Tipe: Koran
Tanggal: 1990-06-03
Halaman: 11
Konten
JUNI 1990 Lagi Mencrut ber- th? Itu! kan sama tetapi gah Sanglir Ngurah Rai a. Kalau itu pesawat ter- menumpah- Harus sabar. Mencrut me- yang meng-" rah Rai bisa nasional. glir sinis. crut. ngan setelah at. Pada saat terbangkan, nobil sangat ta Kuta. Da- aksi gelap itu mai dan mu- - udara yang. antuan dana k membuka nis dari yang k kepalanya; tentu semua- ntuk itu. Ho- peraih devisa undang turis rusan peme- Segitu rumit, Negosiasinya dengan JAL Garuda ingin ta pusat turis bisa berbaik erbangan Ae- nesia karena an Thai Air- jung menjadi Beach. Thai pernah pesa- Thailand atau ahaan pener- ir (Austria), ayak faktor, ran juga dia k persoalan, nya terbuka, tapi, dengan pa menggugat di Bali 'kan g bisa mem- ramai-ramai Kalau nggak mereka jadi a mau rugi? ekonom. merat, Sanglir, alik Mencrut. glir," meski- berlipat gan- lagi! Banyak ang 'Bali tak ntangan yang para orang tua sebijaksana menghadapi trinya. isa dilakukan casus-kasus di menyediakan il serta me- kis di tempat akan itu. Atau ang kertas le- da tembok, se- dak akan ter- kuan si anak. meniru lagak pat dihindar- buatkan per-. mirip mobil- h hal itu tidak = dilakukan? asti bisa! Dan ya silakan An emecahannya Wisata). ngan Hal VII annya. Untuk s berhati-hati k sumber go iti baik-baik ebenarannya, etulnya yang penyebar go a rundingkan mai. Gosip itu dapat menja- Hiri. nia ini isinya isa ditemui di alon kecanti hit, bis kota, kantor, seko-' minya. Tempat Hitentukan le na pun jadi. bisa mende- api tidak se enyiar gosip/ rofesi ini me- n: pandai bi- h, punya daya meyakinkan, pengaruh. Di acam ini diju- ompet". Agar idak merusak ebaiknya me- sebagai seo- tukang pro- stantina) CA yawan dan mnya atas ENO SI BALI) m almarhum uarga yang opinsi Bali yawan/ MINGGU, 3 JUNI 1990 K ebudayaan adalah sesuatu yang khas manusia. Sesuatu ini pula alat utama un- tuk memanusiakan manusia. Karena itu perilaku budaya dikatakan sebagai "pursuit to a total perfection" atau usaha untuk mencapai ke- sempurnaan. Lalu Pak Koentjaraningrat mengata- kan kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni sis- tem ide, sistem perilaku atau nilai dan pening- galan material masa lampau serta kini. Ignas Kleiden mengatakan kebudayaan adalah agenda daya cipta. Konseptor kebudayaan menurutnya, para eksekutif dan politisi, para ilmuwan serta seniman/budayawan. "Hasil budaya Bali banyak yang tidak patut diperjualbelikan, kini mulai dikomersialkan de- mi meraih dolar," ujar Made Rubag membaca Bali Post, edisi Selasa 29 Mei, di warung Luh Sembreg sambil menanti acara Joged dimulai malam itu. Remaia dan Orang Tua OBROLAN Kasih Ortu Sepanjang Masa DI BALE BANJAR Budaya Joged "Dolar, komersialisasi, budaya dan apalagi? tukas Seregog melengking sehingga suara Ru- bag tenggelam. "Sebagai contoh hasil budaya yang dikomer- sialkan, pencurian dan penjualan pratima, se- ngaja membuat upacara perkawinan agama Hindu bagi orang yang tidak beragama Hindu dan dipertontonkan demi dolar, kesenian sakral yang semestinya terangkai dalam upacara aga- ma Hindu dipertunjukkan pada wisatawan dan sebagainya," Rubag menarik nafas seakan-akan asmanya kumat. Ida Ayu "Membangun rumah kotak seperti rumah tu- ris bergaya Spanyol dicampur dengan gaya Bali, sehingga disebut bangunan Banyol alias Bali Spanyol," ucap Arka membantu membaca, sete- lah meraih surat kabar dari tangan Rubag, yang lagi sibuk mengurut dadanya dengan balsem. "Aku pernah membantu N'cik Liong di kamar gelap untuk mengafdruk foto hitam-putih. Ba- nyak orang yang memuji hasil kerjanya, tapi tidak sedikit pula yang mengkritiknya. Mulanya aku sangat awam di bidang fotografi, namun melihat para pengritik dari berbagai kalangan, akhirnya tergerak pula hatiku untuk ikut mene- kuninya. N'cik Liong boleh dikatakan seniman pada bidangnya. Mencuci hingga mencetak dila- kukannya secara mahir berkat pengalaman dan bakat seninya yang diwarisi secara turun- temurun. Alat bantunya pun komplit. Setelah aku analisis lebih lanjut, ternyata para pengri- tiknya cuma tahu menuding, tapi enggan mem- perbaiki cara-cara mereka mengambil foto. Pen cahayaan, fokus bidikan, kecepatan buka-tutup rana, ASA film, komposisi pengambilan dan be- berapa hal lain untuk menghasilkan klise yang baik, kurang mereka kuasai. Kamera manual diperlakukan sama dengan kamera otomatis. Padahal untuk foto seni dan berkualitas, kame- ra manual yang lebih akurat. Malah ada yang menyerahkan klise lama yang sudah buram, ka- rena tak tersimpan baik, agar menjadi foto se- perti cetakan pertama. Mereka lupa, N'cik Liong bukan tukang sulap, tapi seniman foto !" ulas Nyoman Konolan berupaya menganalogi- kan kritik budaya Bali seperti yang tertuang di -91 e 304 Pesan Jadilah Dayu melakoni pilihan yang tak per- nah dibayangkannya: film. Dengan modal ram- but panjang, kepintaran menari, dan wajah can- tik, Dayu memang pilihan yang pas untuk peran Pandansari, si gadis Bali masa silam yang besar dalam lingkungan perkampungan nelayan dan sempat masuk dunia istana yang serba kontras. Dunia nelayan yang kumuh sungguh bukan tan- dingan dunia istana yang gemerlap. Pandansari memilih dunia pertama, dunia masa kecilnya. Ia - (Sambungan Hal X) Contohnya adalah seperti pusat studi Agama Hindu di Sanata Dharmasrama, Bratang Gede. Di Bali harus lebih banyak ada sentra-sentra mendalami Weda, seperti YSD Bratang Gede Sura- baya. "Sangat berbahaya bagi generasi muda Hindu, sebagai generasi penerus, kalau tidak sejak dini membajakan diri un- tuk mendalami dan menghayati ajaran Weda, Yadnya dan Aca- ra, yang memang merupakan swadharma setiap Umat Hindu", ungkap Agus. Menurut Agus Wijaya Kusu- ma, kemunduran Agama Hindu, adalah akibat adanya pengerti- an Ajawera yang keliru. Sehing- ga hanya orang-orang tertentu AS-Soviet- Tours pengaitan langsung antara per- setujuan perdagangan tersebut dengan sanksi ekonomi Moskow terhadap Lithuania, yang mem- proklamasikan kemerdekaan 11 Maret. Bush dan Gorbachev juga ---- Frog Dance at Penjor Restaurant, Sanur every Sunday, 19.00 p.m. Parwa Ramayana Dance at Ho- tel Menara, Unud every Tues- day and Wednesday, 20.00 p.m. Mask Dance Every Tuesday at Peng- osekan Kecak Dance Every Sunday at Padang Te- gal Ubud, at 0-19.00 p.m. Every Sunday at Banjar Bu- mi Kuta begin at 19.00 p.m. Gabor Dance Every Tuesday at Balai Ban- jar Ubud Kelod at 19.30- 21.00 p.m. Mahabharata Epic Every Thursday at Banjar Teges Peliatan Ubud at 18.30-20.00 p.m. pernyataan mengeluarkan mengenai senjata konvensional di Eropa (CFE) yang "mengikat kita untuk mengintensifkan langkah perundingan Wina dan mencapai dan merancang per- setujuan mengenai semua ma- salah yang belum disetujui." Presiden sepakat, CFE me- rupakan landasan yang sangat diperlukan bagi masa depan (Cont. from Page I) keamanan Eropa, kata per- nyataan itu. Kedua pemimpin itu juga me- nandatangani persetujuan lima tahun bagi penjualan bijian pa- ngan AS ke Uni Soviet, serta persetujuan mengenai pener- bangan sipil, pelayaran perda. gangan, pertukaran kebudaya- an dan mahasiswa, dan perse- tujuan perbatasan maritim. Bush mengatakan ia "sangat puas dengan apa yang telah ka- mi capai selama beberapa hari belakangan ini," seraya me- nambahkan ia "bertekad mem- bangun landasan yang kuat ini." Sambil berpaling kepada Gor- an Kuta begin at 19.00 p.m. bachev, ia mengatakan, "Mari- Shadow Puppet lah kita memperbarui janji kita dan membangun dunia yang le- bih damai." (Ant/Afp). Ramayana Epic Every Monday at Pengabet- Every Sunday, Tuesday and Thursday at Mars Hotel Sa- nur (phone: 88236) at 19.00- 20.00 p.m. Kajapala Dance Every Thursday at Banjar Ubud Kelod at 20.00-21.00 p.m. koran. "Sama seperti analisis fotografi, masalah- masalah budaya pun harus dianalisis dari berba- gai aspek dan bidang. Sebab sebenarnya kebu- dayaan itu adalah manusia dan kemanusiaan- nya, seperti yang dikatakan Pak Koentjaraning rat, Ignas Kleiden dan pakar budaya lainnya. Antropologi budaya, sejarah budaya, budaya politik, budaya ekonomi, minimal merupakan objek studi buat melahirkan kritik budaya. Na- mun kenyataannya, kritik yang dilancarkan me- reka yang menyebut diri ilmuwan, kadar keil- miahannya tidak lebih tinggi dari apa yang se- ring diucapkan para pedagang gantal, penggali pasir atau tukang parkir. Keruhnya permukaan air yang dikaji, bukan apa yang terjadi di ba- wahnya dan sumber dari mana air itu mengalir," komentar Wayan Inguh, yang kali ini bicara normal. Calonarang Performance Every Friday at Puri Saren Ubud at 18.30-20.00 p.m. "Sayangnya, sasaran kritik selalu mengarah pada kelompok sosial yang lemah. Sebab dari kelompok-kelompok ini tidak mungkin akan terlontar protes, surat peringatan dan tindakan intimidasi lainnya. Misalnya, kritik tentang ba- ngunan yang disebut Banyol tadi. Paling-paling yang merasa kena kritik orang-orang yang pu- nya bangunan dan arsitek atau pemborong ba- ngunan tersebut. Aman, kan? Lucu, bila si peng- ritik belum pernah menginjakkan kaki ke Esta- do Espanyol, lalu berbicara gede tentang bangun- an Spanyol, Mirip seperti kasus pemberantasan cukuran Beatles di awal 60'an, yang jadi korban justru pemilik kepala style bogie-bogie, sedang- kan kepala Beatles selamat sambil kipas-kipas cari angin, ha...ha...ha," tutur I Rembug, yang rambutnya pernah dicukur sporadis oleh para petugas kala itu. "Kenyataan sosial yang bersumber pada bu- daya politik dan budaya ekonomilah yang perlu dikritik. Sebab kedua hal ini melahirkan konsep kebudayaan, ini bukan itu tidak, saat ini. Kalau tidak, kita semua akan larut pada Budaya Joged. Para pengibing, bagaimana pun sopannya, sulit akan menahan perilaku tarian mereka ke arah yang cabul. Karena gerakan penari Joged yang erotis dan merangsang dibekali penampilan fi- sik bahenol dan sintal pula. Penonton boleh saja mengecap penari Joged dan pengibingnya amo- ral, namun ketika tiba saatnya didaulat, mereka pun akan berbuat serupa. Bahkan orang yang menari serius dalam panggung Joged lebih se- ring diejek penonton. Ada pula penonton yang pura-pura menolak ketika didaulat, tapi sebe- narnya sejak berangkat dari rumah sudah nge- bet ingin ngibing. Sama seperti pelaku komer- sialisasi hasil budaya Bali yang terpojok saat ini. Siapa pun yang mempunyai kesempatan seperti mereka, aku kira akan melakukan hal serupa. Eeiiitt...eeiitt, aku tak usah diseret. Aku datang ke sini untuk ngibing, kok!" tiba-tiba tangan Rubag dipegang erat rekan-rekannya, karena seorang Joged menepuk pundaknya dengan ki- pas dari belakang ketika ia asyik bicara. (Aridus).- melepas segala atribut kebangsawanan dan me- milih menjadi rakyat jelata yang 'merdeka'. Bebas. Sayangnya, pada saat itu pula Dayu Diastini meşti melepas keriangannya 'di dunia yang tak pernah dibayangkan' sebelumnya. Ia kecewa karena film NP tak bisa diputar di bioskop- bioskop di seluruh daerah tempat pengambilan gambarnya dilakukan. "Inilah ironisnya. Saya akan mencoba menimba hikmahnya," tutur Dayu yang mengaku sudah lebih dari enam kali menonton filmnya langsung di Jakarta dan juga lewat kaca video. (N). (Sambungan Hal X) saja yang boleh belajar Weda dan kitab-kitab Suci Hindu lain- nya. Sehingga dampak opini yang keliru itu, generasi muda Hindu menjadi buta terhadap ajaran kitab Suci Weda, yang merupakan sumber dari segala sumber kehinduan." Sumber kelemahan lainnya, sementara ini adalah karena stelsel kema- syarakatan Hindu, terutama di Bali masih terpaku dalam ko- tak-kotak kasta, yang keliru, terutama dalam sistem perka- winan Hindu. Kalau ada perja- ka jaba, memperistri gadis tri- wangsa, orangtua dan keluarga- nya ribut. Tetapi kalau diperis- tri oleh suku lain dan agama lain, orang tua dan keluarganya (Sambungan Hal I) DOKTER DAN APOTEK JAGA Minggu, 3 Juni 1990 Dokter N.Mangku Karmaya, Jl.Supratman 11 Denpasar (praktek) Dokter Adiputra, MOH, Jl. Di- ponegoro Denpasar (praktek) Dokter Wimpie Pangkahila, Jl. Segara Br.Gulingan (praktek). Apotek Monang Maning, Jl. Ba- tukaru (telepon -) Apotek Multi Farma, Jl. Sup- ratman No. 1 C (telepon 33992). bungkam seribu bahasa", ung- kap Agus bersemangat. "Kita harus berpikir yang analisis terhadap permasalah- an-permasalahan sosio-kultural kita, dalam pranata sosial kita. Karena khusus dalam sistem perkawinan ini, kalau opini dan analisis saya, orang Bali ternya- ta lemah sekali menghadapi orang lain. Kami sebagai gene- rasi Muda Hindu akan tetap menghormati Dwijati, Ekajati dan rohaniawan lainnya, terma- suk para pengelingsir lainnya. Te- tapi dalam sistem perkawinan, sudah tak zamannya lagi mem- beda-bedakan asal-usul seorang perjaka dan gadis. Bukankah ki- ta masing-masing mempunyai jatukarma?" ungkap Agus Wi- jaya Kusuma. Bali Post/NOS Agus Wijaya Kusuma Acara Ke-10 tembang hits dunia itu dapat Sahabat 103 FM dengar lewat jalur Elite 103 FM Stereo hari Jum'at malam pukul 19.00- 20.00 Wita dalam acara "Dja- rum Super Top Hit's" Edisi per- dana tanggal 3 Juni 1990 bersa- ma Pramusiar Yayak Wirata- naya. "Djarum Super Top Hits" pentas aksi musik dunia, seleksi music dunia adalah acara mingguan Radio Pinguin FM Stereo yang patut diunggulkan. Silahkan disimak.......!!!! (Sasa).- oba bayangkan, ketika pertama kali seorang i- C ,bu melahirkan putranya, sungguh, seperti ber- gantung di ujung rambut. Dan ketika putranya lahir, ia harus merawat, memelihara dan membesarkan de- ngan kasih sayang. Setelah putranya remaja, ia begi- tu was-was melihat pergaulan putranya. Jangan-ja- ngan... Lalu coba bayangkan, seorang ayah mencari nafkah membanting tulang, menghadapi hujan dan Orang tua sering cerewet. Te- tapi jangan salahkan mereka dulu. Jika mereka kerap nyi- nyir, tetapi ada sebabnya. Ba- rangkali saja si anak sering nge- layap. Atau si anak membelok- kan arah uang SPP ke gedung bioskop, atau bergaul kelewat bebas, atau lebih sering belajar di depan loket TSSB ketimbang di sekolah dan seterusnya. Per- hatian mereka terhadap anak- anak, apalagi bagi anak-anak yang mulai berangkat remaja, sebetulnya tak lain sebagai ek- spresi rasa kasih, sebadung apa- pun kita, misalnya. Dan karena- nya menjadi tahulah kita, bah- wa kasih sayang ortu kepada pu- tra-putranya adalah sepanjang jaman. cemasan orang tua terhadap anak karena mereka takut akan terjerumus terlalu jauh. "Teta- pi bagaimana pun, kalau si anak berbuat baik, orang tua pasti mendukung. Nggak ada ortu terik, demi istri dan anak-anak. Tetapi jika, umpama buat kebajikan," ujar gadis ini. yang ngelarang anaknya ber- nya, putranya tidak dilihatnya di rumah, si ayah kece wa, perasaannya cemas. Jangan-jangan.... Tetapi ortu 'kan juga manu- sia. Punya kekurangan punya kelebihan. Sekali-sekali juga pernah salah. Jadi karenanya, tak salah misalnya kalau rema- ja menilai, atau mengomentari sebetulnya ortu itu bagaimana. Di bawah ini, sejumlah komen- tar tentang orang tua diberikan remaja. Bapak dan Ibu, dengar. kan kami bicara ! Begitulah ki- ra-kira pinta mereka. Ari Wirathi "Demi usaha pendalaman ajaran Weda dan kitab-kitab Suci yang lainnya, perba- nyaklah sentra-sentra studi dan pengkajian di Bali pada khusus- nya, seperti di Bratang Gede, agar ada tempat generasi muda Hindu untuk belajar. Sekali tempo, dari seluruh Indonesia, kita berkumpul ber-darmawicara dan ber-darmatula. Para tetua dan cendekiawan, jangan terla- lu sibuk dan terbenam dengan tugas masing-masing. Luangkan waktu, untuk menuntun kami generasi muda Hindu, agar ka- mi mendapatkan terang, sinar suci dari ajaran Weda dan ki- tab-kitab suci yang lainnya," imbau Agus Wijaya Kusuma. Bali Post Putu Nirtayasa, mahasiswa Semester VIII, Fakultas Teknik, Jurusan Mesin Untag, me- nyoroti masalah bidang studi Agama Hindu di sekolah- sekolah. Menurut Putu, yang kelahiran Banjar Bali, Singara- ja ini jam pelajaran bidang stu- di agama Hindu yang hanya dua jam seminggu itu adalah terlalu sedikit. Kurikulum, GBPP, Sila- bus Bidang Studi Agama Hindu, harus ditinjau kembali. "Kalau memang tak bisa untuk memperbanyak jam pengajar- an bidang studi Agama Hindu di sekolah, bentuklah sentra- sentra studi agama Hindu se- perti Sanata Dharmasrama di Bratang Gede, tempat anak- anak belajar Agama Hindu. Tentu materinya harus dise- suaikan dengan tingkat daya nalar anak-anak. Konsep- konsep ajaran suci Weda harus ditanamkan sejak dini pada anak-anak didik, agar anak- anak didik kemudian hari dapat mengerti dan menghayati serta mengaktualitaskan dalam kehi- dupannya ajaran suci Weda itu. Saya akan merasa sangat se- nang sekali, kalau di Bali ba- nyak ada sentra-sentra belajar agama dan Weda seperti di Bra- tang Gede", ungkap Putu. (Sambungan Hal V III) ikut membintangi film berjudul Hush A Bye Baby. Putu juga mengatakan bahwa Sahabat 103 FM, selain Si- dalam persembahyangan dan nead O'Conner dengan Nothing acara keagamaan, ada kalanya Compares 2 U. Anda juga bisa pelaksanaannya di luar Bali, le menyimak nomor-nomor hits bih mantap. Itu berdasarkan yang lain seperti If must have pengamatan langsung Putu. Ka- been love Roxette, Highway of Lo- rena setiap persembahyangan ve, Laid Back Get Wild Natalie di Bali, tidak selalu diawali de. Cole, Price of Love Bad English, ngan Puja Tri Sandhya. Pada Baby Your Mine Basia, Here l'am UB 40, Lover of Mine Alannah Myles, Live Together Lisa Stan- field dan Paris Rendevouse Siobhan. Bali Post/NOS Putu Nirtayasa Cermin Apakah orang tua ? Ari Wirat- hi menjawab, orang tua adalah cermin, gambaran pribadi. "Pri- badi saya, sifat saya, watak saya, sedikitnya dibentuk oleh orang tua saya, selain lingkung- an dan pergaulan," begitu ung- kap gadis bertahi lalat di dagu kiri ini. Karena merupakan cer- min bagi si anak, gadis ini me- minta, orang tua harus juga me- nunjukkan sifat dan watak yang baik. "Agar si anak menjadi anak yang baik pula," tam- bahnya. Ari Wirathi melihat, ada kesenjangan komunikasi antara anak dan orang tua. ini "Mungkin disebabkan oleh kesibukan orang tua dan kurang biasanya si anak berterus-terang," ungkap gadis yang kini masih menekuni ku- liah di Fakultas Sastra Unud ini. Kalaupun misalnya komunikasi itu terjadi, biasanya si orang tua tidak mau kalah. "Orang tua nggak mau kalah, dan malah ngotot, padahal jelas-jelas pen- dapatnya nggak sesuai dengan kehidupan jaman sekarang," komentar gadis ini. Jadinya, ya, bentrok itu. Gadis ini juga melihat masa- lah yang sering terjadi antara anak dan orang tua adalah soal kebebasan. "Orang tua biasa- nya resah melihat anaknya aktif Cambodian the northern city of Darwin aboard the Australian Navy pa- trol boat HMAS Townsville, which had gone to their aid on Friday night in international waters, the agency said. A Department of Immigration spokeswoman said four of the boatpeople required medical at- tention, but their illnesses ap- peared to be confined to fever and diarrhoea. She said the arrivals, ranging in age from three to 46, appea- red "generally healthy", al- though she had been told by the patrol boat's captain that some seemed undernourished. Cinta "Adakan semacam pesan- dan Buaya ini betul-betul terja- tren-pesantren tempat anak- di? Memang susah dipastikan anak mempelajari Agama dan kebenarannya, sebab ceritera Weda. Bukankah pesantren itu, ini tidak tercatat dalam seja- sejenis dengan sistem pendidi- rah, hanya dikenal dalam ben- kan Asrama, pada waktu zaman para Maharsi kita mendidik pa- ra sisia dan mahasisia-nya ?", ki- lah Putu. tuk dongeng dan tembang. Na- mun dari kisah ini minimal ada Because they had not applied for refugee status, the arrivals had been listed by Australian authorities as "unauthorised ar- rivals". A boatload of 118 Cambodi- ans who arrived off the nor- thwestern coast of Australia last month, and have yet to be given refugee status, are staying at a kegiatan ini itu. Sebetulnva orang tua nggak perlu cemas, sebab kita ini bisa kok memba- wa diri dan tanggung jawab kita membawa kebebasan itu," katanya. Namun gadis ini tak juga da. pat memungkiri diri, bahwa ke- 2 hal yang dapat kita lihat kebenarannya di zaman seka- rang. Pertama, bahwa "ilmu". untuk menundukkan dan men- jinakkan buaya itu ada dan sejak nenek moyang kita hing- ga kini "ilmu" tersebut telah dikuasai oleh sebagian dari bangsa kita, terbukti ditemu- kannya banyak pawang buaya. Bila anda tidak percaya, da- tanglah di Taman Tirta Loka- Pluit, Jakarta di hari libur. An- da bisa menyaksikan atraksi manusia berkelahi dengan buaya. Dengan berpakaian ala Jaka Tingkir, para pawang mendemonstrasikan bagaima- na menundukkan buaya sekali- memberikan perintah- gus perintah pada raja air ini. Pedoman Apakah orang tua? Adalah Panca Pregawati menganggap- nya sebagai pedoman. "Orang tua adalah sumber nasehat, dan tempat pengaduan. Mereka adalah pedoman bagi langkah- langkah dalam mengarungi hi- dup ini," ungkapnya, sedikit puitik. Bagaimana orang tua mendidik anak, begitulah nanti hasilnya. "Perkembangan jiwa kita sebagai anak atau remaja, sangat ditentukan bagaimana mereka memperlakukan kita," ujar gadis yang mahasiswi PSSRD Unud ini. Panca Pregawati Bagi Panca, wujud kasih sayang itu tak melulu harta. bagaimana "Tapi nyeimbangkan materi dan ka- sih, itu yang terpenting. Dan ji me- ka ini dijaga, keharmonisan da- lam keluarga, keharmonisan hubungan antara ortu dan anak (Cont. from Page I) detention centre in the sout- heastern city of Melbourne, the agency said. (Rtr). Chinese hal Gayatri Mantra sedemikian sucinya. Ada kalanya persembahyangan tidak tertib. "Sering pada wak- tu khusyuk-khusyuknya kita bersembahyang, tiba-tiba ada yang berbicara. Bahkan ada kalanya ada yang tertawa ce- kikikan, sehingga konsentrasi yang sedang sembahyang men- jadi buyar. Binalah mereka yang seperti ini, agar mereka mengerti konsep dan prinsip- prinsip persembahyangan un- tuk memuja Hyang Widhi, de- Artis- ngan segenap istadewata-nya. Upaya ini perlu ditangani mela- lui pembinaan yang sungguh- sungguh, agar tujuan kita me- lakukan persembahyangan ber- hasil, di samping menurut rasa agama kita masing-masing, tentunya menurut ajaran Weda dan Sastra-sastra suci yang lain- nya...", pesan Putu Nirtayasa. Apa yang menjadi pemikiran dan opini para generasi muda Hindu yang sedang menuntut il- mu di rantau, tentunya menjadi pemikiran badan dan instansi yang berwenang dan berkompe- ten, dalam upaya dan usaha un- tuk membangun Bali ini, teruta- ma dalam pembangunan di bi- dang agama khususnya. —— (Cont. from Page I) Zhou Lei, 20, easily took the championship-deciding third singles by beating Lee Heung- soon 11-5, 11-6. Chinese coach Chen Fushou said his players were relaxed and well-prepared for the final. "Today our players very much better than the last time, becau- se last time our players were too nervous," Chen said. "After that matches, the coac- hes had talks with the players. After the talks, the players feel quite easy. So this time they played better," Chen said. South Korean coach Lee Ok- Hyun said, "Our players were all nervous to beat China again." But the powerful South Kore- an doubles pairs Chung Nyeong- hee and Chung So-young and Hwang and Gil Young-ah won the next two doubles, improving the final score to 2-3. In the previous championship final, China trounced South Ko- rea 5-0. On Sunday, China's men try for their straight win in the Tho- mas Cup when they face Malay- sia in repeat of the 1988 final. (Rtr). (Sambungan Hal I) karena mempunyai makna yang dalam dan sangat berarti bagi perjuangan Golkar memenang- kan Pemilu 1992. Para artis spontan menjawab, "Siap," ketika Wahono mena- nyakan kesediaan mereka me- nyukseskan kemenangan Gol- kar dalam Pemilu 1992. Sementara mantan Ketua De- partemen Seni Budaya DPP Gol- kar, Waskito Reksosoedirdjo dalam sambutannya menyata- kan, para artis ibukota pernah menyatakan kebulatan tekad yang sama pada 22 Desember 1985 di Gedung Pertamina Ja- karta. (Ant). (Sambungan Hal VII) mahluk lain yang dalam keada- an terdesak dan tidak lagi mengancam jiwanya. Dari pada dimusnahkan, lebih baik di. manfaatkan. Bila dulu, Jaka Tingkir memanfaatkan buaya untuk mendorong rakit, maka kini terbukti, buaya telah di- manfaatkan oleh beberapa orang atau Kebun Binatang un- tuk sarana hiburan, yang mela- lui latihan ternyata juga punya sifat penurut. Buaya juga bisa dikembang biakkan. Thammuk, seorang warga kota Medan (Sumut) te- lah berhasil mengembang biak- kan buaya dan memanfaatkan- nya sebagai sarana rekreasi. Di. Irian Jaya, juga di Papua Nugi- ni usaha penangkaran buaya kini telah berhasil memproduk- si kulit-kulit buaya ekspor tan- pa mengganggu populasi di alam bebas. Naah..., untuk pemanfaatan sumber daya alam kita ini di- manusia-manusia perlukan yang berpengetahuan, tenaga Hal kedua, yang menarik da- yang terampil serta manusia ri ceritera Jaka Tingkir ini, yang berjiwa arif yang mau memberikan petunjuk pada ki- memanfaatkan dan melestar ta bahwa betapapun buas dan kan. Bukan manusia yang cero- garangnya binatang ia adalah boh dan serakah yang hanya ciptaan Tuhan yang sudah ten- cenderung ingin memanfaat- tu memiliki dayaguna bagi ma- kan untuk dirinya pribadi tan- nusia. Manusia yang bijaksana pa memikirkan bagi generasi semacam Jaka Tingkir tidak yang akan datang. (Suprio Gun- tega untuk membinasakan toro). bukanlah dongeng," komentar gadis asal Celuk ini. Yudantini Liar Apakah orang tua ? Ada yang menjawab, orang tua adalah orang yang mengerti tentang kemajuan teknologi dan tak se- dikit yang masih kolot. Ini ko- mentar Yudantini, gadis yang ba- ru saja lulus dari SMA I Denpa- sar. "Orang tua kita modern atau kolot, toh mereka sama sa- ja dalam satu hal, sering ngela- rang ini itu. Tapi tetap maksud- nya baik kok. Supaya kita tidak menjadi anak yang liar," ujar Yudantini. Gadis yang sering membuat cerita anak-anak di Bali Post Minggu ini menambah- kan, sekarang tergantung pada kita, kalau mau jadi baik, tak ada salahnya menuruti nasehat mereka. "Tapi kalau mau jadi jelek, silakan suka-suka sendi- ri," sarannya. Gadis yang pernah meraih juara I dalam membuat puisi da- lam rangka hari Sumpah Pemu- da ini menghendaki, orang tua jangan terlalu memanjakan si anak. Apalagi dengan materi. Kenyataan terlalu sering mem- perlihatkan kepada kita bagai- mana hasilnya bagi si anak yang bersangkutan. "Apalagi suatu saat anak itu terjun ke ma- syarakat yang penuh dengan kubangan kerja," tambah gadis yang juga menjadi pengurus se- kaa teruna-teruni di ban- jarnya. Eksistensi Apakah orang tua ? Seorang pemuda, bernama Gustu Ardiasa berkata," Orang tua adalah orang yang mau mengerti eksis- tensi si anak yang hidup pada jamannya." Salah satu eksisten- si tersebut adalah kebebasan. Gustu Ardiasa "Ingat, kebebasan tidak selalu berkonotasi negatip. Yaah, se- macam kebebasan terkontrol- lah," tambah pemuda yang kini masih studi di Undiknas Denpa- sar ini. Pemuda ini merasakan, sekarang ini masih ada kecen- drungan orang tua yang me- lakukan ekspansi pola pikir ter- hadap si anak. "Sikap semacam ini tentu saja berakibat mele- nyapkan keberanian si anak un- tuk berkreativitas," tambah pe- muda yang sempat memenang. kan juara modelling. Jadi, orang tua itu, pinta pe- muda ini, janganlah terlalu mendikte si anak. "Sebab, anak- mu bukanlah milikmu. Mereka adalah anak-anak kehidupan yang mendambakan hidup me- reka sendiri," ujar Gustu meng- utip sebaris puisi Kahlil Gibran. Pengertian Apakah orang tua? Sungguh, tak lain adalah mereka yang menanamkan pengertian bagi anak-anaknya, apakah hidup, apa tujuan hidup, pegangan apakah yang harus kita cari agar hidup berjalan wajar. Ini pendapat Made Sri Satyawati. "Mereka layak ditiru, karena asam garam dunia ini telah me- reka rasakan. Dan, bukankah mereka adalah orang yang pa- ling dekat dengan kita?" ujar- nya retoris. Harley Made Sri Satyawati Gadis yang sering men- juarai lomba pidato, puisi dan banyak lagi ini berpendapat, se- tiap anak harus punya sikap. "Kapan kita menghormati ortu, kapan membela diri, kapan nu- ruti maunya dan seterusnya. Ja- di kita harus punya sikap yang tegas. Paling tidak, dengan si- kap semacam ini kita sebetul- nya melangkah ke sikap mandi- ri," kata Satyawati yang maha- siswa Sastra Unud ini. Gadis yang kini aktif menjadi wartawan kampus ini meng- emukakan, sebetulnya banyak sekali masalah yang ada antara anak dan orang tua. "Pe- nyelesaiannya dari segi kita se- bagai anak, ya, pandai- pandailah membawa diri. Tun- jukkan kepada mereka, bahwa kita bisa bersikap tegas, mandi- ri, dan berprestasi," sarannya. "Back Street" Apakah orang tua ? Kali ini, Made Ayu Sutyawati berkomen- tar, orang tua adalah mereka yang begitu cemas melihat anaknya pacaran, apalagi pa- Oleh Ngurah Nala 17 (25 du! geografisnya? Menyimak lebih dalam tentang faktor-faktor mana yang paling dominan ber- pengaruh terhadap munculnya bibit-bibit atlet dalam POPSI ini amatlah perlu. Dengan diketa- huinya faktor-faktor tersebut, akan lebih me- mudahkan untuk pencaharian dan pembinaan olah raga prestasi yang dapat diandalkan oleh Bali dalam PON atau ajang olah raga yang lebih tinggi lagi yang bertaraf internasional. Seorang atlet disebut berprestasi, kalau dia mampu me- ningkatkan terus kemampuannya pada setiap pertandingan. Karena itu bagi kabupaten lain, selain Badung, maka faktor prestasi inilah yang harus dikejar. Satu dua cabang olah raga yang potensial di daerahnya dibina dengan baik akan lebih bermanfaat dari pada membina semua ca- bang olah raga tetapi tidak berprestasi. Dengan cara ini, maka biaya dan tenaga yang dihabis kan akan menjadi lebih efektif. Pada saat ini tidak masanya lagi kita berhura-hura dalam mengikuti pesta olah raga, baik di tingkat dae- rah maupun ditingkat nasional. Olah raga pres- tasi sudah lama kita canangkan. Tetapi realisasinya sampai saat ini belum terwu- jud seratus persen. Kapan kita akan mulai de- ngan olah raga prestasi? 8.000 HALAMAN XI Pada POPSI ini berkumpul atlet-atlet muda usia dari seluruh pelosok Bali. Mereka ini me- rupakan bibit-bibit yang mempunyai potensi yang dapat berkembang dan tumbuh menjadi atlet yang berprestasi, baik untuk tingkat nasio- nal maupun untuk tingkat internasional. Ter- gantung dari kita semua, apakah mampu dan ada perhatian untuk memelihara, memupuk dan mengembangkan terus prestasi bibit terse- caran secara back street. "Kekha- watiran mereka beralasan kok. Mungkin orang tua kita tidak menginginkan terjadi hal-hal di luar norma. Misalnya terjadi ke hamilan," tutur gadis yang ku liah di Fakultas Ekonomi Unud ini. Menurut Sutyawati, tidak se tiap keinginan anak harus dipe. nuhi orang tua. "Apakah harus dipenuhi juga kalau remaja yang belum siap apa-apa itu minta kawin?" ujarnya bercan- da. Jadi, keinginan si anak ha. rus juga melihat bagaimana ke- mampuan orang tua. "Kalau orang tua kaya, barangkali ti dak ada masalah bagi kebutuh- an si anak. Tapi kalau setiap ke- butuhan si anak sering dipenuhi tanpa ada rasa mendidik, yang jelas ini pendidikan yang salah. Dan juga kurang baik bagi per- kembangan pribadi si anak. Efeknya si anak kurang bisa mandiri," demikian pendapat, Sutyawati yang aktif di kope-, rasi kampusnya ini. Tanggung Jawab Apakah orang tua ? Menurut Komang Suparta, orang tua ada- lah mereka yang sarat tanggung jawab. "Lebih-lebih mereka menanggung keluarga sepenuh- nya," komentar pemuda ini. Le- bih-lebih misalnya mereka mempunyai anak yang masih mengenyam pendidikan. Repot, bukan? Suparta kurang sependapat kalau segalanya harus diatur oleh orang tua. "Mana kebebas an anak?" tanyanya. Ia menilai, kebebasan bukan berarti kebe- basan mutlak. Anak hanya me- merlukan kebebasan untuk se- suatu yang berarti dalam men- cari bekal hidup. "Kalau anak aktif berbagai kegiatan, masa iya harus dicurigai. Ini 'kan ti- dak sehat," katanya. Ia menam- bahkan, kegiatan dan segala ak tivitas anak itu jangan dipan- dang dari satu sudut pandang saja. "Orang tua yang bertang- gung jawab adalah orang tua yang mengerti di mana ia harus melarang dan di mana ia bersi kap toleran terhadap anaknya," kata Suparta yang kini duduk di semester II jurusan Antropologi Faksas Unud ini. LAHRAGA DAPUR LITBANG LAHRAGA Hormat Apakah orang tua? Adalah A.A.Ngurah Ariyadnya memberi batasan sebagai orang yang mesti dihormati, orang yang di- beri tempat sebagaimana layak- nya orang tua. "Tetapi ini ideal- nya lho," ujarnya. Tetapi toh pe lajar SMA I Denpasar ini tidak menampik adanya orang tua yang menekan anaknya. "Begi- ni tak boleh, begitu tak boleh. Wah, ini namanya pengekangan kebebasan," tambahnya. Ariyadnya menilai, kesen- jangan komunikasi yang terjadi antara anak dan orang tua, itu nuhnya mengetahui apa sebe karena orang tua tidak sepe- tulnya aspirasi anak. "Dalam hal ini hendaknya orang tua me- mahami betul sifat-sifat anak- nya," saran pemuda yang aktif di kegiatan PMR sekolahnya ini. Pendidikan di rumah, yang meletakkan peranan orang tua sebagai pendidik, sangat me- nentukan bagaimana perkem- bangan si anak nantinya. "Kare- na antara anak dan orang tua itu 'kan lebih banyak bertemu di rumah," ujar pemuda ini. (WS).- POPSI Arena Perburuan Bibit but. Terutama perhatian dari Komda Olah yang ikut dipertandingkan cabang olah raganya di POPSI ini. Pada POPSI inilah merupakan are- na perburuan atlet yang paling baik. Bagi yang jeli, akan dengan segera bersiap-siap untuk menggaet atlet yang potensial untuk dikem- bangkan dan diorbitkan menjadi atlet berpres- tasi. POPSI atau Pekan Olah Raga Pelajar Seluru Indonesia Bali sedang berlangsung ini di Denpa- sar. Diikuti oleh pelajar yang mewakili seluruh kabupaten yang ada di Bali. Pada POPSI ini dipertandingkan 10 cabang oleh raga meliputi bulutangkis, pencak silat, renang, sepak ta- kraw, tenis meja, bola basket, sepak bola, bola voli, tenis dan atletik. Kabupaten Badung telah mentargetkan menjadi juara umum pada POPSI ini, seperti POPSI sebelumnya. Sedangkan ka- bupaten lainnya, hanya berani menargetkan di ri sebagai juara kedua atau jangan jadi juru kunci. Kabupaten Bangli, Klungkung, Gianyar atau Karangasem biasanya berlomba untuk ti- dak menjadi juru kunci. Sedangkan kabupaten Buleleng, Tabanan dan Jembrana berebut un- tuk jadi juara kedua. Melihat dari peta ini, keli- hatannya daerah Bali bagian barat dan utara lebih potensial dalam hal pembibitan atlet di- bandingkan dengan daerah timur. Faktor apa- kah yang menyebabkan terjadinya kesenjangan dalam hal potensi bibit atlet dari daerah ini? Apakah karena faktor ekonomi? Atau faktor sa- rana dan prasarana olah raga yang tersedia? Atau faktor perhatian dari Pemerintah daerah dan guru yang berbeda? Atau faktor alam dan Mate Diimbau kepada semua pengurus daerah kabu- paten untuk menaruh perhatian terhadap atlet kabupatennya yang berprestasi dalam POPSI ini agar dibina dan dikembangkan terus untuk menjadi aset Bali dalam arena olah raga yang bertaraf nasional atau internasional. Kalau ter- lambat memberi perhatian dan penanganan- nya, maka umur mereka akan terus merangkak naik, dan terlambat pula dalam mencapai pun- cak prestasinya sesuai dengan umurnya. Pembibitan yang paling ideal untuk cabang olah raga renang adalah umur 5-6 th, bulutang- kis dan tenis serta sepak bola adalah pada umur 7-8 th. Sedangkan untuk cabang olah raga bola voli, bola basket dan atletik (lari) sebaiknya pembibitan mulai umur 9-10 tahun. Untuk atle- tik nomor lempar, sebaiknya pembibitan dimu- lai pada usia yang lebih tinggi, yaitu pada umur 13 14 th. Puncak prestasi akan dicapai pada usia 20- 25 th untuk cabang olah raga yang memerlukan kecepatan dan kelincahan, serta umur 25- 30 th untuk cabang olah raga yang memerlukan kekuatan. Melihat dari umur pres- tasi puncaknya dicapai setelah berusia 20 tahun lebih, berarti mereka yang sekarang ikut POPSI ini, yang rata-rata berumur di bawah 20 th, be- lum berada pada puncak prestasinya. Masih ada kesempatan untuk meningkatkan prestasi me- reka setelah menamatkan pelajarannya di ting- kat SLTA. Tugas pembina di kabupatenlah yang harus meneruskan membimbing atlet ini untuk dapat meningkatkan prestasinya kejenjang yang lebih tinggi. Tetapi hendaknya diingat pu- la, masih ada beberapa faktor lainnya yang ha- rus mendapat perhatian, yaitu masalah bentuk badan, motivasi, dll. Dalam memilih bentuk badan, perhatikanlah tinggi tubuhnya serta panjang tungkainya. Sebab tinggi badan sangat menentukan berprestasi maksimalnya seorang tatlet pada cabang olah raga tertentu. Untuk cabang olah raga bola voli, bola basket, bulutangkis, tenis, lompat tinggi, memerlukan badan yang tinggi. Sedangkan tungkai yang panjang, cocok untuk menjadi pemain lempar cakram, lempar lembing serta olah raga yang memerlukan pergerakan memukul bola seperti tenis, bulutangkis, kasti, sofball, dll. Untuk olah raga yang memerlukan kemantapan dan ke- seimbangan, maka tungkai yang pendek sangat cocok dipilih untuk cabang olah raga ini. Inilah beberapa hal yang perlu mendapat per- hatian dari kita semua, terutama dari KONI Ka- bupaten, tuk mulai memburu bibit atlet pada arena POPSI ini, sebagai persiapan untuk me- nyongsong PON mendatang. Alangkah ideal- nya, jika tiap kabupaten dapat membina dan menelorkan satu atlet atau cabang olah raga yang dapat berprestasi nasional. Sukur kalau sampai ke tingkat internasional. 2cm Color Rendition Chart
