Tipe: Koran
Tanggal: 2017-02-27
Halaman: 16
Konten
16 Pareto Menuju Swasembada Garam OLEH HALIMATUS SA'DIYAH Sistem pergudangan menjadi salah satu solusi mengurangi defisit produksi garam nasional. ebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, Indo- nesia sepatutnya dapat swasem- bada garam. Namun kenyataannya, Indonesia masih sangat bergan- tung dengan garam impor. Pada 2016, Indo- nesia mengimpor sekitar tiga juta ton garam. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan volume impor pada tahun sebelumnya yang hanya 2,1 juta ton. Sementara, kebutuhan garam nasional saat ini tercatat 4,3 juta ton per tahun. Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mencari cara agar Indonesia bisa swasembada garam. Salah satu program yang sedang digencarkan adalah pem- bentukan gudang garam. Langkah terbaru, KKP meresmikan gudang garam nasional berkapa- sitas 3.500 ton di Desa Raci, Kecamatan Batang- an, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, akhir Januari lalu. Fasilitas tersebut memungkinkan petani menyimpan garam mereka yang berlebih di gudang nasional saat musim panen raya. Garam yang disimpan di gudang baru akan dijual setelah lewat musim panen, sehingga stok tetap terjaga dan fluktuasi harga dapat diredam. Keberadaan gudang sangat dibutuhkan un- tuk produksi garam. Maklum, berhasil atau ti- daknya panen garam amat dipengaruhi oleh cuaca. Sinar matahari dan cuaca panas menen- tukan kualitas garam yang dihasilkan para petani. Tahun lalu, saat terjadi anomali cuaca La Nina yang memicu turunnya hujan dengan intensitas tinggi di musim kemarau, produksi OLEH HALIMATUS SA'DIYAH ementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah membangun enam gudang garam nasional yang tersebar di Indramayu, Cirebon, Pati, Pamekasan, Bima, dan Pangkep. Yang terbaru, KKP meresmikan gudang garam nasional di Desa Raci, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pada akhir Januari 2017. Gudang nasional tersebut diharapkan dapat melindungi para petani garam dari harga murah yang diberikan tengkulak. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati, Taryadi menjelaskan, latar belakang dibangunnya gudang garam nasional karena tidak menentunya harga garam di tingkat petani akibat ulah tengkulak. Petani seringkali merugi apabila musim panen raya tiba, karena garam mereka akan dihargai sangat murah. Sementara, saat musim hujan di mana produksi berkurang, barulah petani dapat menjual garam mereka dengan harga yang layak. Karenanya, kehadiran gudang berkapasitas 3.500 ton tersebut membawa harapan baru bagi petani garam. Mereka dapat menyimpan hasil produksi garam yang berlebih di gudang nasional tanpa harus membayar biaya sewa. Petani hanya diwajibkan membayar biaya operasional gudang. Selanjutnya, garam yang PRODUKSI NASIONAL 3,2 Juta Ton 144 Ribu Ton Realisasi Target 3 Juta Ton 381.704 Ton 2015 wwwww 2016 2017 Produksi garam Kabupaten Pati 16.800 Ton 2016 4,6 PERSEN Target Persentase 3.500 ΤΟΝ Kapasitas gudang garam Pati Sumber: KKP garam rakyat merosot tajam. Petani hanya mampu memproduksi 144 ribu ton garam, atau hanya 4,6 persen dari target tiga juta ton yang ditetapkan. Pemerintah meyakini sistem pergudangan dapat menjadi salah satu solusi atas defisitnya produksi garam nasional. Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP, Brah- mantya Satyamurti Purwadi mengatakan, gu- dang nasional tersebut tak hanya menjadi tem- pat penyimpanan garam yang dihasilkan para petani. Gudang juga dapat memberikan resi pada petani dengan sistem tunda bayar. Dengan resi tersebut, dapat mengaju- kan kredit ke bank untuk mendapat pinjaman modal. "Dengan adanya fasilitas ini saya harap petani dapat terus berproduksi dan mendukung Dinas Kelautan dan Perikanan Pati juga akan bekerja sama dengan PT Garam agar perusahaan milik pemerintah tersebut dapat lebih maksimal menyerap garam rakyat. Terkait harga, Taryadi memastikan garam petani akan dihargai lebih tinggi dibandingkan harga tengkulak. Salah satu petani garam dari Kecamatan Wedari Jaksa, Pati, Agus mengaku, selama ini tengkulak menerapkan harga yang tidak adil pada garam yang mereka produksi. Garam kualitas nomor satu dihargai sama dengan garam kualitas standar. Padahal, selisih harga dari dua jenis garam beda kualitas tersebut umumnya mencapai dua kali lipat. "Garam bagus itu kalau tidak panen harganya Rp 1.000 per kilogram. Tapi kalau panen raya jadi Rp 400 per kilogram," kata Agus, yang telah menjadi petani garam selama lebih dari 25 tahun. swasembada garam nasional," ujarnya. Gudang garam nasional di Pati berdiri di atas lahan milik desa seluas 600 ribu meter. Pembangunan gudang tersebut telah menelan dana Rp 1,7 miliar. Rencananya, di lokasi ber- dirinya gudang juga akan dibangun pabrik ga- ram. Melindungi Petani Garam dari Tengkulak mereka simpan di gudang dapat dijual saat masa panen raya berakhir. Dengan begitu, petani akan mendapatkan harga yang pantas sepanjang tahun. Agus saat ini telah terdaftar menjadi salah satu anggota Koperasi Induk Mutiara Laut Mandiri yang dapat menyimpan garam kualitas terbaiknya di gudang nasional. Ia berharap kehadiran gudang nasional berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan petani garam di Pati. Kepala Sub Direktorat Air Laut Non-Energi Sehingga, lokasi tersebut akan menjadi kawasan yang terintegrasi sebagai Sentra Ga- ram Kabupaten Pati. Gudang tersebut dikelola oleh Koperasi Induk Mutiara Laut Mandiri. Koperasi induk tersebut akan bekerja sama de- ngan koperasi-koperasi kecil yang terdapat di 22 desa penghasil garam di Pati. Koperasi desa itulah yang akan mengambil garam hasil produksi petani untuk disimpan di gudang garam nasional. Brahmantya menam- bahkan, KKP telah melakukan koordinasi de- ngan PT Garam (Persero). PT Garam akan memberikan pendamping- an pada pengelolaan gudang nasional. Perusa- haan milik pemerintah itu juga sepakat untuk meningkatkan produksi dan mengutamakan garam rakyat sehingga dapat menekan angka impor. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Ka- bupaten Pati Sujono menambahkan, gudang nasional difokuskan menyimpan garam dengan kualitas produksi nomor satu. Saat ini, Kabu- paten Pati tercatat memiliki 6.781 petani garam dengan 2.833,11 hektare lahan tambak garam. Namun, dari jumlah tersebut, baru 709 hektare atau 25 persen lahan yang sudah meng- gunakan teknologi geomembran. Teknologi geomembran digunakan untuk menghasilkan garam dengan kualitas premium. Petani yang masih menggunakan metode tradisional dalam memproduksi garam umum- nya hanya mampu menghasilkan 110 ton garam per hektare per musim. Sementara, dengan bantuan teknologi geo- membran, petani dapat memproduksi hingga 135 ton garam per hektare per musim. "Selisih- nya antara 8-10 persen," kata Sujono. Karena itu, Sujono berharap berdirinya gudang garam nasional Pati dapat mendorong para petani meningkatkan kuantitas dan kuali- REPUBLIKA SENIN, 27 FEBRUARI 2017 Kementerian Kelautan dan Perikanan, M Zaki Mahasin mengatakan, tahun ini pemerintah kembali mencanangkan pembangunan gudang garam nasional baru. Ada enam gudang yang akan dibangun di MOHAMAD HAMZAH/ANTARA tas garam yang mereka produksi. Pada 2015, produksi garam di Kabupaten Pati mencapai 381.704 ton. Namun, pada 2016 saat terjadi anomali cuaca, produksi garam Pati merosot tajam ke angka 16.800 ton. Sujono yakin, jika cuaca mendukung sepanjang 2017, produksi garam akan kembali meningkat. Pemerintah menargetkan produksi garam nasional sebanyak 3,2 juta ton pada 2017. Jum- lah tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan target tahun sebelumnya yang sebanyak tiga juta ton. Tahun ini, PT Garam memasang target produksi sebanyak 395 ribu ton. Sekretaris Perusahaan PT Garam Hartono mengatakan, target tersebut diharapkan dapat dipenuhi oleh pegaraman di Pulau Madura se- banyak 375 ribu ton dan pegaraman di Kabu- paten Kupang, NTT sebanyak 20 ribu ton. Hartono menambahkan, PT Garam juga bertekad meningkatkan serapan garam rakyat sebanyak 135 ribu ton. Jumlah itu meningkat dibandingkan target tahun 2016 yang hanya 125 ribu ton.ed: satria kartika yudha 35 Berdirinya gudang garam nasional Pati dapat mendo- rong para petani meningkatkan kuantitas dan kualitas garam yang mereka produksi. AJI STYAWAN/ANTARA TH Brebes, Demak, Rembang, Sampang, Tuban dan Kupang. Pemerintah menganggarkan Rp 12 miliar untuk pembangunan enam gudang garam nasional tersebut. ed: satria kartika yudha khazanah mozai ● Habaib Ali Kwitang Color Rendition Chart P Tiga Ular OLEH FUJI EKA PERMANA Ulama Betawi umumnya moderat, sangat ramah, t tapi tegas ketika menyang tauhid dan membela kebenaran. G di wilayah yang dulu diker ngan nama Batavia ini. eliat dakwah di Tanah telah berlangsung sejak be silam. Sejumlah ulama pu catat sebagai juru dakwah "Tiang pancang atau peletak dasar da Islamiyah di Tanah Betawi disebut Tiga Se kai Ulama Tanah Betawi," kata ahli sejara ma Betawi Dr Saidun Derani. Berbicara dalam seminar disertasi be "Peran Ulama Betawi dalam Transmisi Ke an Islam Abad 20" di Jakarta, Sabtu (1 Saidun menerangkan, tiga serangkai itu a para habaib yang telah melahirkan banya ma di tanah Betawi. Yang pertama, Al Habaib Ali bin Al rahman al-Habsyi atau lebih dikenal Hab Kwitang yang hidup pada 1870-1968. Kedua, Al Habaib Ali bin Husein al- yang dikenal sebagai Habaib Ali Bungur, pada 1891-1976. "Ketiga, Al Habaib Salin Ahmad bin Jindan hidup pada 1906-1969, dia. Ia menjelaskan, sebelum ketiga habai sebut menyebarkan Islam di Tanah Betawi baib Usman bin Yahya yang hidup pada 1914 telah melakukan dakwah Islamiyah r lui tulisan. Karya tulisnya tak hanya meme ruhi pemikiran keagamaan di Tanah Beta tapi juga di Nusantara. "Begitu signifikan peran para sayyid n kukan dakwah Islamiyah di Nusantara te suk di Tanah Betawi," ujar dosen UIN S Hidayatullah Jakarta ini. Seiring bergulirnya waktu, kegiatan dal tiga serangkai ulama Betawi itu diteruskan murid-muridnya. Di antara mereka ad Guru Manshur, Guru Mughni, Kiai Haji Ab Sekolah Islan OLEH FUJI EKA PERMANA ada abad ke-19 dan seterusnya, perkembangan Islam di Betawi (Jakarta) semakin pesat. Jumlah imigran Muslim di Betawi pun semakin bertambah karena kemudahan transportasi. Pada awal abad ke- 20, muncullah sekolah Islam modern yang pertama di Betawi. Peneliti sejarah, Alwi Alatas mengatakan, berkat semakin mudahnya transportasi, semakin banyak pula orang Indonesia yang bisa bepergian ke Timur Tengah. Begitu pula sebaliknya, orang Timur Tengah semakin mudah datang ke Indonesia. Pada awal abad ke-20, muncul perkumpulan Jamiat Kheir. "Jamiat Kheir (kemudian) menjadi sekolah Islam modern pertama di Indonesia," kata Alwi. la menerangkan, walau ada yang mengatakan, sekolah Islam modern juga muncul di Padang 4cm pada tahun yang berdirinya Jami Kheir kemungk dulu berdiri, yak Bentuk awa perkumpulan at sebelum beruba Islam modern.. menjadi organis didominasi oleh runan Arab, hab Dalam buku menurut Alwi, K juga termasuk a Kheir. Kemudiam aminoto pun dika bungan erat den Jamiat Kheir, "Jadi, di awal kalangan habaib lainnya punya pe dalam institusi sa pendidikan," ujar Pada kurun w organisasi nasion semakin besar. S Kheir kurang terc
