Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Republika
Tipe: Koran
Tanggal: 2017-02-09
Halaman: 18

Konten


DIALEKTIKA IDEAS JURNAL KEBIJAKAN PUBLIK REPUBLIKA INDONESIA DEVELOPMENT AND ISLAMIC STUDIES ORIC Yusuf Wibisono Direktur IDEAS ampung adalah ekosis- tem asli Jakarta. Karena itu, ia tak terpisahkan dari Jakarta bahkan eksis di pusat kawasan bisnis, sekalipun berdampingan dengan hotel mewah bintang lima dan gedung pencakar langit yang menjadi landmark Jakarta. Kampung adalah identitas dan jati diri lokal yang menjadi lambang harmoni sosial Jakarta. Kam- pung adalah wajah ramah metropolitan yang inklusif dengan ruang publik yang berlimpah. Kampung adalah rumah, tem- pat setiap warga hidup aman dalam masyarakat yang penuh persaudaraan, sekaligus tempat usaha yang memberi kesejahteraan secara merata. Dalam tiga dekade terakhir, lahan kampung di Ja- karta menurun secara drastis karena spekulasi, meroketnya harga tanah, dan penggusuran. Penggusuran paksa ter- hadap kampung-kampung menjadi fe- nomena umum dalam penataan kota. Keberadaan kampung ditiadakan dalam perencanaan kota, bahkan dimusuhi dan dimarjinalkan. Kota seperti apa yang mau kita bangun? Arus utama pembangunan Jakarta kini secara jelas amat materialistis dan fungsional, teknikal dan apolitis. Kota hanya menjadi ruang-ruang kapital dengan kepentingan ekonomi menjadi panglima. Tata ruang kota bergeser hanya untuk melayani pemilik modal. Konversi ruang terbuka hijau (RTH) untuk hunian mewah dan kawasan ko- mersial dilegalkan melalui perubahan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) kota. RTH Jakarta yang semula 37,2 per- sen pada RTRW 1965-1985 menjadi ha- nya 9,98 persen pada RTRW 2010-2030. Kecenderungan ini berjalan masif seiring pertumbuhan penduduk super-kaya Jakarta yang berlipat hampir empat kali lipat dalam satu dekade terakhir, diperki- rakan mencapai 26.600 orang pada 2015, yang kekayaan setiap jutawannya men- capai lebih dari 1 juta dolas AS. Pembangunan pun menjadi ajang delokalisasi, mencerabut kota dari akar sejarahnya. Kota sepenuhnya menjadi engine of growth, pembangunan kota semata fungsi dari profit dan konsumsi material. Ruang fisik Jakarta tumbuh pesat nyaris tanpa kendali, diseret keku- atan pasar. Jakarta disesaki properti dengan harga yang terus melambung, menjadikannya sebagai salah satu kota dengan kenaikan harga properti tahunan tertinggi di dunia. Kota dibangun sekadar memenuhi hasrat banal investor, komod- ifikasi setiap sudut ruang kota mencip- takan fragmentasi dan segregasi: daerah kaya dan miskin. Orientasi kota terfokus pada dimensi privat dari kemajuan mate- rial di bawah kendali corporate manage- ment. Jargon pembangunan kota "Ke- indahan, Ketertiban, dan Kenyamanan" dilakukan di bawah hegemoni pasar dan sepenuhnya merepresentasikan imajinasi kelompok kaya. Dalam visi exclusive cor- porate city ini, kampung adalah noda untuk status global dan daya saing eko- nomi kota. Bahwa kampung, dan terlebih per- ARINGAN BARU SUPER INTERNET CEPAT 18GB 1230 SUPER INTERNET 79.900 Reproduksi Ruang Kota untuk Kampung mukiman liar, sarat masalah adalah tidak dapat dimungkiri, terutama persoalan agraria dan kawasan kumuh. Diperkira- kan, hanya kurang dari setengah bidang tanah di kawasan kumuh Jakarta yang memiliki sertifikat hak milik, tempat sekitar sepuluh persen dari 2.722 RW di karta berstatus sebagai RW kumuh. Namun daerah komersial-modern juga sarat pelanggaran aturan. Kawasan Kelapa Gading seluas 3.182 hektare yang kini dis- esaki hunian mewah, apartemen, dan mal, serta kawasan Sunter seluas 3.605 hektare yang kini hunian mewah dan pabrik oto- motif, merupakan daerah resapan air pada RTRW 1985-2005. Begitu pula, kawasan Pantai Kapuk seluas 2.053 hektare yang kini dipenuhi hunian mewah, lapangan golf, dan mal, adalah daerah hutan lindung pada RTRW 1985-2005. Lebih jauh, kampung selama ini juga berperan signifikan dalam ekosistem Jakarta. Kampung di Jakarta adalah sa- luran terpenting migrasi desa-kota yang murah, fleksibel, dan massal, sehingga berperan besar sebagai katup pengaman perekonomian yang efektif dari krisis. Kampung juga berperan sebagai pendaur ulang material sisa masyarakat kota, terutama terkait kemampuannya meny- erap tenaga kerja tidak terdidik berupah rendah yang nyaris tidak memiliki titik jenuh. Kemampuannya ini membuat kampung mampu 'menyubsidi' sektor modern kota, dengan menyediakan ba- rang dan jasa murah bagi pekerja sektor formal, sekaligus menjadi rantai dis- tribusi produk industri yang murah dan efektif. Sekitar 40 persen perekonomian Jakarta diperkirakan merupakan sektor informal yang lekat dengan kampung. Lebih jauh, menata kota dengan menggusur, tidak menyelesaikan ma- salah kemiskinan, tetapi justru merepro- duksinya dengan derajat yang lebih dalam. Dengan kontribusi perumahan sekitar 15 persen pada garis kemiskinan Jakarta, setara dengan kontribusi beras, penggusuran terhadap kampong, dan permukiman liar akan selalu mencip- takan orang miskin baru. Kenaikan harga BBM Juni 2013 dan November 2014, tampak tidak berkorelasi dengan kinerja kemiskinan Jakarta. Kemiskinan terlihat lebih dipengaruhi kebijakan kota, berke- lindan di antara penggusuran. City without slum diraih dengan menggusur kampung dan permukiman liar, kemiski- nan dihapus dengan mengusir orang miskin. Kesenjangan pun semakin tak terkendali, gini ratio Jakarta melejit dari 0,385 pada 2011 menjadi 0,460 pada 2015. Penghormatan terhadap hak warga miskin kota, terutama hak atas tempat tinggal dan hak atas pekerjaan yang layak, harus menjadi agenda prioritas dalam penataan kampung dan permuki- man liar ke depan. Kemiskinan dan keterbelakangan yang melekat pada kampung, lebih banyak diciptakan oleh diskriminasi dan marjinalisasi yang dite- rimanya (social exclusion). Kampung yang dipandang tidak kompatibel dengan status 'global city' yang disandang Ja- karta, terus tergerus dan terpinggirkan Jumlah Penduduk Miskin (ribu orang) Indeks Kedalaman Kemiskinan 420 410 400 390 380 370 360 350 340. 330 320 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 Dewan Redaksi: Imam Rulyawan Bambang Suherman Ahmad Shonhaji Yudha Abadi Yusuf Wibisono 0,1 0 indot 9 Sep-12 ALLA KINERJA PENANGGULANGAN KEMISKINAN JAKARTA, 2012-2016 Sep-12 11 Supported by Mar-13 Mar-13 Sep-13 Sep-13 DOMPET DHUAFA Jumlah Penduduk Miskin % Penduduk Miskin Mar-14 Mar-14 --Indeks Keparahan Sep-14 Indeks Kedalaman Kemiskinan Kemiskinan lahannya, terutama oleh kekerasan ne- gara (spatial exclusion), tidak diinte- grasikan dalam kemajuan ekonomi kota (economic exclusion), dan penghuninya tidak mendapatkan hak politik sebagai warga negara (political exclusion). Kampung, bahkan permukiman liar, berhak atas perlakuan yang adil dan beradab dari negara. Reproduksi ruang untuk kampung merupakan bentuk sejati dari penanggulangan kemiskinan kota. Kebijakan tata ruang kota yang memper- Mar-15 Sep-15 Sep-14 Mar-15 Mar-16 18 KAMIS, 9 FEBRUARI 2017 Sep-15 Mar-16 RAISAN AL FARISI/REPUBLIKA Sep-16 Sep-16 4,2 4,1 4,0 3,9 m 0 3,7 x 3,5 3,4 3,3 3,2 0,18 0,16 0,14 0,12 0,1 0,08 0,06 0,04 0,02 % Penduduk Miskin Indeks Keparahan Kemiskinan Sumber: BPS DKI Jakarta luas ruang terbuka hijau dan ruang pub- lik, pembangunan infrastruktur trans- portasi massal yang murah dan nyaman, bukan jalan tol dan MRT yang mahal, hingga perbaikan (upgrading) dan penataan ulang (reblocking) kampung dan permukiman liar, bukan penggu- suran dan relokasi paksa, akan menum- buhkan ruang sosial kota dan membuat dinamika kota didorong oleh public inter- est, dengan moralitas dan solidaritas antarkelas sebagai panglimanya. ■ DIALEKTI JURNAL KEBIJAKAN PUBLIK Nuri Ikawati Peneliti IDEAS Agung Nugroho Peneliti IDEAS Lalu Fahrizal Peneliti IDEAS Color Rendition Chart Iqbal Fadli Muhammad Peneliti IDEAS KE PE 4cm M klaim Pemerinta bahwa relokasi katkan kesejahte IDEAS melaku menguji dampak settlement) ini. P 100 responden y rumah tangga ko direlokasi ke rus rusun selama d Pengumpulan da tober-Novembe nawa (Pinus Elok gara Kaum, dan C Temuan lapar pra-penggusuram rumah tangga ya persen, telah ting gusuran lebih da sen telah mengh ngan masa mene tidak heran bila s ban penggusuran karta dengan 33 P pakan pendatang Jakarta. Menurut tingl sen responden tid SD, 24 persen ta tamat SLTA, dan h perguruan tinggi pendidikan memb ponden, yakni 70 tor informal, 28 pe swasta dan tenaga tidak bekerja. Der sektor informal, responden tidak m Kartu Jakarta Sel Kartu Jakarta Pinta mendapat beras (raskin). Terlihat korban penggusur didikan rendah, be mal, dan tidak me PROF TERG 64 Ⓒ 58 a 85 O 10 Asal 67 61 Janji dan Re elokasi ke rusun di banyak janji Peme Provinsi DKI Jakar $70 'hasil survey 100 kep telah tinggal 2 tahu di 4 rusunawa di Ja temuan lapangan gungkap banyak janji yang t isasi. Warga relokasi dijanjik pat hak tinggal di rusunawa membayar selama tiga bula Meski terealisasi, warga dih membayar uang jaminan ag tinggal di rusun tiga kali lipa sewa bulanan. Keberadaan jaminan yang cukup signifika banyak membuat warga men biaya sewa. Pembayaran biay dan air yang digabung sering membuat tagihan ke warga b secara drastis sehingga sulit Besaran tagihan cenderung transparan dan tunggakan tid dapatkan peringatan sejak av Fasilitas antarrusun sang beragam. Rusun Pulogebang