman. Tetapkanlah pandanganmu pada Cahaya, dan engkau akan terlepas dari dualisme yang melekat pada tubuh yang terbatas. Wahai engkau yang merupakan inti Keberadaan, pertentangan di antara orang Muslim, Zoroaster dan Yahudi itu tergantung pada pendirian. Beberapa orang India membawa seekor gajah, untuk mereka pertunjukkan di kegelapan arena. b Sajak DUNIA Sajak● RABINDRANATH TAGORE GITANYALI - VII Nyanyianku meletakkan perhiasannya. Tak bangga ia akan baju atau hias. Permata hanya menyusahkan perjanjian kita, permata hanya memisahkan kita saja, bunyi deringnya akan menyesakkan bisikanmu. Angkuh pujangga di dalam diriku, malu mati, karena pandangMu. O Penyanyi Raya! telah bertelimpuh aku di kaki Mu. Biarlah aku membuat hiduoku sederhana dan lurus, seperti seruling gelagah, supaya dapat Engkau isi dengan nyanyi. GITANYALI-VIII Seorang anak berpakaian permai, kalung permata di lehernya, tak senang lagi dalam bermain. Pakaiannya menghalangi dia dalam tiap-tiap langkahnya. Takutkan koyak dan kotor, ia tak berani bersama yang lain; sedang bergerakpun ia tak berani Bonda! rantai hiasmu tidak kami sukai, jika rantai hias itu memisahkan kami dari bumi yang sehat, jika ia mengambil hak kami untuk masuk ke peralatan hidup manusia yang besar ini. GITANYALI XI Berhentilah berdendang, bernyanyi dan menghitung- hitung lokan ini! Siapkah tuan puja di sudut kuil sunyi gelap ini, sedang pintu tertu- tup pula? Bukalah mata tuan dan lihatlah, Tuhan tuan tak ada di hadapan tuan. Karena melihatnya dengan mata tidak mungkin, maka setiap orang Di manakah petani meluku tanah yang keras, di mana pembuat merabanya dengan telapak tangannya. Tangan seseorang menyentuh belalainya; dia berkata, "Binatang ini seperti pipa-air," Yang lain meraba telinganya; baginya mahluk ini tampak seperti sebuah kipas. Yang lain memegang kakinya dan melukiskan gajah itu seperti bentuk sebuah pilar. Yang lain mengusap punggungnya, "Sesungguhnya," katanya, 'gajah ini menyerupai sebuah singgasana,' Setelah masing-masing memegang lilin, perbedaan pun hilang dari percakapan mereka. PUTRA CAHAYA Di balik berjuta bintang ada Bintang-bintang yang tak berapi dan tak menakutkan Mereka beredar di langit lain, bukan di tujuh langit yang dikenal kita semua. Mereka tetap ada dalam radiasi Cahaya Tuhan, tidak saling berhubungan maupun berpisah satu sama lain. Siapa pun yang memperoleh keberuntungan dari Bintang-bintang ini, jiwanya 'kan tetap mampu menghalau dan menghabiskan orang-orang yang tak beriman. Tuhan memercikan Cahaya-Nya atas semua jiwa manusia, namun hanya orang yang dikaruniai lah yang menyingsingkan lengan bajunya 'tuk menerimanya: Dan, setelah memperoleh kerunia cahaya itu, mereka memalingkan wajahnya dari segala kecuali Tuhan. Begitulah yang berasal dari laut kembali ke laut; ia kembali⭑ ke tempat dari mana ia datang. Dari gunung arus air deras mengalir, dari tubuh kita jiwa pun bergerak karena ilham cinta. NYANYIAN SERULING BAMBU Dengarkan nyanyi sangsai Seruling Bambu Mendesah selalu, sejak direnggut Dari rumpun rimbunnya dulu, alunan Sumber: Say Iam You: RUMI; Poetry Interspersed with the Lagu pedih dan cinta membara - inStories of Rumi and Shams ole deba translated by John Moyne and Coleman Barks Terjemahan: Tan Lioe le KESATUAN RUH Jika mawar telah layu dan taman bunga pun telah musnah, kemanakah kita akan mencari harumnya mawar? Dalam air-mawar. Karena Tuhan tak dapat dilihat, maka Dia mengutus para Nabi sebagai khalifah-Nya. Janganlah menyalahkan aku! Adalah salah untuk beranggapan bahwa khalifah dan Dia yang mengutusnya adalah dua. Bagi pemuja bentuk mereka adalah dua; apabila engkau melepaskan diri dari kesadaran bentuk, mereka adalah Satu. Selama engkau perhatikan bentuk, kegandaanlah yang engkau lihat: pandanglah, bukan pada mata, namun pada cahaya yang memancar dari keduanya. Engkau tak akan dapat membedakan cahaya dari sepuluh lampu yang dinyalakan secara serentak, sejauh engkau hadapkan wajahmu pada cahaya semata. Dalam hal nurani tiada pemilihan, tiada bilangan, tiada kesaling-sendirian. Betapa indahnya kesatuan Sahabat dengan para sahabat-Nya! Kejarlah ruh itu dan dekaplah dalam dadamu. Permalukanlah sikap yang suka memberontak sampai ia punah: temukanlah harta benda Yang Maha Esa! Singkatnya, dulu kita dan segala sesuatu adalah satu esensi: kita adalah gumpalan dan bersih seperti air. Ketika Cahaya yang mempesona mengambil bentuk, ia menjadi bermacam-macam, laksana bayang-bayang bentuk benteng. Bongkarlah benteng gelap itu, sehingga seluruh perbedaan akan hilang dari tengah-tengah bentuk yang banyak. "Rahasia nyanyianku, meski dekat, Tak seorang pun bisa mendengar dan melihat Oh, andai ada teman tahu isyarat Mendekap segenap jiwanya dengan jiwaku! Ini nyala Cinta yang membakarku, Ini anggur Cinta mengilhamiku, Sudilah pahami betapa para pecinta terluka Dengar, dengarkanlah rintihan Seruling!" Kahlil Gibran PENYAIR kepekatan malam Yang cahaya matanya menunjukkan kemegahan siang? Mereka kebahagiaan dan kesenangan tak boleh melintas dekatmu. Dan, kalian, O Para Penyair. Hidupnya hidup ini; Telah kau tundukkan abad demi abad Termasuk tirainya. Dan, kau dianugerahi sebuah mahkota daun salam Di wajah onak-duri angan-angan. Kau berdaulat atas semua hati, Dan, kerajaanmu tanpa akhir. NYANYIAN INDAH Dikutip dari buku: JALALUDDIN RUMI Ajaran Dan Pengalaman Sufi Akulah pemandu cinta, Oleh: Reynold A. Nicholson Terjemahan: Drs Sutejo. Penyunting: Al-Haj Sutardji Caalzoum Bachri Akulah anggur jiwa, Akulah makanan hati. Akulah sekuntum mawar; Agenda Kantong Apresiasi '97 Kubuka hatiku kata fajar merekah; seorang gadis memetikku Malam Trio GloBALIsasi Puisi Kroyokan Sebayan Taka STSI (Sekolah Seni Indonesia) FAK (Forum Apresiasi Kebudayaan dan CAK (Catatan Apresiasi Kebudayaan) mempersembahkan TRIO GLOBAL PARADOX (Immortal POEM'S) Jalaluddin Rumi, Rabindranath Tagore dan Kahlil Gibran.... MINGGU malam 9 Maret '97, pukul 19.00 WITA di Gedung Natya Mandala STSI Jalan Nusa Indah Denpasar. SEGERA hubungi FAK telp. 227953 (0361) dan CAK telp 423594 dan 241432 (0361) Syukuran STKIP 1000 Jendela'97 Gaudeamus Igitur Yuvenes...., Back to Campus STKIP..... Edisi KHUSUS Hut STKIP-SAR, jaga di BPM 9 Maret'97 Kembali Ke Bali Barat Sekali sebulan Gradaggrudung KPSJ Bali Barat Maret 1997 MINGGU sore 23 Maret '97 pukul, 15.00 WITA SEGERA hubun- gi BALIGANJUR PANGKUNG MANGGIS Yogie Nathayasa telp 4168 41468 (0365) atau PONDOK SENI Negara telp 40031 Tandem Sindu vs Jangkar Undis Wenten play in work as the third man who quiet..... Pos Sanur versus PORS versi Antupudnis Sugabadi style... Jaga di BPM Solo-Run Edisi 23 Maret 1997 373 Thn SAR - Sakti DSB Agem Ki Barak Ngigel Men Bukit ya Singa Ambara Raja'97 Edisi KHUSUS Hut SAR-Sakti DSB, Jaga BPM 30 Maret '97 NYEPI sangkanparaningparan NYEPI Ning on Being in Bali Hening again and again in..... Sangkan Paraning Dumadi, Edisi NYEPI BPM 6 April'97 Besok Ibu Kartini versi Bali'97 Cokorda Savitri vs Dayu Rusmini (Persakawi vs Persedewi) JAGA di BPM Edisi Hut Puputan Klungkung 27 April'97 89 Tahun Loslosan PSKedatuan Melangitbubuh Segeningunda Gelkergokamas Klotok Jaga di BPM Edisi Hut Puputan Klungkung 27 April'97 Denpasar - Semarangan P.P. Solo Run PSI Semarang Alam Agem Tampakgangsul (ATG) 1997 JAGA di BPM Edisi Wing and Swing Warih Wisatsana Mungkinkah ada wenten-play REAL-SOLO RUN 6 Mei'97 793 Thn Bangli '97 Perguruan Purnama Posmo 24 Karat punya Gongde Bangli JAGA di BPM Edisi KHUSUS Hut Bangli 11 Mei 1997 menciumiku dan menaruhku di dadanya. Aku tempat kedamaian kebahagiaan Dan, sumber kesenangan Akulah awal ketenteraman. Akulah senyum ramah pada bibir seorang gadis, Masa muda menatapku, kerja kerasnya terlupakan, dan hidupnya menjelma sebuah pentas bagi impian manis. Akulah imajinasi penyair Dan, pemandu seniman Akulah guru pecinta musik Akulah pandangan sekilas di mata bocah Melihat kelembutan seorang ibu Di hadapannya dia berdoa dan memuja Tuhan Kulihat Adam dalam pengaruh Eva Dan, memperbudaknya. Telah kuungkapkan kepada Sulaiman dalam kecintaannya, dan menciptakan penyair serta kearifannya. Aku tersenyum pada Helan, Namun Troy merusaknya; Kumahkotai Cleopatra, dan kedamaian menaklukkan Nil. Aku bagai takdir; Pada hari ini aku membangun, Pada hari esok merusak Akulah Tuhan. Aku mempercepat dan membuat kematin. Aku lebih terang ketimbang keluhan kembang lembayung Dan, lebih kuat dari pada prahara Akulah Kebenaran, wahai manusia, ya, Kebenaran, Dipetik dari buku AIRMATA DAN SENYUMAN Terjemahan Iwan Nurdaya-Djafar Kahlil Gibran PERANG DAN BANGSA-BANGSA KECIL Sekali waktu, jauh tinggi di atas padang rumput, kala seekor domba dan anaknya sedang merumput, seekor rajawali terbang melayang-layang dan melihat dengan laparnya pada anak domba di bawah. jalan memukul batu, disitulah Dia. Bersama orang-orang ini Ia berpanas dan berhujan dan pakaiannya dilekati debu. Tanggalkanlah pakaian-sucimu dan turunlah ke tanah yang berdebu, seperti Dia. Kebebasan? Dimanakah didapat kebebasan? Junjungan kita sendiri menerima dengan ria ikatan ciptaanNya. Untuk selamanya la terikat pada kita. Bangkitlah dari semadi tuan dan hentikanlah memakai bunga dan bau-bauan. Meskipun pakaian tuan usang dan kotor, takut apa? Carilah Dia dan tolonglah Dia dalam bekerja, dengan keringat di kening tuan. GITANYALI XXII Diam-diam berjalan Engkau diredup gelap musim hujan, di bulan Juli, selaku malam, dengan langkah perlahan-lahan, sambil menjauhi orang yang mengintai. Hari ini pagi menutupkan matanya, dan tidak mempedulikan panggilan angin Timur yang keras. Kabut putih membentang di atas langit senantiasa biru itu. Dari padang tiada kedengaran nyanyi lagi, dan pintu semua rumah ditutupkan. Hanya Engkaulah penyanyi sunyi di jalan yang ditinggalkan manusia ini. O, Kawanku tunggal! Kekasihku utama! di rumah-ku gapura senantiasa terbuka..... janganlah dilewati seperti mimpi. GITANYALI XXIV Jika hari telah selesai, burung-burung tidak lagi bernyanyi, angin yang letih itu berhenti berhembus, kembangkanlah selubung gelap menyelubungi daku, seperti Engkau menyelimuti dunia dengan selimut tidur, serta dengan kasih mengatupkan kelopak bunga seroja yang tunduk terjual di hari senja. Jika perbekalan pejalan habis sebelum sampai pada tujuannya, jika pakaiannya koyak dan berdebu, jika kekuatannya telah habis, ambillah kehinaan dan kesusahan dari padanya dan baharuilah hidupnya, sebagai bunga dalam peliharaan malam Mu penuh kasih. GITANYALI XXXVI Inilah permintaanku padaMu, junjungankul-pukulah y dan kenalilah akar takut dalam hatiku. Berilah aku kekuatan menanggung senang dan sedih dengan rela hati. Berilah aku kekuatan membuat cintaku mengabdi dan berbuah. Berilah aku kekuatan supaya aku tak akan pernah menyingkirkan orang miskin, dan merendahkan diriku terhadap kekerasan. Berilah aku kekuatan meninggikan budiku di atas kejadian-kejadian sehari-hari yang tiada berarti, Dan berilah aku kekuatan memberikan kekuatanku dengan ikhlas kepada kemauanMu. GITANYALI LXXXI Aku sesalkan waktu yang terbuang, di hariku yang banyak kosong Tetapi hari itu tidak pernah terbuang, Junjungan! Tiap detik hidupku dalam tangan Mu. Tersembunyi dalam hati segala benda, Engkau asuh benih menjadi pohon, putik menjadi bunga, dan bunga menjadi kesuburan. HALAMAN 11 Sajak DUNIA Sajak KAHLIL GIBRAN JIWA Dan, Tuhan dari semua Tuhan memisahkan sebuah Jiwa dari Dirinya dan menciptakan padanya Keindahan. Dia karunia jiwa itu kelembutan angin di kala Fajar dan semerbak bunga dari dataran dan kelembutan cahaya rembulan. Lalu, Dia karunia kepadanya secawan keriangan, seraya berfirman; "Kau takkan mereguknya kecuali jika kau lupakan Masa Lalu dan tak mempedulikan Pendidikan yang Membebaskan SEKALI waktu, setelah tamat SMA, saya pernah ber- tanya pada diri sendiri, apa sesungguhnya yang sudah saya pelajari selama 3 tahun di sana. Bahwa gnetum gen- emon adalah kata latinnya Masa Depan," Melinjo, saya masih hafal hingga sekarang, dan masih sering saya pakai untuk sok- sokan saat memesan kerupuk melinjo di warung soto. Tapi bukan pengetahuan itu yang saya maksudkan. Yang se- sungguhnya terlintas dalam pikiran saya adalah apakah Dan, Dia karuniai kepadanya secawan kesedihan, secara berfirman; "Kau akan mereguknya dan tahu dari mana makna kegembiraan Hidup berasal," Kemudian dia meletakkan di sana sebuah Cinta yang akan mengabaikannya dengan desahan pertama dari kepuasan; dan sebentuk kemanisan yang akan berlalu dari sana bersama kata per- tama yang diucapkan. Dan, Dia bermaksud menurunkan padanya pengetahuan tiga tahun pendidikan tersebut dari langit demi memandunya di jalan kebenaran. telah membuat saya berbeda Di sana, Dia ciptakan Perasaan yang mengalir bersama dari anak kecil yang lulus dari citra dan wujud malaikat; SMP tiga tahun sebelumnya. Jawabannya bisa ya bisa pula tidak. Dan, membalutnya dengan pakaian Kerinduan yang dite- nun oleh bidadari dari helai-helai pelangi. Padanya Dia letakkan kegelapan kebingungan, yang merupakan bayangan Cahaya, Dan Tuhan mengambil Api dari tungku perapian Keramahan dan setiupan Angin gurun kebodohan dan Pasir pantai Keegoisan, dan Tanah dari bawah kaki zaman dan Dia ciptakan manusia. Jika yang dimaksud den- gan berubah adalah jumlah kandungan informasi yang terkandung di otak saya, maka jawabannya adalah ya. Pada waktu SMP saya belum Dia berikan untuknya kekuatan buta untuk memberon- tahu kalau Gnetum Gen- tak dalam kegemaran bersama kegilaan dan terhenyak di hadapan emon adalah Melinjo, atau isi sang nafsu. Dan, Tuhan dari semua Tuhan tersenyum dan meratap lengkap Supersemar. Pada waktu SMA, tak hanya melin- karena tahu bahwa sebuah Cinta bebas dan tanpa batas dan ia jo yang saya tahu nama latin- kawinkan Manusia dengan Jiwanya. nya, tetapi juga padi, jagung, katak, dan cemara. Isi Super- semar pun saya hafal hingga ke titik komanya, berhubung ada guru yang selalu men- gaitkan kemampuan mangha- fal Supersemar dan Pancasi- la dengan seberapa dalam "ke-Indonesia-an" murid-mu- ridnya. KEDAMAIAN Badai mereda setelah memaksa semua benda yang tumbuh membungkuk dihadapannya. Bintang-gemintang muncul bagai- kan sisa pecahan kilat petir di atas permukaan langit. Dan, data- ran itu kembali tenang, seolah peperangan alam tidak pernah berke- camuk mengusiknya. Pada saat itu seorang dara memasuki kamarnya dan menghem- paskan tubuhnya di atas dipannya serta meratap dengan getir. Sen- du-sedannya menegas dan napasnya tersengal-sengal menjadi kata- kata. "Kembalikan dia padaku, o Tuhan, karena airmata ku telah mengering dan perutku hanya berisi air. Kembalikan dia padaku. Wahai Roh yang mengadili dengan kebijaksanaan yang melebihi kearifan manusia, karena jiwaku meninggalkan diriku dan kesedi- han merunyak diriku. Selamatkan dia dari cakar perang yang tajam; bebaskan dia dari tangan kematian dan kasihanilah seorang pe- muda yang lemah, yang diperlakukan secara tidak adil oleh kekua- saan yang kuat dan merenggutnya dariku. "Taklukkanlah, Wahai Cinta, dan kalahkanlah perang musuh- mu. Selamatkanlah kekasihku karena dia putramu. Enyahlah kau dari sini, wahai kematian karena dia bisa melihatku atau datang- lah engkau dan bimbinglah daku kepadanya." Jika yang dimaksud den- gan berubah adalah bagaim- ana cara saya menghadapi kehidupan, maka dengan sangat menyesal saya kata- kan bahwa tiga tahun pendid- ikan itu tidak ikut serta berpar- tisipasi dalam memperkuat cara pandang saya mengh- adapi hidup. Kawan-kawan yang nyontek semasa SMP, tetap saja nyontek semasa SMA, terkadang dengan teknik yang lebih canggih dan luwes. Kawan-kawan yang Pada saat itu masuklah seorang pemuda, kepalanya dibalut den- menjilat untuk mendapatkan gan perban putih karena perang telah menulis dengan aksara mer- nilai bagus, tetap saja menji- airmata dan senyuman. Lalu, dia menggenggam tangannya, dan ah tua. Dia menghampiri gadis itu yang menyambutnya dengan lat, bahkan kini dengan lidah meletakkannya di depan bibirnya, dan dengan suara yang berisi- yang begitu profesional sam- kan cinta yang luka dan keriangan sekaligus, berkata, "Jangan pai-sampai yang dijilat tidak takut, karena dia yang membuat engkau meratap, telah kembali. merasa dan orang-orang Bersukarialah karena kedamaian telah mengembalikan kepada- sekelilingnya menganggap itu sebagai suatu kewajaran. mu, dia yang diambil oleh perang dan kemurahan hati telah Dengan sangat menyesal mengembalikan ketamakan barang rampasannya. Sekalah airmata- saya katakan bahwa pendidi- keadaan hidup, karena cinta memiliki sebuah tanda didepan ke- mu, kekasihku, tersenyumlah. Jangan heran jika aku kembali dalam kan kita selama ini hanya merasakan dan merasa heran. mempertajam otak dan tidak matian yang melarikan diri begitu dia melihatnya; musuhpun memperhalus hati, mengajar- "Ya, akulah dia, Jangan menyangka diriku sesosok hantu yang kan agama tapi tidak mema- muncul dari daerah kegelapan mengunjungi suatu tempat dimana hamkan teladan. Karenanya berdiam kecantikan dan kedamaianmu. Jangan takut, karena aku tidak perlu diherankan bahwa adalah kebenaran yang dibebaskan dari api dan pedang demi Letih dan tiada berdaya, tidur aku di tempat tidurku, menganggap yang lahir adalah pelajar-pel- mengemban kesaksian di hadapan semua orang, demi kemenan- ajar "cerdas" yang siap me- segala pekerjaan telah selesai. Tatkala aku bangun di pagi hari, kulihat tamanku penuh bunga berbagai-bagai. GITANYALI LXXXIII Bonda! akan aku rangkai kan mutiara untuk leherMu dari air mata sedihku. Bintang mengikat gelang kaki dari cahaya, untuk menghias kakiMu, tetapi perhiasanku akan tergantung di dadaMu. Kekayaan dan kemashuran datang dari Engkau dan padaMu-lah terletak memberi atau mengambil. Tetapi sedihku semata-mata kepunyaanku dan jika korban ini kuberikan padaMu, Engkau hadiahi aku dengan restuMu. GITANYALI LXXXIV Kesedihan-bercerai meluas di dunia dan melahirkan bentuk tiada terbilang, di langit tiada berbatas. Kesedihan-bercerai sunyai memandang dari bintang ke bintang, semalam-malaman dan beroleh suara nyanyi di celah desiran daun, dalam gelap musim hujan, di bulan Juli. Sedih luas-melebar inilah yang mendalam menjadi kasih dan damba, menjadi derita dan kesenangan dalam rumah manusia; dan inilah senantiasa cair dan mengalir dalam nyanyi melalui hati pujanggaku. GITANYALI LXXXXVII Tatkala aku memainkan permainanku dengan Engkau, tidak bertanya aku, siapa Engkau. Aku tak mengenal malu maupun takut, aku orang yang nakal. Di pagi hari Engkau datang memanggil daku dari tidurku, seperti kawanku sepermainan, dan Engkau bawa aku berlomba dari lembah ke satu lembah. Di waktu itu tak kuhiraukan mengetahui arti nyanyian yang En- gkau nyanyikan padaku. Suaraku hanya mengerti lagunya, dan hatiku menari dalam iramanya.. Sekarang waktu bermain telah lampau dan apakah yang tiba-tiba kulihat? Dunia beserta semua bintangnya yang sunyi tenang, berdiri takjub memandang ke kakiMu. *Dikutip dari buku: GITANYALI alih bahasa: Amal Hamzah Saat rajawali itu menukik hendak mencengkeram mang- sanya, ada rajawali lain muncul, melayang di atas domba dan anakn- ya, hendak memangsa pula. Maka kedua pesaing itu berkelahi, dan angkasa pun penuh pekik-teriak yang gegap gempita. Domba itu tengadah dan takjub Dipandangnya anaknya, dan katanya: "Aneh benar, nak, dua burung yang mulia itu saling menyerang. mangsa manusia lainnya. Se- gan cinta di atas peperangan. Akulah sepatah kata yang diucapkan mentara pelajar-pelajar yang pembuka untuk kisah kebahagiaanmu. tidak mau ikut-ikutan "cer- Disebabkan ucapan ini lidahnya menjadi kelu dan airmata yang menggantikannya berbicara. Jiwa bersuka-ria memenuhi tempat das", banyak yang menjadi kediaman yang bermakna itu, dan sepasang hati menemukan ke- frustrasi, karena, ya itu tadi, mereka tidak diajarkan bahwa hilangan karena perceraiannya. Dan ketika pagi menjelang, kedu- hidup itu kejam, dan kebena- anya berdiri di sebuah dataran dan memandang keindahan alam. ran tidak selalu menang. Sejurus kemudian, prajurit itu memandang ke arah Timur dan Karenanya, pendidikan berkata kepada kekasihnya, "Matahari terbit dari kegelapan". yang kita perlukan sekarang adalah pendidikan yang mem- bebaskan jiwa para pelajar, bukannya pendidikan yang Sebuah rantai PENYAIR menilai pelajar hanya dari nilai Antara dunia ini dan alam baka: yang didapatnya. Pendidikan Sebuah kolam air manis buat kehausan: yang membebaskan adalah Sebatang pohon tertanam pendidikan yang memberi Di bantaran sungai keindahan kesempatan kepada pelajar Memikul bebuahan rauum buat hati lipar yang mencari. untuk menjadi manusia be- bas, untuk mampu mengenali Seekor burung bernyanyi serta memahami kelemahan Berloncatan sepanjang cabang pidato dan kekuatannya. Sebuah Bergetaran melodi mengisi segenap tubuh pendidikan, yang secara tak langsung, mempersipakan pelajar untuk hidup untuk menjadi dirinya sendiri. Seorang pelajar yang nilai matematikanya jelek belum tentu bodoh, belum tentu tak mampu bikin pesawat ter- Yang diutus Mahakuasa mengejar manusia beradat bang. Bisa jadi ia tak belajar, Seberkas cahaya gemilang yang tak kunjung padam atau tidak mau ikut-ikutan Tak tersembunyikan oleh gantang nyontek, atau memang lagi Astarte mengisinya dengan minyak jenuh. Ada kemungkinan pula Dan, dicahayai oleh Apollo. bahwa ia memang lebih suka dengan kemanisan dan keramahan Sepotong awan putih di langit cerah, Menaik dan mengembang memenuhi angkasa Kemudian mencurahkan karunianya di atas bunga padang kehidupan. Sesosok malaikat jadi Sapardi Joko Damono Sendiri, daripada jadi Habibie. Dalam Dia berpakaian sederhana pendidikan yang menyesat- Dan, dipelihara oleh keramahan; kan, guru akan memandang- Dia duduk di pangkuan Alam belajar mencipta inya tajam-tajam sebelum Dan, terjaga di keheningan malam memvonisnya "bodoh" atau Menantikan turunnya roh "mau jadi apa kamu kalau Seorang suami yang menabur hatri di kebun perasaan, tidak paham matematika". Dimana mereka membuahkan hasil Dalam pendidikan yang mem- Demi menopang mereka yang mengumpulkan. bebaskan, guru akan tersenyum, menepuk Inilah Penyair yang diabaikan manusia pada zamannya, pundaknya, dan berusaha Dan, dikenal oleh mereka pada dunia yang sesungguhnya setelah mencari tahu apa yang terja- kembali ke tempat kediaman surgawinya... baskan adalah seperti yang demi menyelamatkan seulas senyuman di. Pendidikan yang membe- Inilah dia yang tak mencari sesuatu dari manusia dilakukan Tagore saat mem- Yang tertiup bangkit dan memenuhi cakrawala dengan biarkan murid-muridnya ber- bayangan keindahan yang hidup larian memanjati pohon. "Jika Namun membuat orang tersembunyi dari makanan dan ingin mengajarkan pohon, tempat perlindungannya. bawalah anak-anak ke pohon dan biarkan mereka memilih Sampai kapan, O Manusia. bagian mana yang hendak Sampai kapan, O Keberadaan, Anakku, berdoalah, berdoalah dalam hati agar Tuhan sudi diamatinya," ungkapnya. Dan Apakah kalian membangun gedung kehormatan mendamaikan kedua kakakmu yang tersayap itu," Dan domba kecil itu pun berdoa dalam hati. Dikutip dari buku; SANG PRALAMBANG Terjemahan Sugiarta Sriwibawa anak-anak itu akan paham Bagi mereka yang meremas bumi dengan darah pohon dalam cara dan gayan- Dan, mengelakkan diri dari mereka yang memberimu ya masing-masing. Se- perdamaian dan ketenteraman? bagaimana mereka akan pa- Sampai kapan kau kan mengagumkan pembunuhan ham pula tentang kehidupan. Dan, mereka yang membuat leher membungkuk di bawah beban peninasan? I Wayan Juniarta Dan, melupakan mereka yang menghambur ke dalam 2cm Color Rendition Chart