Tipe: Koran
Tanggal: 1993-09-17
Halaman: 14
Konten
Color Rendition Chart 4cm HALAMAN 14 Telah Lahir "Jawara-jawara" Baru PON XIII melahirkan jawara- jawara silat baru dari Bali. Yang yang "mengandung" dan "mela- hirkannya tentu saja, Pengda IPSI Bali sendiri. Penonton yang memadati GOR Jakarta Timur, saat berlangsung pertandingan final pencak silat Kamis malam lalu, menjadi saksi munculnya jagoan-jagoan baru dari Bali itu, Ni Luh Parwati dan INB Swastika. Ketika kita menyebut nama Made Wahyuni atau Wayan Wi- rawan orang sudah tak merasa asing. Kalau kedua pesilat senior itu merebut medali emas PON XIII itu juga bukan kejutan. Toh mereka sudah terlalu kenyang dengan pengalaman bertanding di turnamen internasional. Jus- tru kalau Wahyuni atau Wira- wan gagal menyabet medali emas, barangkali, ini sebuah tra- gedi, khususnya bagi kontingen Bali Keberhasilan Ni Luh Parwati dan Swastika menjadi yang ter- kuat di kelasnya di PON XIII ini, bukan saja mengantarkan tim si- lat Bali menjadi juara umum, de- ngan merebut empat emas, te- tapi juga mencengangkan se- sama pesilat. Kita tahu lawan yang dihadapi Ni Luh Parwati di final itu, Surya Nelly dari Sum- bar, adalah pesilat nasional yang turut memperkuat tim SEA Ga- mes Singapura. Jadi, anak pe- tani dari Banjar Tegeh, Krobo- kan, Kuta, itu mempersembah- kan medali emas bagi kontingen Bali dengan mencatat keme- nangan gemilang 3-1 atas pesilat yang pernah di tempa di Pelat- nas SEA Games. Apa tidak hebat? Adapun Swastika, pesilat pen- diam ini juga menggondol medali emas dengan catatan tersendiri. Sebelum turun ke matras, ba- nyak yang meragukan kemam- puannya menghadapi pesilat Yogjakarta, Slamet Latanggang. Walaupun akhirnya hanya me- nang tipis 3-2 atas pesilat dari Yogjakarta itu, sebenarnya Swastika tak sekadar menyabet medali emas, karena yang dipe- cundanginya di final tersebut adalah peraih emas SEA Games XVII di Singapura Juni lalu. Le- bih hebat lagi 'kan? Bali pantas bangga dengan sukses besar yang dicapai ca- bang pencak silat. Dengan empat emas itu, Bali berada di urutan teratas dari 26 Propinsi yang mengutus pesilatnya di pekan olah raga empat tahunan ini. Jawa Timur dengan dua emas, tiga perak dan dua perunggu, berada di urutan kedua. Di bela- kangnya, Jawa Barat menganto- ngi dua emas, dua perak dan tiga perunggu. Lebih penting lagi, tim silat ini mendongkrak pres- tasinya, di mana dalam PON XII hanya merebut 2 emas, 2 perak, dan dua perunggu. menengok Wahyuni dan Wira- wan. Dua juara baru itu juga tak kalah mempesona. Ada sebagian penonton yang berbisik, melihat penampilan- nya saat ini, bukan tidak mung- kin di masa-masa mendatang Parwati akan mampu melam- paui prestasi Made Wahyuni. Baiklah, kita serahkan pada sang waktu yang akan kebe- naran praduga penonton itu. Selain bersyukur, Pengda IPSI Bali ada baiknya mematok target. Misalnya, mampukah di PON mendatang merebut emas lebih banyak lagi dengan mene- lorkan juara-juara baru. PON XIV kurun waktu empat tahun boleh dibilang lama, tetapi kita tahu membina atlet tak seseder- hana memutar kran air: Yang bisa langsung ngocor. (*) Jakarta (Bali Post) - Ketua Pengda IPSI Bali, Drs. I Gusti Made Persasu, tak kuasa Pemanah putri Bali, Nunuk menyembunyikan suka citanya atas sukses yang diraih pesilat Suprihatini hingga berakhirnya pesilat Bali. Sementara Ketua pertandingan final ronde Per- Harian KONI Bali, Ketut Su- pani jarak 40 meter Jumat kema- bandi, masih merahasiakan jum- rin belum mendapatkan medali lah bonus yang akan diberikan Nunuk yang hanya turun di kepada atlet -atlet yang berpres ronde Perpani, sehari sebelum- tasi. Perasu sendiri langsung mengumumkan akan memberinya juga tampil di jarak 50 me- kan hadiah uang sebesar satu juta rupiah kepada setiap pesilat penyabet emas. Pelatih pun akan kebagian, walau jumlahnya le- bih kecil. Dalam waktu dekat, seusai PON XIII, di Denpasar, kata Per- asu, Penda IPSI Bali akan meng- adakan syukuran. Apa yang pan- tas disyukuri? Barangkali bukan kemenangan itu sendiri. Pengda IPSI Bali boleh lebih bersyukur karena melahirkan juara dan merebut medali emas tidak ha- nya dari Wahyuni dan Wirawan saja. Bukankah kedua pesilat ini stok lama? Munculnya Parwati dan Swastika sebagai juara PON XIII, bisa jadi sebagai simbol suksesnya pembinaan pencak si- lat di Bali. Jika bicara tentang si- lat Bali, kini orang tidak hanya ter, tetapi gagal menduduki tiga tempat terhormat untuk bisa merebut salah satu medali (emas, perak, perunggu). Ha- rapan terakhir adik kandung mantan pemanah nasional, Ga- tot Tohir, asuhan pelatih nasio- rang tinggal di jarak 30 meter nal, Wayan Darsana itu seka- yang pertandingan finalnya di- langsungkan hari ini di lapangan Panahan Senayan Jakarta. Dua medali emas yang dipere- butkan pada jarak 40 meter ke- marin, keduanya diborong pemanah-pemanah Jabar. Di ba- gian putri, emas direbut Rusena Gelantah dengan skor 613, perak diraih Foury Akandiani (Jatim) dengan skor 609 dan perunggu untuk pemanah Jatim lainnya, Dwi Purwati yangmencatat skor 604. (*) Parwati, Pendekar dari Kerobokan SIAPA yang pernah dicium Gubernur Bali, Ida Bagus Oka, di depan ribuan penonton? Jika Anda disodori pertanyaan sema- cam itu, jawab saja: Ni Luh Parwati. Anak pertama pasangan Wayan Suji dan Nengah Rawi yang bertanding di kelas C itu, mungkin termasuk segelin- tir atlet Bali yang 'beruntung Selain disaksikan langsung pim- pinan daerahnya ketika berta- rung berebut medali emas, seu- sai pertandingan dia langsung dipeluk dan dicium Gubernur. Saat Ida Bagus Oka mendarat- kan sun di kedua pipi Parwati, suporter Bali spontan bersorak riuh rendah. "Saya sangat ter- haru, tadi saya nangis ketika di- peluk Pak Gubernur," kata pe- nyumbang emas bagi kontingen Bali, yang di final menyingkir- kan pesilat nasional dari Sum- bar, Surya Nelly, itu. Keluarga Parwati sendiri langsung larut dalam suka cita mendengar melalui televisi bahwa Parwati berhasil merebut medali emas. Sedangkan Ida Bagus Oka sendiri benar-benar bergembira dengan kemenangan pesilat ber- usia 18 tahun itu. Bukan hanya karena sukses Parwati yang tinggal di Banjar Tegeh, Kerobo- kan, Kuta, itu akan menambah pergumulan medali kontingen Bali, tetapi karena Gubernur sendiri tidak percaya kalau Par- wati bakal merebut gelar juara. "Saya nggak nyangka kamu me- nang", kata Oka ketika memeluk pesilat itu, seperti ditirukan Parwati. Bukan hanya Oka yang mera- gukan Parwati. Pelatih silat Bali, Bagus Dani Supartha, juga tak yakin kalau Parwati akan berjaya. Dia sadar lawan yang di- hadapi pesilatnya di final adalah pesilat tangguh dari Sumbar. "Mudah-mudahan lolos," hanya itu kata Dani Supartha ketika itu. Apa kata sang juara? Ternyata Parwati sendiri sempat stres se- belum bertanding. "Tadi malam saya susah tidur, karena saya tahu lawan saya pesilat SEA Ga- mes," kata siswa kelas dua SMA Ngurah Rai, Krobokan, Kuta, itu seusai pertandingan. Bahkan ke- tika gong tanda pertarungan ba- bak pertama perebutan emas itu terdengar, pesilat yang juga pe- grogi. Maka tak heran perta- rungannya di babak pertama itu sempat membuat sport jantung kubu Bali. Penampilannya yang kurang meyakinkan di babak pertama itu pulalah yang, ba- rangkali membuat Ida Bagus Oka tidak menyangka kalau Par- wati akhirnya memenangkan main voli itu mengaku masih Parwati pertandingan itu. Malam itu mendadak Parwati menjadi bintang arena: Seusai dicium Gubernur, ia langsung di- kejar reporter TV swasta untuk wawancara. Selang beberapa saat kemudian, bersama pesilat Bali perebut emas lainnya, Par- wati kembali diwawancarai TVRI Pesilat yang berlatih sejak SD itu pun juga didatangi bebe- rapa pemuda untuk minta tanda tangan. Bali Post Ball Post/Ant DI UDARA-Ini bukan sepak bola "komodo" tetapi pertarungan sepak bola yang sengit dan berlangsung keras antara Sumut vs Jabar. Pertandingan itu akhirnya ditunda. Sumut kemudian tidak mau melan- jutkan pertandingan sehingga Jabar dinyatakan menang WO 5-0. Dalam gambar tampak penyerang Jabar, Suladi (nomor 11) berebut bola di udara melawan gelandang Sumatera Utara dalam kompetisi sepak bola PON di Lebak Bulus Jakarta. Ruwiyati Penumbang Suryati RUWIYATI (16) yang duduk di kelas I SMA di Salatiga semula hanya mengembangkan hobi di kampungnya Ambarawa, Sala- tiga, Jawa Tengah. Saat Parwati menjadi perha- tian publik itu, ternyata angan angannya melambung ke kam- pung halamannya. Dia selalu ingat rumah orang tuanya di Hobi tersebut berkembang ka- Banjar Tegeh itu. Ketika ditanya rena sering mengikuti dan me- tentang pemanfaatan bonus nang dalam lomba atletik, khu- yang diberikan Pemda dan susnya nomor lari jarak jauh. Ke- Pengda IPSI Bali, pesilat yang menangan itu menambah hobi nonton TV itu menjawab, motivasinya berlatih sendiri dan "Untuk memperbaiki rumah". terus melaju mengikuti lomba Teman-teman satu timnya antarsekolah yang hasilnya mengatakan, Parwati memang menggembirakan. Pelatih klub sangat memperhatikan ke- atletik Tiger Salatiga, Alwi Juarga, Sepulang sekolah, selain mengatakan, Ruwiyati sejak di- untuk berolah raga, waktu asuhnya dua tahun yang lalu luangnya dihabiskan membantu mempunyai kemauan berlatih jualan kecil-kecilan di rumah. yang baik. Semua program yang "Berapa bonus yang dibeli. Menjelang PON XIII kan Suryati pada nomor lari 10.000 m meraih medali emas, bahkan yang lebih mengejutkan mampu menyumbangkan me- dali emas nomor maraton meng- alahkan Maria Lawalata dari DKI," ucap Alwi. Walaupun Suryati belum mengaku kalah, karena Ru- wiyati belum berhasil memecah- kan rekornas lari 10.000 m atas nama Suryati, tetapi kenyataan saat ini membuktikan Ruwiyati sebagai pelari jarak jauh di PON XIII. Sejak diasuh pelatih atletik klub Tiger, program latihan yang diberikan harus diikuti Ruwiyati secara ketat pagi dan sore. akan diterima Parwati? Yang je- disiplin. bagi Ruwiyati selama latihan las, dia akan mengantongi satu Ruwiyati ingin mengalahkan juta rupiah dari Pengda IPSI ratu nomor lari jarak jauh Indo- Bali. Dari Pemda Bali? Jumlah- nesia Suryati yang pada PON XII nya masih dirahasiakan. Menu- memperkuat Jateng, tetapi da- rut Ketua Harian KONI Bali, Ke- lam PON XIII "lompat pagar" tut Subandi, bonus bagi atlet memperkuat Sumatra Utara. Bali yang berprestasi di PON XIII akan diserahkan pada 21 tasi terbaik bisa dicapai, asal te- kun berlatih dan mematuhi ins- truksi pelatih. Walaupun Suryati belum mengaku kalah, yang penting saya mampu me- mecahkan rekor PON XII nomor lari 10.000 m yang dibuat Sar- miati dari Lampung dengan ca- tatan 36:48,39 detik," kata Ruwiyati. Catatan waktu Ruwiyati saat meraih medali emas lari nomor 10.000 m adalah 36:02,60 detik. Prestasi itu kelihatannya meng- gembirakan bagi kalangan pela- tih atletik di Jawa Tengah Menyinggung bonus dari Yayasan Dana Olah Raga (Ya- dora) Jateng bagi setiap atlet Rp 20 juta untuk peraih medali yang berlaga di PON XIII senilai emas, Ruwiyati menyatakan sa- ngat gembira. Bonus itu, kata- nya, akan dimanfaatkan untuk memperbaiki kesejahteraan ke- hidupan orang tuanya di desa. "Saya akan beli rumah setelah Sabtu Kliwon, 18 September 1993 Ini Dia Sepak Bola "Komodo" DULU ada dikenal sepak bola gajah karena para pemainnya menendang bola seperti gajah. Dalam perkembangan selanjut- nya, sepak bola "gajah" bergeser artinya menjadi semacam kiasan untuk permainan di lapangan hi- jau yang tidak pantas ditonton para penggemar sepak bola. Kini, ketika sepak bola "gajah" menghilang dari pendengaran pecandu sepak bola, muncul lagi istilah baru yang lahir karena ulah para pemain di lapangan se- pak bola Senayan dalam PON XIII. Sepak bola "komodo," be- gitu teriakan ribuan penonton sepak bola di Stadion Utama Se- nayan, ketika tim Jabar turun bermain kejar-kejaran bola se- lama 90 menit dengan tim Jatim. Komodo adalah sejenis bina- tang purba langka yang di dunia ini hanya terdapat di Pulau Ko- modo, Nusa Tenggara Timur, yang dijadikan mascot PON XIII 1993. PON kali ini, konon, dise- lenggarakan dengan tujuan me- macu prestasi atlet melalui per- tandingan yang fair play Karena itulah, Kongres Luar Biasa PSSI di Bogor, Mei lalu mengecam keras permainan ti- dak fair di lapangan, yang ba- nyak disebabkan ulah pengurus- nya sendiri. Bahkan Ketua Umum PSSI Azwar Anas dengan tegas minta jangan sampai peng- urusnya lebih terkenal daripada ngan. Malu tahu adatlah sedi kit. Main sabun tempatnya di ka- mar mandi, tahu," kata para penonton. Yang lain berkata, "Masih ke- cil sudah diajak main curang, be- sar mau jadi apa? Kapan PSSI jadi baik kalau begini terus?" Pertandingan yang ditampil kan kedua tim malam itu agak- nya pantas disebut "permainan sabun" dan tampaknya dimak- sudkan untuk menyingkirkan tim tuan rumah DKI Jaya, yang juga punya peluang maju ke ba- bak semifinal. Selama dua kali 45 menit pertandingan itu ber- jalan, lapangan sepak bola Se- nayan berubah menjadi sema- cam penggung sandiwara yang sangat mengecewakan penon- ton. Bola hanya ditendang dari kaki ke kaki seperti pemain ber- latih saja layaknya, dan wasit Zulkifli Chaniago yang memim- pin pertandingan bergerak ha- nya di sekitar lingkaran tengah. Yang lebih mencolok mata, jika salah satu penyerang sem- pat melepaskan diri dari penja- gaan lawan, maka bola pasti di- tendangnya ke luar lapangan tanpa arah, padahal seorang bu- kan pemain sekalipun pasti da- pat memasukkan bola ke gawang yang lowong. "Apa mau dikata, ucap seorang penonton. "Begini- lah jika yang dicari medali dan kemenangan, plus bonus. Bagai- sepak bola di lapangan. mana prestasi PSSI bisa diwu- selama ini wajah pengurus itu judkan, kalau anak-anak se- lebih banyak terpampang di su- ratkabar daripada penampilan bintang sepak bola Indonesia. Maka itu, dari sekarang saya minta agar fair play itu benar- benar dilaksanakan," katanya ketika itu. Karena itulah, pada setiap kali dua kesebelasan turun ke la- pangan dalam PON kali ini, di- pampanglah lebih dahulu tu- lisan besar pada spanduk pan- jang di depan para pemain. Di situ tertulis, "Kami Bersepakat untuk Melaksanakan dan Mene- gakkan Fair Play. Tetapi, hampir tiga ribu pe- nonton yang menyaksikan per- tandingan anak-anak asuhan Soebodro (Jatim) dan Nandar (Jabar) Rabu (15/9) kecewa berat. Amarah dan umpatan yang kurang sopan, muntah, se- rentak, berirama dari para pe- nonton yang jengkel melihat tingkah polah 22 pemain muda yang tampaknya bermain berda- sarkan kesepakatan tak tertulis. "Hei, hei monyong... kalau main sabun jangan di tengah lapa- muda ini sudah dididik main sa- bun seperti ini," kata seorang penggemar sepak bola asal Irian Jaya. Nandar, Pelatih Jabar yang diminta komentarnya tentang permainan seri 0-0 itu, tak meng- akui adanya kesepakatan tak tertulis. "Kami tidak bersepakat untuk bermain santai dengan hasil seri. Tidak ada kesepa- katan menyingkirkan DKI Ja- karta. Tidak perlu buang energi karena masih ada pertandingan lebih penting lagi," kata Nandar usai pertandingan itu. Jika Nandar langsung me- nyangkal, maka pelatih yang merangkap manajer tim Jatim, Soebodro, memberi komentar ibarat seorang pemain "menggo- reng bola" "Sudah lima pemain Jatim yang mendapat kartu kuning. Kami tidak perlu mengambil ri- siko dengan bermain ngotot menghadapi Jabar. Kita mencari aman saja," katanya. Hasil seri pertandingan kedua tim itu menjadikan Jatim men- juarai grup K dan jabar Jebagai runner-up, dan kedua tim maju ke semifinal. DKI Jaya, yang se- belumnya bermain 0-0, lalu dika- lahkan 2-1 oleh Jatim, tersisih bersama Sulteng. Tetapi apa pun alasanya, per- mainan sepak bola prestasi yang menjadi tujuan PON seharusnya ditampilkan dengan permaian yang sungguh-sungguh di lapa- ngan. "Itu tidak baik. Apapun alasannya untuk menang, citra sepak bola Indonesia harus dite- gakkan. Kita mesti menunjuk- kan permainan bagus," kata Ventus Yom, Pelatih Irian Jaya. Pelatih Aceh Parlin Siagian tak berani memberi komentar. "Kalian lebih tahu dari aku. Ka- lian yang nonton tadi. Pandai- pandailah kalian tulis, siapa yang jadi korban permainan tadi," katanya. Main bola kurang fair ini su- dah terjadi dua kali di lapangan sepak bola, setelah penonton mengamuk karena memandang kepemimpinan wasit Khairul Agil kurang adil dalam pertan- dingan antara Sumut dan Jabar, di lapangan Lebak bulus, bebe- rapa hari lalu. Penonton, terutama pendu- kung Sumut, dalam pertan- dingan itu kemudian melempar- kan botol berisi air mineral ke arah wasit ketika seorang pe- main Sumut dikeluarkan dari lapangan. Ketika pertandingan itu di- hentikan sementara oleh wasit, wakil manajer tim Erwin Pelawi mengajukan protes agar pertan- dingan diulang mulai dari nol, dengan formasi semula. Tetapi setelah pantia pertan- dingan berembuk semalam sun- tuk dan memutuskan pertan- dingan ulang di stadion tertutup Senayan keesokan harinya, para pemain Sumut justru tidak mun- cul di lapangan, dan tim itu di- laksana pertandingan Max Bo- nyatakan kalah WO. Ketua pe- boy mengatakan banyak alasan pengunduran diri tim Sumut, terutama yang patut dihargai adalah keputusan manajer tim Amru Daulay yang ingin agar ke- kacauan lebih lanjut tidak ter- jadi lagi. Tetapi, menurut peng- amat sepak bola, apapun alasan kedua pihak, jika ada keputusan untuk bermain ulang, kedua tim seharusnya taat pada peraturan. "Harus fair play, tapi yang be- gini ini namanya tidak fair play," kata seorang pengamat sepak bola. (Umbu Rey) Bangkitnya Kalbar, Gebrakan Aspar Catatan dari Senayan kukan persiapan ditunjang de- ngan dana yang menggiurkan dengan besar Rp 800 juta. Dana itu dipakai untuk persiapan la- tihan sampai keberangkatan dan kedatangan kontingen. Jadi di luar bonus yang didapatkan para atlet peraih emas. Bonus Besar Meski segala persiapan itu di- rasakan sudah mantap, namun Aspar Aswin merasakan masih ada yang kurang. Dalam era olah raga modern ini, bonus merupa- kan salah satu perangsang bagi atlet untuk meraih prestasi pun- cak. Maka gebrakan Aspar As- PRESTASI spekatakuler dan sangat menakjubkan. Pujian itu tepat diperuntukkan untuk para atlet Kalimantan Barat (Kalbar) di PON III yang masih berlang- sung ini. Bayangkan, Kalbar yang dalam PON XII (empat ta- hun lalu), tampil sebagai juru nah memimpin Bali bersama Ida kunci dari 27 propinsi peserta, Bagus Oka sebagai Wagub Bali. kini melonjak ke posisi papan te- Aspar Aswin sampai saat ini juga ngah. Dengan tambahan satu masih termasuk Ketua Umum emas dari terjun payung melalui Pengda PBSI Bali dan dalam M. Malik dan perak dari Sumeri perpisahannya tahun lalu, Aspar hari Jumat (17/9) semakin me- Aswin masih siap membantu mantapkan posisi Kalbar di perkembangan bulu tangkis urutan ke-13 dengan 6 emas, 8 Bali. Selama memimpin bulu perak dan 11 perunggu. Bahkan tangkis Bali, memang banyak kemungkinan meraih peringkat kemajuan yang dialami pemain- win pun muncul dan menjanji- lebih baik masih dimiliki Kalbar, pemain Bali dan puncaknya ter- kan kepada atlet Kalbar dengan karena dua potensinya tampil di jadi ketika Bali menjuarai pra- bonus Rp 6 juta bagi peraih emas PON XIII plus tambahan sepeda motor GL partai final. Yang lebih mengherankan Lalu apa kunci sukses Kalbar serta janji lapangan pekerjaan. lagi, Kalbar di PON ini hanya di dalam PON XIII ini? Menurut Persiapan mantan ada rang- yang diikuti. Meski termasuk de- kan estafet yang dilakukan As- tentu semakin menambah moti-- retan kontingen kecil, namun par Aswin dalam mempersiap- vasi atlet, namun Aspar Aswin langkah Kalbar begitu meyakin- kan atlet-atlet Kalbar sebelum yang mengakui segalanya man- kan. "Prestasi ini merupakan ke- bertolak ke Jakarta awal Sep- tap tetap tak berani gembar- bangkitan Kalbar setelah pulang tember lalu. Yang pertama, gembor masalah peringkat. Da- memalukan di PON XII empat tentu memantapkan pembinaan sar Pak Aspar memang tipe low tahun lalu," kata Marius AP, di daerah, mulai dari TC desen- propile, target Kalbar pun tak sasi. Di samping itu, perbaikan perbaiki posisi juru kunci dan tasi ini juga tidak terlepas dari gebrakan Gubernur (Aspar sarana olah raga tetap diperhati- minimal berada di urutan ke-24. Aswin-red), dalam perhatian be- kan karena finalis olah raga yang Bukan berarti Aspar Aswin tak yakin dengan kemampuan para sarnya terhadap pembinaan olah baik akan sangat bermanfaat un- raga, di samping pembangunan tuk memantapkan pelatihan. atlet Kalbar. Namun tujuan tar- sektor lainnya," tambah Marius. Perhatian terhadap para pelatih get yang dinilai rendah itu untuk Nama Aspar Aswin tentu tak juga tak luput dari mata Aspar tidak membebani atlet terlalu asing lagi bagi masyarakat dae- Aswin. Dari segi dana juga tak berat sehingga tak menggangu rah Bali, sebab Aspar sebelum masalah, karena lewat usaha As- setiap penampilannya di arena menjadi Gubernur Kalbar per- par Aswin, Kalbar dalam mela- pertandingan. (IB. Geriawan). Dalam maraton 42,195 km di ngat menguntungkan untuk dapat bonus Rp 40 juta nanti, ka- perkuat 86 atlet dari 13 cabang Marius, banyak hal dan gebra-sangan bonus menggiurkan September di Jaya Sabha, tanpa kejuaraan Bandung setahun diberitahukan jumlahnya sebe- yang lalu dan nomor lari 10.000 lumnya. Berapapun yang akan m, Ruwiyati selalu dikalahkan diterima Parwati, pesilat mungil itu akan terus berlatih dengan harapan bisa mengukir prestasi di jenjang yang lebih tinggi lagi. Keadaan yang paling terkesan menjelang PON XIII adalah dari program naik turun jembatan penyeberangan jalan raya di Sa- latiga, di samping naik turun pe- gunungan. "Tetapi, semua pro- gram latihan dari klub Tiger sa- kemajuan saya yang selama ini ditargetkan memperoleh medali emas nomor maraton dan lari 10.000 m," ucap Ruwiyati. Latihan berat yang menye- nangkan itu harus diimbangi de- pula. Untuk itu, setiap hari oleh pelatihnya diwajibkan menelan dua butir telur bebek yang masih baru untuk menambah ke- kuatan fisik. "Saya yakin pres- rena saya dapat dua medali emas. Bukan saya terlalu meng- harap bonus, tetapi itu semua su- dah dicanangkan oleh KONI Ja- teng melalui Yadora untuk mem- beri bonus Rp 20 juta bagi peraih medali emas," katanya. "Keme- Lawalata merupakan anugrah Tuhan yang Maha Esa. Kendati saya berlatih keras, tetapi tanpa karunia Tuhan saya bukan apa- apa," katanya. (Tri Sedyoko) Ayo siapa mau mengikuti jejak sebagai tempat mencetak atlet ngan kondisi fisik yang baik nangan atas Suryati dan Maria Bendahara KONI Kalbar. "Pres- tralisasi maupun TC sentrali- terlalu dibuat-buat, yakni mem- Parwati? (Bambang Hermawan). Utoyo Oesman Calon Kuat Ketua Umum PB Pertina Jakarta- Menteri Kehakiman Utoyo Oesman, SH, merupakan calon kuat Ketua Umum Pengurus Be- sar (PB) Pertina, menggantikan Sahala Rajagukguk, dalam Kongres Pertina yang akan dise- lenggarakan 18-19 September mendatang Sekjen PB Pertina, Harmidy Harun, mengatakan, Kamis, PB menduduki jabatan Ketua dingan babak penyisihan dan se- Umum PB Pertina periode mifinal. Kedatangannya disam- 1993-1998, karena Utoyo meme- but antusias pengda-pengda nuhi beberapa kriteria seperti pertina dan dinilai sebagai per- senang olah raga tinju, tokoh or- nyataan bersedia dicalonkan se- ganisasi, serta menyatakan ke- bagai Ketua Umum PB Pertina. sanggupan meluangkan waktu memimpin pertina. Selain itu da- lam kedudukan sebagai salah seorang menteri kabinet pemba- ngunan VI, Pak Oetoyo, pasti sanggup memimpin pertina di masa-masa mendatang. Pertina secara resmi baru mene- rima usulan beberapa pengurus daerah, yang menyatakan du- kungan kepada Utoyo Oesman. Utoyo sendiri dalam keterang- "Selain Pak Utoyo yang sudah di- annya kepada pers menyatakan, calonkan belum ada calon lain bersedia dipilih sebagai ketua yang diajukan pengurus daerah umum menggantikan Sahala untuk dibahas dalam kongres yang kini menjabat Dubes di In- yang akan diselenggarakan di dia. Menteri Kehakiman ini se- kata lama dua malam yaitu Senin dan Hotel Wisata Sabtu Harmidy. Rabu malam terlihat duduk di tribun kehormatan GOR Ku- Menurut penilaian PB Per- tina, Utoyo Oesman SH cocok ningan menyaksikan pertan- Selain menteri kehakiman, Pangdam V Jaya, Mayjen AM Hedropriyono juga disebut-sebut sebagai calon kuat lainnya. Pengda Pertina DKI Jaya adalah pendukung utama Mayjen TNI Hendropriyono. Sumber lain mengatakan, hingga saat ini Pangdam V Jaya itu belum diusulkan secara resmi salah satu pengurus dae- rah sebagai calon Ketua Umum PB Pertina menggantikan Sa- hala Rajagukguk, serta yang ber- sangkutan juga belum menyata- kan kesediaanya dicalonkan. (Ant) Sukadana masih Trauma PENYUMBANG satu emas bayar dengan mahal yaitu patah bagi Bali dari cabang ski air, kaki kanan. Sebelumnya, menje- Nyoman Sukadana ternyata ma- lang ia tampil di PON XI, kaki ki- sih mempunyai trauma. Cedera rinya keseleo dalam latihan ter- patah kaki yang pernah dialami- akhir di Danau Beratan Bedugul nya membuat dia masih kurang yang berakibat ia gagal me- bebas dalam berimprovisasi di nyumbangkan sebuah medali bagi kontingennya. atas air. Meskipun begitu, Sukadana toh tidak menyerah. Kenangan getir karena cedera itu tidak membuatnya mundur dari ski air. "Tidak, saya tidak mungkin meninggalkan ski air. Sulit bagi saya mundur sebab ski sudah menjadi bagian hidup saya," kata Sukadana yang sudah tiga kali tampil di PON kepada Bali Post di Jakarta. Apakah tidak takut meng- alami musibah lagi? "Terus ter- ang saya masih trauma dengan kejadian yang saya alami pada PÓN XII lalu tetapi semua itu ti- dak membuat semangat bertan- ding saya menurun, apalagi un- tuk membela daerah," katanya. "Dan perjuangan saya tidak sia- sia sebuah medali emas saya sumbangkan untuk Bali," lanjut pemuda kelahiran Banjar Taman Bedugul, 31 Agustus 1971 ini bangga. Sukadana di PON XII/89 ha- rus menerima nasib sial. Medali perak yang direbutnya harus di- Tentang emas yang direbut di Danau Sunter beberapa hari lalu, menurutnya, belum me- muaskannya meskipun itu me- Sukadana rupakan besar sejak sepuluh ta- hun terakhir. "Kalau bisa saya ingin berprestasi lebih tinggi lagi dalam kejuaraan yang lebih be sar. Saya pun masih ingin tampil di PON XIV nanti," kata alum- nus STM PGRI Badung 1989 ini. Ia mengakui tidak mempu- nyai firasat apa-apa sebelum me- rebut emas. Hanya saja, setelah berlatih keras dan melihat ke- mampuan lawan-lawannya ia yakin akan mempersembahkan medali termulia bagi daerahnya. "Kemampuan lawan saya tidak begitu istimewa. Dari sana saya lihat kans meraih emas ter- buka," tutur Sukadana yang da- lam pra-PON juga merebut me- dali emas. Sejak tampil pertama kali da- lam kejurnas 1982, anak ketiga pasangan Ketut Rai dan Ni Ke- tut Samping ini sudah mengum- pulkan tujuh medali emas. Pela- tih sekaligus orang pertama yang mengarahkan ia mengge- luti ski air adalah Wayan Pur- nayasa, paman yang juga Ketua Harian Pengda PSASI Bali. "Te- tapi yang lebih menentukan lagi adalah lingkungan saya. Sejak kecil saya tidak pernah mening- galkan Danau Beratan," tutur atlet yang tingginya 168 cm dan berat 62 kg ini. (Mawa) Suryati. Oleh karena itu, pada PON XIII Ruwiyati berupaya mengalahkan Suryati, sehingga Salatiga yang selama ini disebut lari nomor jarak jauh tidak teng- gelam lagi. "Alhamdulillah, Ru- wiyati mampu berprestasi di PON XIII dengan menumbang- ATUGU 324 PON XIN 1993 DARI DESA-Ruwiyati, pelari jarak jauh yang mulai berlatih di desa kemudian menjadi pelari nasio- nal menumbangkan dominasi Survati. Bintang Renang Itu Bernama Chaterina TAMPIL di PON XIII tanpa dengan empat emas sampai CHATERINA memang berte- diperhitungkan lawan dan para Kamis. kad jadi yang terbaik seusai pengamat, Chaterina Surya, ga- Prestasi Chaterina memang mengikuti SEA Games, Juni dis belia dari kota udang Cire- meneggelamkan sejumlah per- 1993 di Singapura. Pengalaman bon, Jawa Barat tiba-tiba melejit enang. Bukan saja Elfira dari ikut memperkuat tim Indonesia dan menjadi ratu baru kolam re- Jambi yang dalam PON kali ini bertarung dengan negara- nang Indonesia. tampil melorot, bahkan Elsa Ma- Ia menjadi yang terbaik. Kata nora Nasution tak berkutik ter- dia, "Saya sudah bertekad jadi utama pada nomor bebas meli- yang terbaik." Dengan wajah ce- puti 50 m, 100, 200,dan 400 rah ketika menyisihkan lawan- meter. lawannya sejak pertama kali Empat nomor tersebut baik re- tampil ia mengatakan, sewaktu kor PON maupun rekor nasional berhadapan dengan Elsa Ma- dikuasai Elfira Rosa Nasution nora khususnya di nomor 100 m dan sejak tampil dalam renang gaya kupu-kupu, "Terasa berat PON XIII yang berlangsung mu- sekali," kata perenang yang pada lai Minggu (12/9), gelar itu satu 15 Oktober 1993, mendatang ge- demi satu copot bahkan lebih di- nap berusia 13 tahun. pertajam Chaterina. Kehadiran Chaterina (Jabar) dan rival- nya dapat dipastikan menjadi ca- nya Elsa Manora Nasution yang lon tunggal penggeser Elfira, memperkuat kontingen Jambi, yang sejak PON X tahun 1981 dalam PON ini merupakan dua menyanndang gelar ratu renang atlet yang usianya sama-sama nasional. Elfira Rosa Nasution, muda dan bersaing ketat di yang ketika itu memperkuat nomor-nomor yang digelar da- kontingen Sumatra Utara, mulai lam PON XIII. Keduanya, sama- melejit di kolam renang, pada sama menjadi andalan bagi dae- usia 11 tahun, atau lebih muda rahnya sehingga saat bertarung hampir dua tahun dari Chate- di kolam renang keduanya ber- rina (12) yang mulai menguasai saing begitu ketat. Namun, Cha- kolam renang saat ini. Kepada terina lebih unggul. RCTI Elfira mengemukakan, ia Pada hari keempat cabang re- memang tidak lagi menjadi yang nang Rabu, Chaterine sudah terbaik di beberapa nomor yang mengantongi empat medali emas dulu pernah menjadi dengan mengusai nomor 100 m spesialisasinya. gaya kupu-kupu (01 menit 02,79 detik), 100 m gaya bebas putri (00.58.96 detik), 200 m gaya be- bas putri (02 menit 05,20 detik) yang sekaligus menenggelam- kan nama besar Elfira Rosa Nasution. Sedangkan pada Kamis lalu ia menyabet dua emas lagi melalui nomor-nomor 800 meter gaya be- bas putri dengan waktu 9 menit 09,74 detik yang merupakan re- kor PON atas nama Elfira Rosa Nasution dengan waktu 9 menit 21, 44 detik dan nomor 4 x 100 m gaya ganti estafet putri bersama Ana Gani, Sisca Fortuna dan Su- santi Wangsaguna dengan waktu 4 menit 31, 40 detik seka- ligus memecahkan rekor PON atas nama perenang DKI. Chaterina dengan demikian merupakan peraup medali terba- nyak dengan enam emas yang di- ikuti Wisnu Wardhana dari DKI 000 Ball Post/Repro Bola Chaterina Surya negara Asia Tenggara di Singas pura itu, tampaknya membang- kitkan semangat dan tekadnya untuk terus berlatih. Pelatih dari Cina, Guan Roland tahu per- sis potensi atlet muda ini. Ia be kerja keras memoles Chaterina dengan memberikan porsi pela- tihan yang cukup berat. Petun juk yang diberikan pelatihnya, baik tentang stamina maupun . teknik renang lainnya. "Saya berlatih sekitar tiga jam sehari, pagi dan sore," ungkapnya. Chaterine yang merupakan atlet termuda dalam tim renang Jabar itu, menurut pelatihnya, Sofyan Lubis, memang diper- siapkan tampil mengungguli lawan-lawannya. Ia mengikuti sembilan dari 13 nomor per- orangan dalam cabang renang, "Ia punya peluang besar merebut sebanyak mungkin medali dari nomor yang diikuti," tegas Lubis. Keyakinan pelatih Jabar itu, tampaknya cukup beralasan, terlihat dari enam kali bertan- ding mampu mengantongi enam medali emas. "Saya yakin Chate rina meraih emas terbanyak, se- telah menyelesaikan dengan baik nomor 100 m gaya bebas de ngan waktu meyakinkan (00.58,96 detik)," kata Lubis. "Itu merupakan rekor yang luas biasa," kata pelatih nasional yang bermukim di Jambi, Raja M. Nasution, mengomentari prestasi Chaterina. Menurut Nasution, Chaterina perenang muda yang punya prospek sebagai pengganti perenang-perenang seniornya yang berhasil disisihkannya da lam PON XIII. "Banyaknya atlet muda yang tampil itu, sekaligus akan membantu lebih memper tajam rekor-rekor nasional," kata Raja nasution yang bebe- rapa kali ikut melatih atlet ke SEA Games dan Asian Games. Dalam PON XIII ini lahir seo- rang perenang andal yang akan mengisi prestasi renang nasio- nal. (*) Sabtu Kliwon, 18 S Hari dilempari batu. Bus dari Yogyakarta ya suk ke Terminal Terboye rang, setiap hari rata-rat capai 80 buah, tetapi pada kemarin sampai pukul WIB baru masuk delap yang dikawal petugas keamanan. Sedangkan bus Ram yang masuk ke Semarang rut keterangan para aw tersebut, tidak berangk Yogyakarta tetapi dari G Muntilan, Kabupaten Ma Sopir Bus Sementara itu, pada h tama pemberlakuan UUI Kodya Bandung, pada pa kantor-kantor pemerint swasta banyak yang men penurunan kehadiran wan, sebab angkutan um selatan kota yaitu Dayeu Soreang, Banjaran dan U perti Lembang dan Leder dari arah timur seperti C Pino yang berhasil menjuarai PON berturut-turut. "Say seperti dia, kalau perlu tiga kali juara PON," kat Sedangkan di kelas bu inju Timtim, Victor tampil cemerlang dengan ingkirkan petinju DKI, R spaitela. Victor menda kungaan dari penonton selama pertandingan memburu lawan untuk sabertarung jarak rapat. terus berusaha menghing el jarak dekat di dua ron lama, petinju DKI itu a kelelahan di ronde terakl tika keduanya terpaksa rung jarak pendek itu Vi nyak teruntungkan kare sepat melontarkan pukul inju Timtim itu akhirny atakan menang angka saya bangga sekali ini en tama bagi Timtim dari tinju," kata Victor samb gah-engah seusai bertan Di kelas terbang, UNTUK MEMERI FERSEMB Malam MITHUN CHAKRABOR SURESH OBER Menyambut & M MELEDA Aku oraya tetapi pe inbentur meja kek ah perale KARYA T Drs. SJ D RENDRA YATI OCT POPPY DHAR RUDY SALAM AC WISATA3 JAM:23.30 ANNE PARILL Dracula's French Mistress INN BL Ditected by 4cm
