Tipe: Koran
Tanggal: 2017-02-06
Halaman: 26
Konten
26 Bincang Bisnis Ati Muziati Muchtar Tantangan Itu Peluang P erkembangan tek- nologi informasi yang pesat bela- kangan mengubah banyak hal. Bi- dang komunikasi menjadi in- dustri yang paling merasakan perubahan tersebut. Bagi sebagian pihak, fenomena ini menjadi bencana. Akan tetapi, bagi mereka yang bisa melihat kesempatan, kondisi ini justru menjadi peluang. Fortune PR termasuk salah satu perusahaan yang mencoba melihat era digital sebagai peluang. Antisipasi yang dilakukan perusahaan pun dimulai dengan mewajib- kan semua PR consultan un- tuk akrab dan paham dengan teknologi digital, meskipun ada satu divisi khusus yang memang menangani sektor itu. Kepada wartawan Repu- blika Rizkyan Adiyudha, Presiden Direktur Fortune PR Ati Muziati Muchtar mengi- sahkan perubahan pola komu- nikasi yang digunakan sebagai senjata untuk berbisnis. Misal- nya, saat ini orang tidak lagi se- mata langsung percaya dengan suatu produk atau perusahaan tertentu. Saat ini, menurut dia, kon- sumen lebih memilih untuk mendengar komentar teman atau komunitas. Dengan kata lain, pasar menjadi lebih seg- mented karena masyarakat le- bih banyak mengandalkan pe- ran media sosial (medsos). Ati menyebut, konsumen saat ini kecenderungannya le- bih mencari, bukan mende- ngarkan lagi. Perubahan apa lagi yang terjadi saat ini dan bagaimana Fortune PR meres- pons perubahan tersebut? Berikut wawancara lengkap dengan Ati di kantornya di Jakarta, belum lama ini. Bagaimana perkembangan Fortune PR dari dulu hingga kini? Fortune itu ada holding, namanya Foru yang sudah go public sekitar enam tahun. Di Foru, ada namanya Fortune Indonesia yang sudah 60 tahun berdiri. Dan Fortune PR adalah anak perusaha- an dari Foru yang didirikan sejak 1983. ortune PR berdiri saat masa-masa kri- sis dan kami melihat itu sebagai pe- luang. Saat itu TVRI sudah tidak boleh menyiarkan iklan sehingga muncullah Fortune PR dengan Miranti Abidin sebagai founder-nya. Ada berapa anak perusahaan Fortu? Fortu memiliki sekitar tiga anak per- usahaan yang didampingi dengan PT lainnya yang lumayan banyak. Kalau sekarang sih yang besarnya ada Fortune PR dan Fortune Indonesia. Perbedaan- nya adalah Foru merupakan sebuah holding yang di dalamnya ada adver- tising, media buying, ada juga fokus ke digital atau activation. Apa tantangan bisnis ini? Kita menyebut tantangan itu pe- luang. Ada agensi yang fokus, misal ke teknologi atau yang fokus ke finance. Memang pada saat ini, tantangan Muchtar PRESIDEN DIREKTUR FORTUNE PR 303 enggak berat banget, tapi bukan dalam arti kami mendiskreditkan yang lain, tapi lebih kepada kami mengangkat kemampuan masing-masing. Misal, Fortune PR, ini banyak perusa- haan yang media relation-nya enggak begitu bagus. Kami mendekatkan teman- teman jurnalis ke mereka atau market seperti apa dan pemerintahnya seperti apa. Dan kita sebagai orang Indonesia lebih tahu kondisi di sini. Ditambah lagi, pola komunikasi sekarang berubah dengan adanya inter- net. Bagi kami di Fortune ini tantangan untuk bisa mengatasi masalah itu. Kami melihat dunia digital peluang lagi karena bicara di ranah advertising. PR itu pe- luangnya lebih besar dari pada adver- tising, cuma tinggal bagaimana teman- teman di sini berinovasi semakin cepat mengikuti zaman. Maka itu, teman-teman di sini wajib untuk tahu soal digital. Meski kami ada divisi khusus digital, bukan tugas mereka saja paham soal itu, tapi semua PR consultan. Semua orang wajib dan itu masuk ke QPI (indikator kinerja kualitas) kami juga. Apa pembeda Fortune PR de- ngan agensi lain dan di mana po- sisi Fortune saat ini? Seperti yang dijelaskan tadi, ada agensi yang fokus, misal ke teknologi atau yang fokus ke finance, tapi Fortune mengambil semua peluang itu. Kami mengambil banyak peluang karena klien senangnya satu pintu saja yang bisa ngomongin banyak hal. Ka- rena kalau banyak agensi itu kan belum tentu bertemu benang merahnya. Kare- na kita bisa ambil banyak hal, ini juga yang jadi selling point kita dibandingkan agensi lainnya. Bicara soal posisi, agensi lokal sebe- tulnya memang cukup banyak. Fortune PR itu terletak di tiga besar di Indonesia, tapi masih belum di Asia Tenggara. Akan tetapi, memang kami memiliki tujuan ke arah sana. Geluti Dunia Fotografi OLEH RIZKYAN ADIYUDHA S tahun dipegang itu, Ati lantas menjajaki dunia fotografi. "Saya suka fotografi karena itu sangat menantang dan unik," kata Ati Muziati kepada Republika di Jakarta, belum lama ini. Fotografi bagi Ati berbeda dengan hobinya yang lain, misal bermain piano, menonton konser, memasak, atau makan. Melalui lensa, Ati bisa mendapatkan sudut pandang berbeda dari suatu objek. "Kalau dulu kan jalan, ya jalan saja. Tapi sekarang tuh setiap pergi kayaknya diotak-atik banget cari angle apa pun yang kata orang, 'Apa sih yang dilihat?". Tapi buat kita, itu bagus saja," kata dia. Satu tahun sudah Ati membidik berbagai panorama alam melalui lensa kamera miliknya. Baginya, fotografi menjadi menarik lantaran tak perlu pergi ke lokasi istimewa untuk mendapatkan gambar terbaik. trategi komunikasi dan periklanan sudah pasti dikuasai Presiden Direktur Fortune PR, Ati Muziati Dia bercerita, hobi ini bermula dari komunitas yang diikuti sang suami. Dari situ, Ati mulai mengenal sekaligus belajar mengambil sudut pandang terbaik untuk mengabadikan sebuah gambar. Kebudayaan dan panorama alam merupakan incaran mata Ati dari balik lensa. Tak jarang, ia pergi ke pasar tradisional untuk berbelanja dan mencicipi makanan lokal, yang memang juga menjadi hobinya. "Kan di pasar bisa berinteraksi dengan banyak orang, mengeksplorasi makanan. Dan saat akhir pekan, kita belanja ke pasar dan Angklung D O Drver www pad's s rica delle pangan Muu EXCIT 4 SDI masak buat anak-anak," katanya. Puluhan tahun memliki latar belakang dunia kreatif, Ati mendapat pujian dari rekan-rekan satu hobi. Industri kreatif membantu Ati dalam pengambilan sudut gambar. Fotografi membantu. untuk melepas penat, sekaligus mengisi waktu luang saat usai bekerja. Dia mengatakan, anak-anak yang sudah dewasa membuatnya dan suami memiliki lebih banyak waktu untuk dihabiskan bersama. Bagaimana peluang bisnis PR ke depan? Secara internasional, bisnis PR itu pertumbuhannya sekitar lima persen, tapi memang 2017 juga perubahannya diprediksi tidak terlalu banyak dari 2016. Sayang di Indonesia tidak ada data seperti itu. Tapi, menurut saya, kalau di internasional bisa tumbuh lima persen harusnya di Indonesia bisa lebih dari itu. Mengapa? Misal, kita bicara Eropa yang per- tumbuhan ekonomi mereka sekarang sedang terhambat, tidak sekencang Indonesia. Di Asia atau Indonesia ini. menjadi peluang yang besar banget. Mi- sal saja, Cina banyak mulai merambah ke sini. Kami memiliki klien teknologi dari Cina saja itu banyak. Ditambah dengan adanya Brexit yang kemungkinan mereka akan me- rambah ke sini juga. Makanya, ini men- jadi peluang besar buat kita. Memang kalau dibilang angkanya itu susah ya, tapi paling tidak bisa lebih besar dari lima persen, Nah itu baru dari luar negeri saja. Dari Indonesia juga banyak seperti pembelanjaan dari pemerintah. Saat ini peluang itu dibuka, keran pembelanjaan pemerintah sudah dibuka. Ambil saja sektor pariwisata, itu kan butuh banyak dan agensi bisa masuk ke sana. Tapi, peluangnya memang belum besar kalau tahun ini. Agensi itu dapatnya cuma sedikit kalau dari hal itu, dan itu jadi tantangan juga buat agensi pada 2017. Karena misal seperti pemda saja, kan sudah punya bujet masing- masing, dan mereka berlomba-lomba untuk promosi branding wisata mereka. Fortune saat ini dalam proses untuk bisa ke sana dan mudah-mudahan 2017 sudah bisa jalan. Bagaimana pengaruh perkem- bangan teknologi dengan bisnis di industri komunikasi? Sangat berpengaruh. Internet meng- ubah pola kita berkomunikasi. Kalau Atik mengaku, tidak perlu menghamburkan uang ke luar negeri untuk mendapatkan panorama alam yang indah. Dia mengatakan, Lombok, Pulau Komodo, atau Solo menjadi lokasi unik untuk berfoto ria. "Jadi, memang enggak harus pergi mahal-mahal, tapi pergi ke daerah apa pun pasti ada yang unik dan bisa kita ambil," katanya. Mendapatkan gambar sempurna bukan perkara mudah, terlebih untuk mengambil foto profil seseorang. Diakuinya, butuh waktu dan pendekatan ada objek foto untuk hasil maksimal. Salah satu pengalaman yang dimi- liki Ati adalah kala ia ingin mengabadi- kan seorang pedagang di sebuah pasar tradisional. Ati bahkan harus berbin- cang panjang dan berbelanja agar objek foto tidak canggung di depan kamera. Foto didapat begitu juga belanjaan yang harus dibawa pulang meski terkadang berlebihan. Hal itu tak pelak membuat Ati kelimpungan lantaran banyaknya hasil belanja miliknya. "Akhirnya, disimpan di hotel atau kadang saya bagikan ke pegawai di sana. Yang jelas fotografi sangat menyenangkan dan adiktif," kata dia. ed: mansyur faqih REPUBLIKA SENIN, 6 FEBRUARI 2017 dulu kita bicara advertising kita bicara- nya dalam skala besar, yakni produk atau perusahaan yang memang sudah terlihat. Dengan adanya internet atau dunia millenial, orang itu enggak ada lagi yang percaya dengan suatu produk atau perusahaan tertentu. Misal, ini kecap nomor satu, itu enggak ada lagi. Saat ini mereka lebih mendengar teman-teman atau komunitas. Singkat- nya, apa yang dia baca, itu yang dia per- caya. Ini membuat semua lebih seg- mented karena mereka berkomunikasi lewat media sosial (medsos). Pengaruh yang didapat seseorang polanya sudah berubah. Sekarang kecenderungannya orang mencari, bukan mendengarkan lagi. Misal, temannya punya peng- alaman khusus dan merekomendasikan, dia pasti cari itu. Jadi, memang sekarang semua dunia digital dan kami secara PR semua juga berubah cara komunikasinya. Kalau tadinya konvensional mengandalkan teman-teman jurnalis, tapi sekarang enggak sepenuhnya ke situ. Saat ini lebih kepada memasukkan pesan-pesan tertentu secara halus melalui konten marketing. Dan untuk mengolah itu yang lebih relevan adalah PR. Jadi, dengan PR itu peluangnya lebih bagus. Artinya, saat ini banyak yang dikampanyekan melalui medsos? Sangat banyak karena sekarang PR enggak bisa lepas dari digital. Saat ini kita hebohnya memang dalam pem- bentukan opini. Jadi, kita sudah mem- perlakukan konsumen kita seperti pe- nulis, semacam citizen journalism. Me- reka akan menulis dan merekomenda- sikan. Jadi saat ini, ya kami pendekat- annya lebih melebar ke mana-mana. Bagaimana bisnis ini sekarang bekerja? Dalam dunia PR, trennya ada tiga ranah yang mesti dikuasai. Pertama, data. Saat ini semua sudah digital dan konsumen nomor satu. Sebabnya, seka- rang konsumen bisa bilang apa saja dan kalau kita salah sedikit akan sangat berbahaya. Makanya, krisis manajemen dalam dunia PR juga semakin ramai. Melalui data dan dengan adanya medsos, kita bisa meramu semua pembicaraan di sana. Dengan data bisa lebih terukur. Data yang ada itu jadi semacam peluang untuk kita mengomunikasikan sesuatu. Sebetulnya, informasi saat ini sudah berada di awan (dunia maya). Makanya, kami memiliki divisi khusus yang meng- olah data. Tugasnya untuk menambang data untuk diolah dan dibuat konsep, juga strategi sehingga bisa kami peta- kan. Misal, untuk mengampanyekan orang ingin jadi pejabat, bisa terlihat yang benci berapa, yang suka berapa, yang sering nulis buruk juga terlihat. Kedua, konten. Sekarang menjual dengan tipe hardsell enggak relevan lagi. Kita harus pintar membuat konten menarik dalam medium apa pun, yang secara tidak terasa memberikan sugesti. Termasuk video dan sekarang juga lebih suka menonton daripada membaca. Ketiga, kreativitas, Dulu ini ranah- nya advertising, tapi sekarang PR juga harus bekerja dengan penuh kreativitas. Bagaimana mengemas sesuatu menjadi menarik. Ini tantangannya, bagaimana bekerja berdasarkan data dan mengolah konten yang kreatif. Dengan tiga channel tadi, pesan yang disampaikan bisa lebih propor- sional, lebih efektif, dan yang paling penting bisa lebih engage dengan kon- sumen. Jadi, kita bisa membuat ikatan batin antara konsumen dan yang ingin dikomunikasikan. Apalagi, generasi millenial sekarang sudah sangat akrab dengan dunia digital. Saat ini sepertinya agensi ba- nyak dibutuhkan, menyusul mun- FOTO-FOTO: AGUNG SUPRIYANTO/REPUBLIKA 20 culnya perusahaan startup, bagai- mana dengan Fortune? Kita memang ada bidang itu, dan setiap hari kita memberikan sugesti kepada mereka. Hanya masalahnya, kalau perusahaan startup sebenarnya merupakan tantangan juga. Terdengar mudah, tapi startup justru sebenarnya sulit karena banyak yang tumbuh dan kemudian gugur. Tapi, memang kalau sekalinya sukses, ya akan meledak. Bagaimana dengan penurunan ekonomi? Tetap kami memiliki unsur makro, tapi kalau melihat pola dari 2015 ke 2016 tidak begitu jauh juga. Meski 2016 itu agak sulit tapi tidak turun juga, setidaknya sama. Makanya, 2017 kita ambil target tidak konvensional dan tak jauh dari tahun sebelumnya. Apa targetnya Fortune PR ke depan dan bagaimana strategi bisnisnya? Angka saya enggak spesifik menye- butkan karena itu rahasia. Tapi, misal range seperti untuk sales revenue itu 35-40 ke atas. Kita sih tetap optimistis, cuma memang targetnya saja yang t tidak terlalu besar. Tapi maksudnya, dengan kondisi saat ini kita tidak berhenti dan teman-teman juga terus bergerak. Untuk strategi market itu tadi, ba- gaimana teman-teman harus mengikuti tren digital, tentang corporate PR ka- rena ranahnya di sana kuahnya lebih besar. Manajemen krisis itu besar juga. Nanti kami juga ada produk baru yang memang belum bisa di-share saat ini. Tapi itu adalah inovasi yang kami buat untuk bisa terus maju. Apakah bisnis Fortune saat ini masih berfokus di Indonesia? Fokus di Indonesia, dalam pengerti- annya bahwa kantor kami memang di sini. Tapi kalau bicara PR, enggak seca- ra fisik harus ada di suatu negara ter- tentu. Hanya memang kami harus aktif dan berafiliasi dengan agensi di luar. Setiap tahun, kami juga sering ikut seminar atau award dan di situ jadi ajang bagi kami untuk berpartner de- ngan agensi di luar. Hubungannya seka- rang seperti itu. Misal ada produk, kata- kan tourism Hongkong ingin menarik turis dari Indonesia. PR agency enggak harus buka kan- tor di sini, tapi kerja sama saja dan nanti split fee. Karena kalau ada fisik di sana itu cost-nya besar sekali. Lagipula sekarang dunianya sudah digital, kita cukup conference call dan yang penting maintain hubungan. Di mana bisnis Fortune PR le- bih banyak berjalan saat ini? Tekno, properti, health care, con- sumer product juga cukup banyak. Dulu 2015 mining company. Tapi sekarang, dunia tambang bisnisnya lagi enggak bagus, makanya tahun ini banyak ber- kurang. Social marketing juga banyak, terle- bih dengan adanya dunia internet, di mana setiap orang bisa berbicara apa saja. Yang namanya pembentukan opini terus berjalan, dan di situ menjadi peluang juga buat kami menjadi crisis managemet. Kalau soal penerimaan? Kalau dari revenue, tekno lumayan pemasukannya, tapi manajemen krisis itu lebih besar karena kan terus diker- jakan dan dipantau 24 jam. SDM yang dibutuhkan juga lebih banyak karena mesti ada intelijen, government rela- tion, tim digital, media relation. Manajemen krisis itu sangat me- nantang karena perubahannya dinamis dan cepat sekali. Hari ini senang- senang, tahu-tahu besoknya sudah ada sesuatu. Istilahnya, juggling-nya enak- enak sedap.ed: mansyur faqih REPUBLIKA SENIN, 6 FEBRUARI 2017 Nasib 606 Pegawai K2 Belum Jelas PURWOKERTO -- Nasib 606 pegawai wiyata bakti Kategori 2 (K2) di Pemkab Banyumas, hing- ga kini masih belum jelas. Meski berkas persyaratan pengangka- tan CPNS mereka sudah dikirim- kan ke Kementerian PAN-RB, namun sejauh ini tidak ada tan- da-tanda mereka akan diproses Apel tersebut merupakan respons atas pidato Megawati Soekarnoputri dalam perayaan HUT PDIP beberapa waktu lalu. Color Rendition Chart Kader PDI Jaga NKRI BOWO PRIBADI menjadi PNS. Bahka tah pusat, seperti ju: memberi mendahul ngangkatan CPNS d bidan Pegawai Tidak dan tenaga penyulull "Sampai sekara mendapat informas rintah pusat tentang tan mereka. Yang su tinggal menunggu p adalah pengusulan tan bidan PTT sebar SEMARANG - Sebanyak 94.519 kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di 35 kabupaten/kota se- Jawa Tengah menggelar apel siaga secara serentak sebagai bentuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pancasila. "Di tengah situasi dan kondisi yang berkembang akhir-akhir ini, baik di media massa maupun di masyarakat, kami harus masih menunjukkan diri rang dan tenaga pen rang," ujar Kepala E P rogram Arsitektur Uni- versitas Islam Indonesia (UII) berhasil memper- oleh pengakuan internasional setelah dinyatakan terakreditasi oleh Korea Architecture Accre- diting Board (KAA B), pada 31 Januari 2017. Pencapaian terse- but menempatkan program ini sebagai Program Arsitektur sa- tu-satunya yang terakreditasi in- ternasional di lingkungan Per- guruan Tinggi Swasta (PTS) dan yang kedua secara nasional. Akreditasi yang diperoleh akan berlaku selama tiga tahun, yakni sampai Januari 2020 me- ndatang. Ketua Program Arsi- tektur UII, Noor Cholis Idham menyampaikan, akreditasi ini menjadi suatu hal yang mem- banggakan bagi civitas akade- mika UII. Karena memang tidak banyak Program Arsitektur di Indonesia yang memperolehnya. "Sebelumnya, satu tahun yang lalu Program Arsitektur Institut Teknologi Bandung sebagai par Pancasila, d tahan Jokow PDIP Perjua Wilujeng di Peserta tia Megawa titik di 35 yang dilaksa 10.00 WIB tur partai pimpinan cabang hing Ia berha di Jateng n bahwa penja ada sehingg kebinekaan maupun di c sehari-hari Tiga OPD Jadi Pil EKO WIDIYATNO (Dindukcapil), da Anna Lasmanah Ba "Ketiga OPD dip pilot project karena institusi pelayanan han yang berhubung dengan masyaraka pektur Kabupaten, E Sabtu (4/2). 4cm itulah yang bangsa Ind Agustus 19. Wakil Sekr Ahmad Ridv Agustina BANJARNEGARA - Tiga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dipilih menjadi pilot pro- ject Zona Integritas yang bebas dari korupsi dan mampu mem- berikan pelayanan terbaik pada masyarakat. Ketiga OPD terse- but terdiri dari Dinas Penana- man Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP), Dinas Kependudukan Catatan Sipil » Pendidikan Program Arsitektu Akreditasi Internas Dia menyebutka titusi pelayanan seri jadi cermin utama merintahan. Baik ata (ITB) memperolehn hun ini UII berhasil kannya," tutur Idhar turkan, Program Ars memilih KAAB karer ini merupakan lem ditasi internasional y bung dalam Canberr KAAB sendiri anggota penandatang Accord yang diakui o Validasi Pendidikan. UNESCO-UIA (Intern nion of Architects). "Se yang tergabung dalam Accord antara lain akreditasi pendidikar dari negara-negara se rika Serikat, Inggris, Kanada, Cina, Meksik semuanya di bawah UNESCO-UIA," jelasn Dengan demikiai Program Arsitektur UI cara internasional, yak program empat plus s Dijelaskannya, empat t lah pendidikan pada je
