Tipe: Koran
Tanggal: 2017-03-03
Halaman: 19
Konten
KEMENSOS ki menyeberang ke dengan kelompok rak dan Syam/Su- an yang disampai- pada Polri maupun sional di Istanbul. ejarah dikenal se- dan Bizantium, me- t di Turki. Menjadi budaya, dan sejarah pul merupakan kota a (Eropa dan Asia) -lintasi Selat Bospo- farmara dan Laut an dan sejarahnya Sementara, sekitar a tinggal di sisi Asia. itha linya. Kedua orang cerai sebelum pergi h, Talitha ditahan Turki dan dibawa ke i sambil menunggu a dari orang tua ar Neneng ngungkapkan, dua at telantar di Turki k yang baik dan Bahkan, selama satu engan sukarela ik-adiknya membaca anti, Neneng men- anya saling bertukar wak-anak panti lain- Didirikan dengan nama Bizantium sekitar 660 Sebelum Masehi (SM). Setelah pendiriannya kembali dengan nama Konstantinopel pada 330 Masehi, kota ini berfungsi sebagai ibu kota kekaisaran selama hampir 16 abad. Selama Kekaisar- an Romawi dan Bizantium atau Romawi Timur (330-1204 dan 1261-1453), Latin (1204-1261), dan Utsmaniyah atau Ottoman (1453-1922). Kota ini berperan penting dalam per- kembangan kekristenan selama zaman Kekaisaran Romawi dan Bizantium sebe- lum Utsmaniyah menaklukkannya pada 1453 dan mengubahnya menjadi kubu pertahanan Islam serta tempat keduduk- an Kekhalifahan Utsmaniyah. a pengurus panti. Di sebut, kata Neneng ita. Salah satu dari enjadi seorang dokter ercita-cita ingin jadi ut Neneng, juga di panti. Tapi, mereka ng lantaran ingin pul dengan keluarga- atkan sekolah. Istanbul merupakan salah satu kota yang paling padat penduduknya di dunia. Menempati peringkat enam terbesar di dunia menurut populasi dalam batas kota dan merupakan kota terbesar di Eropa. pulang nanti, kedua- mendapat bimbingan an dari panti. Hal itu selama tiga bulan atau pertemuan keluarganya. habilitasi Sosial Anak kapkan, proses Posisi strategis Istanbul di Jalur Sutra yang bersejarah serta jaringan-jaringan kereta menuju Eropa dan Timur Tengah, membuatnya menjadi salah satu kota terpenting bagi wisatawan. Menurut data infeks kunjungan wisa- tawan dunia, tercatat, sekitar 12,56 juta turis asing berkunjung ke Istanbul pada 2015. Kota ini sebagai tujuan wisata paling populer kelima di dunia. Nah, di antara turis yang berkunjung itu, termasuk dari Indonesia. Terlebih lagi, Turkish Airlines menyediakan pener- bangan langsung (direct flight) dari Ja- karta ke Istanbul. Termasuk, rencana membuka penerbangan dari Denpasar. Beberapa destinasi wisata populer di Istanbul, antara lain, Masjid Sultanahmet, Istana Topkapi, serta Selat Bosphorus yang jadi perbatasan Benua Asia dan Benua Eropa. Istanbul juga mempunyai Grand Bazaar yang merupakan salah satu pasar tradisional tertua di dunia. "Aku nggak tahu, tapi kata Mama kita ke Turki mau wisata. Tapi kok lama banget. Lebih dari setengah tahun dan tidak sekolah lagi," ujar Karisya mence- ritakan pengalamannya di Turki sebelum terpisah dengan kedua orang tuanya. Benarkah yang diceritakan Karisya bahwa mereka hanya bertujuan wisata ke Turki? Ternyata, BNPT mendapatkan infor- masi banyak warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di perbatasan Turki- Suriah dengan tujuan awal wisata. Tapi, mereka tidak dapat masuk ke Suriah, se- hingga dideportasi oleh pemerintah Turki. Para WNI tersebut ditemukan di empat titik perbatasan antara Turki-Suriah. Banyaknya WNI yang ditemukan di perbatasan Turki-Suriah tersebut mem- buat Kedutaan Besar (Kedubes) Indonesia di Turki merasa perlu mendapat bantuan dari BNPT. Harapannya, bisa mendeteksi lalu lintas masyarakat Indonesia yang ingin masuk ke sana dengan berbagai macam latar belakang. "Apa pun yang terjadi di Suriah, apa- lagi dengan terdesaknya ISIS di Suriah, tidak ada opsi lain kecuali orang-orang yang ada di sana akan ke luar dari Suriah," ujar Kepala BNPT, Komisaris Jenderal (Polisi) Suhardi Alius, dalam keterangan persnya, baru-baru ini. Informasi ini diperolehnya berdasar- kan hasil pertemuan dengan Kedubes In- donesia untuk Turki yang menyempatkan diri berkenjung ke Kantor BNPT. Dalam pertemuan itu, Suhardi Alius, antara lain, didamping Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradi- kalisasi BNPT Mayor Jenderal Abdul Rah- man Kadir. Juga hadir Direktur Konvensi Dan Perangkat Hukum Internasional (KPHI) BNPT sekaligus sebagai Pelaksana Tugas Deputi III bidang Kerja Sama Internasional, Brigadir Jenderal (Marinir) Yuniar Lutfi. Selain itu, Kasubdit Kerja Sama Amerika-Eropa Wandi Adrianto Syamsu. pemulangan kedua anak tersebut bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri, BNPT, dan Densus 88. Melalui sebuah kerja keras, proses penjang, dan perjuangan tim, akhir- nya ditemukan dua anak tersebut. Kepulangan, lanjut Nahar, sempat mengalami kendala. Kedua anak itu terhambat satu hari kepulangan ke Indonesia. Pasalnya, saat sudah berada di pesawat untuk pulang, keduanya diturunkan kembali karena tidak diizinkan terbang oleh pihak bandara. "Kemudian, ditunda untuk menjalani proses kembali selama satu hari. Setelah itu, baru bisa dipulangkan," ujarnya. Dalam rehabilitasi di bawah panti Kemensos, menurut Neneng Haryani, kedua gadis kecil itu menjalani berbagai tahap pemulihan. Mulai dari pemeriksaan fisik, medis, dan pengobatan. Meski begitu, petugas tidak menemukan keduanya mengalami trauma yang berarti. Tetapi, ada kecemasan-kecemasan yang timbul saat mereka telantar di Turki, "Al- hamdulillah, hasil penilaian sehat oleh pihak rumah sakit," kata Neneng Reunifikasi dengan keluarga, menurut Nahar, untuk mengembali- kan kedua anak tersebut kepada keluarganya. Tujuannya agar bisa kembali berkumpul dengan keluarga dan bisa melanjutkan pendidikannya. "Jika keluarga tak bersedia dan tidak siap, mereka akan diambil kembali oleh negara," tambah Nahar Kini, untuk sementara Karisya dan Talihta sudah bisa tersenyum. selamat ginting PAHAM RADIKAL INCAR KELAS MENENGAH OLEH SELAMAT GINTING Paham radikal ISIS kini mengincar kalangan menengah ke atas. Fenomena ini menjadi bahan evaluasi bagi Pemerintah Indonesia. konom di bidang kebijakan publik pada Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Ba- dan Kebijakan Fiskal Kementerian Ke- uangan, lulusan perguruan tinggi Austra- lia, dan memiliki akses luas. Itulah salah satu informasi tentang figur Triyono Utomo, mantan pegawai Kementerian Ke- uangan yang dideportasi Pemerintah Turki atas tudingan mencoba bergabung dengan the Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Triyono adalah contoh fenomena mengkhawatirkan mulai masuknya paham radikal di kalangan kelas menengah ke atas, baik dari sisi pendidikan, profesi, maupun penghasilan. "Itulah fakta yang mengkhawatirkan dari fenomena ini. Mulai masuknya paham radikal ke kelas menengah," kata Kepala BNPT Komisaris Jenderal (Polisi) Suhardi Alius, beberapa waktu lalu. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merespons cepat keterlibatan mantan pejabatnya yang disebut dideportasi dari Turki karena akan masuk ke Suriah untuk ikut ISIS. Siaran pers Kemenkeu, Jumat (27/1), menyebutkan, pria berinisial TU itu adalah mantan pejabat Kemenkeu dengan pang- kat terakhir III C. Pada Februari 2016, yang bersangkutan telah mengajukan diri untuk mundur sebagai aparatur sipil negara dari Kemenkeu. Alasan pengunduruan diri ini karena igin mengurus pesantren anak yatim yang ada di Kota Bogor. Sejak permintaan pengunduran diri itu pun TU sudah tidak bisa dihubungi oleh pihak Kemenkeu. Berdasarkan Keputusan Menteri Ke- S banyak 75 warga negara Indonesia (WNI) yang dideportasi dari berbagai negara seperti Turki, Jepang, dan Singapura mendapatkan tamu istimewa, siang itu. Dua pejabat negara mengunjungi mereka di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani, kawasan Cipayung, Jakarta Timur. uangan (KMK) Nomor 759/KM.1/UP.72/- 2016, yang bersangkutan telah diberhen- tikan sebagai PNS atau ASN atas permin- taan sendiri. Terhitung sejak surat tersebut dikeluarkan maka TU sudah tidak menja- bat dan segala kegiatan dan aktivitasnya tidak dapat dihubungkan dengan Kemen- keu dan menjadi tanggung jawab pribadi. Kemenkeu juga tidak akan memberi- kan bantuan hukum kepada yang bersang- kutan, menjunjung asas praduga tak ber- salah, dan menaati proses penegakan hukum oleh kepolisian. Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa beserta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris Jenderal (Polisi) Suhardi Alius dan sejumlah pejabat Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri menjenguk 75 orang terduga kelompok Negara Islam Irak Suriah/Syam atau ISIS (Islamic State of Iraq and Syria). "Yang berasal dari Turki ada yang sudah tinggal selama 11 bulan, bahkan ada yang satu tahun. Mereka masih di perbatasan saat itu, belum berada di Suriah. Mereka dideportasi oleh Pemerintah Turki. Di sana, sedang konflik dan pemerintah kita tidak boleh masuk ke sana. Pasti Data Mabes Polri mengungkapkan, pada kurun 2014 sampai 2015, yang ter- tarik bergabung dengan ISIS adalah masyarakat kelas menengah ke bawah, seperti pedagang kecil dan berpendidikan SLTA ke bawah. Namun, pada 2016 hingga sekarang, Densus 88 mencatat sejumlah orang berpendidikan sarjana. Istri petinggi Pemerintah Turki telah beberapa kali mendeportasi warga Indonesia atas tu- duhan berupaya bergabung denga kelom- pok ISIS di Suriah. Mabes Polri memper- kirakan, WNI yang bertolak ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS mencapai 300 orang. Sekitar 200 di antaranya sudah kembali ke Indonesia sejak awal 2015. Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Brigadir Jen- deral (Polisi) Hamidin menyatakan, aparat keamanan Indonesia selama ini meman- tau para WNI yang kembali dari Suriah. "Kami mengawasi mereka yang telah kembali ke tengah masyarakat. Hanya saja, orang yang telah kembali ke tengah masyarakat tidak ada potensi radikal sehingga tidak perlu diawasi secara ketat," ujar Hamidin. Fenomena kelas menengah menjadi catatan bagi Polri dan bahan evaluasi un- tuk mencerahkan warga Indonesia lainnya dan meminta mereka berpikir ulang ketika menuju Suriah dan Irak. Selain bekas pejabat Kemenkeu yang direhabilitasi di panti sosial, ternyata ada juga istri dari petinggi ISIS di Indonesia. Istri ketiga dari Bahrumsyah. Bahrumsyah adalah satu dari tiga serangkai tokoh ISIS asal Indonesia selain Bahrun Naim dan KEMENSOS Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius menuturkan, dari 75 WNI yang diduga ISIS, terdiri atas 41 dewasa dengan rincian 24 perempuan dan laki-laki 17 orang serta 34 anak-anak. Dari jumlah tersebut, menurut Suhardi, terbanyak berasal dari Jawa Timur. Alasan dasar kepergian mereka ke Suriah lebih karena keinginan untuk berhijrah, "Banyak yang ingin berhijrah. Ini masalah ideologi. Mindset yang berbeda," tuturnya. REPUBLIKA JUMAT, 3 MARET 2017 Abu Jandal. "Dia merupakan istri Bahrumsyah yang mau gabung ke ISIS dan ditangkap otoritas Turki dan dideportasi," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal (Polisi) Rikwanto. Bahrumsyah alias Abu Ibrahim al- Indunísy adalah WNI yang disebut telah menjadi tokoh ISIS. Dia juga dinyatakan sebagai salah seorang pelopor lahirnya Katiban Nusantara, jaringan ISIS di Asia Tenggara. Rikwanto menjelaskan, istri Bahrum- syah berinisial NK dideportasi bersama 16 WNI lain pada 21 Januari lalu melalui Ban- dara Soekarno-Hatta. Selain itu, untuk memudahkan pemulihan sosial para terduga teroris di lingkungan asalnya. "Ada yang bilang malu terhadap mertuanya. Ya, ini tugas kami untuk mengomunikasikan. Tadi itu ada yang bersaudara. Ada kakek-nenek, suami-istri, anak, bahkan cucu. Saya berharap, saat dipulangkan ke kampungnya, ada yang menjemput," imbuh Khofifah yang didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial Marzuki. Penjemputan oleh pejabat daerah, lanjut Khofifah, akan berdampak baik bagi proses reintegrasi dan resosialisasi. Tapi, sebaiknya tidak beramai-ramai agar Perinciannya, sebagai berikut: Sulawesi Selatan: 10 orang ● Jawa Timur : 17 orang ● Jawa Tengah : 8 orang ● Jawa Barat ● DKI Jakarta ● Lampung ● Sumatra Barat ● Banten Adapun data tersebut NO TANGGAL HIJRAH BERAKHIR DEPORTASI Pada 23 Januari sampai 14 Februari 2017, RPSA PSMP Handayani Jakarta memperoleh rujukan sebanyak 77 (tujuh puluh tujuh) WNI dari berbagai daerah yang ingin berhijrah ke Suriah. 1 23-01-2017 2 24-01-2017 3 25-01-2017 4 26-01-2017 5 02-02-2017 6 03-02-2017 7 04-02-2017 8 9 05-02-2017 14-02-2017 Jumlah : 22 orang : 2 orang : 6 orang : 5 orang : 7 orang Melawan Stigma dan Lupakan Syam akan ada deportasi selanjutnya, papar Suhardi Alius, Senin (6/2) lalu. Kedatangan 75 WNI terduga ISIS di PSMP Handayani, menurut Kasubag Tata Usaha PSMP Handayani Sulistya Ariadhi, terbagi dalam beberapa tahap. Pertama, dari 23-26 Januari 2017 ada 52 orang, keseluruhannya dari Turki. Mensos Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, kedatangannya untuk membantu proses reintegrasi agar berjalan dengan baik. Menurutnya, pemulangan dengan cara dijemput oleh kepala daerah merupakan langkah awal mewujud- kan kepercayaan bagi warganya yang diduga sempat terlibat jaringan radikal. Pada 3-5 Februari 2017 ada 20 orang, terdiri atas 19 orang dideportasi dari Turki, satu dari Jepang. Pada 5 Februari 2017 ada tiga orang, keseluruhannya dari Singapura. rujukan secara bertahap: DEWASA Pria 3 3 3 4 1 2 1 17 Wanita 5 3 7 1 4 2 2 24 Merujuk pemeriksaan Detasemen Khu- sus Antiteror 88, NK tak terdeteksi me- lakukan tindak terorisme. Oleh karena itu, dia dikirim ke rumah rehabilitasi. Sedang- kan, Bahrumsyah masih berada di Suriah. Hingga awal Maret 2017 ini, Kemen- terian Sosial terus menerima WNI yang dideportasi dengan dugaan akan berga- bung dengan ISIS di Suriah. Sejak 22 Februari hingga 27 Februari 2017, dirujuk lagi 33 WNI yang dideportasi. Terus bertambahnya jumlah WNI yang dideportasi tersebut menjadi pekerjaan rumah Kementerian Sosial yang tidak ada habisnya. Termasuk tentu saja masalah anggaran dan sumber daya manusia untuk mengatasi masalah tersebut. 18-19 Pria tidak menimbulkan stigma negatif. Tujuannya, agar mereka segera bisa berbaur kembali dengan masyarakat. Di antara para deportan tersebut, antara lain, terdapat seorang mantan pejabat Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Namun, menurut juru bicara Mabes Polri, mantan pegawai Kementerian Keuangan yang dijaring bersama istri dan tiga anaknya tersebut tidak dijadikan tersangka. "Dari jumlah orang yang dideportasi dan dititipkan untuk direhabilitasi di panti Kementerian Sosial, belum ada yang dinyatakan sebagai tersangka oleh penyelidik," kata Kadiv Humas Polri Inspektur Jenderal (Polisi) Boy Rafli Amar. Di kompleks panti seluas sekitar dua hektare itulah para petugas Kementerian Sosial berupaya merehabilitasi WNI, termasuk keluarga TU, mantan pegawai Kementerian Keuangan yang dideportasi pemerintah Turki atas tudingan mencoba bergabung dengan ISIS. TU merupakan lulusan magister dari Australia. 4 4 7 2 1 1 RAKHMAWATY LALANG/REPUBLIKA 19 ANAK Wanita 5 1 3 1 3 2 2 17 pernah bertemu dengan yang bersangkutan. 2 (dua) pemuda yang bekerja di misi kemanusiaan untuk Suriah. DARI 41 (EMPAT PULUH SATU) DEWASA, TERDIRI ATAS: 7 (tujuh) keluarga lengkap dengan suami, istri dan anak. 3 (tiga) keluarga yang hanya suami dan salah satu sedang mengandung. • 1 (satu) keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, anak, dan menantu serta cucu dan sepupu. 2 (dua) ibu dengan tiga anak ingin menyusul suami yang sudah di Suriah. ● 1 (satu) ibu dengan 4 anak ingin mengikuti jejak suaminya yang telah meninggal di Suriah. 1 (satu) ibu dengan 2 anak dan 1 sepupu yang telah bercerai dengan suami ingin berobat ke Turki demi anaknya yang sedang mengalami cerebral palsy (CP). 2 (dua) istri yang meninggalkan suami dan ketiga anaknya di Indonesia. 1 (satu) perempuan tanpa anak ingin mengikuti suami yang meninggal di Suriah. 1 (satu) perempuan dengan satu anak laki-laki. 1 (satu) gadis yang bekerja di Hong Kong dijanjikan oleh orang Turki melalui Facebook akan dinikahi bila datang ke Turki. Namun, sudah 10 bulan belum JUMLAH 17 11 17 7 12 6 3 2 2 77 Dari 34 (tiga puluh empat anak), terdiri atas: 1 (satu) anak perempuan telah menikah dan memilki satu anak. • 1 (satu) mengalami sakit cerebral palsy (CP) atas nama MB Maulana. . 1 (satu) mengalami difabel autis atas nama M Sidiqyah, usia 15 tahun. 1 (satu) anak yang tidak memiliki orang tua (meninggal) dan terpisah dari kakaknya ketika terjadi penangkapan. Sumber: Kementerian Sosial Walau tidak dijadikan tersangka tindak pidana, pemerintah tidak serta-merta melepaskan kembali ke tengah masyarakat. Mereka direhabilitasi dan mendapat pengarahan dan pembinaan dari sejumlah instansi pemerintah. "Salah satunya, terapi katarsis untuk mengungkapkan apa yang terjadi di antara mereka? Mengapa mereka sampai ingin pergi ke Suriah? Kami tetap berusaha memberikan pemahaman soal Pancasila dan kewarganegaraan. Termasuk, pemahaman agama agar mereka bisa kembali lagi dan bersosialisasi dengan masyarakat," tutur Neneng. Menurut Neneng, ada yang masih berkeras mengucapkan Syam saat merujuk Suriah. Neneng menilai, hal itu dilatari oleh pemahaman agama mereka. "Untuk suatu keyakinan, kami tetap berusaha. Memang tidak semudah itu," kata Neneng, yang mengaku mendatangkan ulama untuk melakukan pendekatan agama secara berkelanjutan. selamat ginting Color Rendition Chart 4cm
