Tipe: Koran
Tanggal: 2017-03-03
Halaman: 28
Konten
4 JUMAT, 3 MARET 2017 4 JUMADIL AKHIR 1438 H TUNTUNAN >> Laut pun menjadi masa depan hidup manusia. rogram bahari tengah di- galakkan pemerintah. Kebijakan prolaut mem- buat Indonesia ingin me- ngembalikan jati diri sebagai negara kepulauan. Berbagai program seperti pembangunan tol laut, penenggelaman kapal pencuri ikan, hingga optimalisasi konsumsi laut Em rubb di pasar domestik menjadi langkah awal P untuk memutar tubuh kita yang selama ini selalu memunggungi laut. Nilai ekonomi di dalam laut sungguh tinggi. Tak heran, World Wide Fund (WWF) bahkan, menyebut total kekayaan laut di seluruh dunia menyaingi nilai ekonomi negara-negara maju. Dalam laporannya pada 23 April 2015, WWF menyebutkan, nilai aset utama dalam laut diperkirakan secara konservatif mencapai 24 triliun dolar AS. Ada Apa dengan Laut? Jika dibanding dengan sepuluh negara dengan tingkat ekonomi tertinggi di dunia, sumber daya laut akan menempati peringkat ketujuh dengan nilai sumber daya dan jasa hingga 2,5 triliun dolar AS per tahunnya. Laporan yang disusun atas hasil kerja sama dengan The Global Change Institute di University of Queensland dan The Boston Consulting Group (BCG) ini merupakan kajian yang paling fokus tentang laut berdasarkan nilai asetnya. Laporan bertajuk Reviving the Ocean Economy mengungkap, kekayaan laut yang berlimpah melalui kajian terhadap nilai sumber daya dan jasa yang mencakup perikanan hingga perlindungan dari badai laut. Selain itu, laporan ini menjelaskan, tekanan terhadap sumber daya laut terus- Ensiklopedi Kamran Dikarma R aden Maulana Makdum Ibrahim atau lebih dikenal dengan nama Sunan Bo- nang adalah putra keempat Sunan Ampel dari pernikahannya dengan Nyai Ageng Manila, putri Arya Teja Bupati Tuban, Jawa Timur. Menurut perhitungan, ia lahir sekitar tahun 1465 Masehi. Dalam riwayatnya, Sunan Bonang diketahui mensyiarkan Islam melalui beberapa metode, di antaranya memanfaatkan media wa- yang, tembang, sastra sufistik, termasuk tasawuf. Sebelum mengemban dakwah dan syiar Islam, Sunan Bonang banyak mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu keislaman dari Sunan Ampel. la belajar bersama santri-santri Sunan Ampel lainnya, seperti Raden Paku (Sunan Giri), Raden Patah, dan Raden Kusen. menerus karena eksploitasi berlebihan. Laut memang memiliki kekayaan tak terhingga. Di dalam Alquran, Allah SWT pun berfirman, "Dan Dialah yang menundukkan lautan agar dapat kamu makan daging segar daripadanya, dapat kamu keluarkan perhiasan daripadanya untuk dipakai, kamu lihat kapal berlayar di atasnya. Dan, agar kamu cari lagi kelebihannya, agar kamu bersyukur," (QS an-Nahl ayat 14). Selain memiliki sumber kekayaan tak ternilai, lautan memiliki energi yang tak terbatas. Di dalam laut, kita menemukan api di dalamnya. "Demi laut dengan api di dalamnya." (QS Ath Thur ayat 6). Para ahli tafsir susah payah menyingkap makna objek yang Allah sebutkan untuk bersumpah. Tak terkecuali QS at-Thur ayat 6. Bambang Pranggono dalam Percikan Sains dalam Alquran menjelaskan, se- bagian besar mufasir menafsirkan, ayat itu bercerita tentang kejadian pada hari kiamat. Pada hari itu, lautan akan dipanaskan dengan suhu ribuan derajat celcius. Sesuai dengan Surah at-Takwir ayat 6. "Dan, apabila lautan dipanaskan." Imam Ibnu Jarir at-Thabari menuliskan satu tafsir yang berbeda tentang salah satu ayat di dalam surah at-Thur tersebut. Penjelasan ini berasal dari Abdullah bin Umar, "Yang dimaksud adalah laut- an berapi yang berada di langit di ba- wah Arsy." Sementara itu, Imam az- Zamakhsyari dalam tafsir Al Kassyaf mengaitkannya kepada dialog antara Ali bin Abi Thalib dengan orang Yahudi. Ali bertanya, "Di mana letak neraka?" Si Yahudi menjawab, "di laut." Ali berkata, "Aku melihat bahwa dia adalah benar." Selain menimba ilmu dari ayahnya, Sunan Bonang juga diketahui berguru kepada Syekh Maulana Ishak. Hal itu dilakukannya ketika melakukan perjalanan haji ke Tanah Suci bersama Sunan Giri. Dalam buku Atlas Wali Songo karya Agus Sunyoto, dalam dakwahnya Sunan Bonang melakukan pendekatan melalui seni dan budaya, sebagaimana dilakukan Sunan Kalijaga, yang notabene memang muridnya. Pengetahuannya tentang kesenian dan kebudayaan, khususnya Jawa, ia dapatkan dari pihak keluarga ibunya yang merupakan kalangan bangsawan di Tuban. Dari proses belajar tersebut, Sunan Bonang memahami dan mengetahui seluk beluk kesenian Jawa, terutama dalam bidang kesusastraan. Oleh sebab itu, ia dikenal piawai dalam menggubah macapat, yakni puisi dan tembang tradisional Jawa. Kendati demikian, sebelum memanfaatkan jalur kesenian, dakwah Sunan Bonang diketahui menggunakan pendekatan-pendekatan yang cenderung mengandung kekerasan. Dalam Babad Daha-Kediri, dikisahkan bagaimana Sunan Bonang menghancurkan arca-arca yang dipuja Karena itu, Bambang menyimpulkan ada tiga tafsiran tentang ayat tersebut. Pertama, lautan berapi itu kelak akan muncul di hari kiamat. Kedua, lautan Transformasi Dakwah Sunan Bonang masyarakat Kediri. Dalam Babad Daha-Kediri juga diterangkan pula bahwa Sunan Bonang pernah mengubah aliran sungai Brantas agar daerah-daerah tertentu yang dilintasi sungai tersebut kekurangan air. Daerah-daerah tertentu dalam konteks ini adalah daerah yang tidak menerima dakwah dan syiar Islam yang dibawanya. Akibatnya, masyarakat yang menolak kehadiran Islam dan Sunan Bonang harus menderita kekeringan. Konsekuensi dari pendekatan dakwah yang cukup represif tersebut, seperti termaktub dalam Babad Daha-Kediri, mengakibatkan Sunan Bonang menghadapi resistansi dari masyarakat Kediri berupa konflik. Adapun dua tokoh utama yang kala itu sangat menentang Sunan Bonang adalah Ki Buto Locaya dan Nyai Plencing, yang notabene penganut ajaran Bhairawa-bhairawi. Setelah kurang berhasil mengemban dakwah di Kediri, menurut naskah Hikayat Hasanuddin, Sunan Bonang lantas bertolak ke Demak atas panggilan Raden Patah. Di sana ia diberi amanat untuk menjadi imam Masjid Agung Demak. Setelah dari Demak, ia kemudian pergi ke tempat kakak kandungnya yakni Nyai Gede Maloka di Kadipaten Lasem, Jawa Tengah. Menurut naskah Carita Lasem, di sana Sunan Bonang diminta oleh Nyai Gede Maloka untuk menjaga dan merawat makam nenek mereka yang berasal dari Champa, yaitu putri Bi Nang Ti, di Puthuk Regol. Kemudian, berkaitan dengan dakwahnya, setelah metode syiarnya gagal di Kediri, Sunan Bonang mulai memanfaatkan wahana kesenian dan kebudayaan guna lebih menarik simpati masyarakat. Dalam buku Atlas Wali Songo diterangkan, Sunan Bonang dikenal sebagai penggubah tembang-tembang Jawa, kemudian menjadikannya berbagai jenis gending untuk berdakwah. berapi sekarang sudah ada, tapi di langit. Terakhir, lautan berapi itu memang ada sekarang. Semua tafsiran tersebut me- rupakan pendekatan akal. Poin pertama mengingatkan kepada manusia tentang kedahsyatan hari kiamat. Kedua, merang- sang penjelajahan ke ruang angkasa untuk menemukan gugusan benda langit berapi. Terakhir, mengisyaratkan lautan mengandung daya energi sepanas neraka yang belum tergali. Api di lautan mungkin saja isyarat untuk sumber energi panas. Dosen Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung (Unisba) ini menjelaskan, lautan mengandung 10 triliun ton deuterium. Sejenis isotop hidro- gen yang memiliki neutron berlebih di inti atomnya. Deuterium ini mudah dipisahkan dari air laut. Zat ini pun mudah dipisahkan dari air laut dan merupakan bahan bakar utama bagi reaktor pembangkit energi sistem nuklir fusion. Selain itu, Sunan Bonang juga diketahui sebagai tokoh yang menemukan dan mendesain Menurut dia, laut pun memiliki proses nuklir fusion yang sama dengan apa yang terjadi di matahari. Proses fusion di matahari menghasilkan energi panas bagi planet-planet di sekitarnya. Karena itu, dengan teknologi nuklir yang aman, laut akan mencukupi energi panas sedunia menggantikan minyak bumi. Kita pun tahu minyak bumi berasal dari tanaman dan binatang laut purba yang terurai dalam masa panjang. Karena itu, minyak bumi pun bersumber dari lautan. Tak hanya itu, air laut pun diduga mengandung energi listrik. Percobaan yang dilakukan di Laboratorium Kalasan, Yogyakarta, oleh Sastroamidjojo meng- gunakan dua liter air laut dari Parangtritis kemudian dialirkan ke anoda dan katoda, ternyata mampu menghasilkan listrik bertegangan 1,6 volt. Saat airnya ditambah menjadi 400 liter dan disirkulasikan ke dalam accu, tenaga listriknya mampu CLY seperangkat gamelan Jawa yang disebut bonang, yakni alat musik logam, berbentuk mirip gong. tetapi dengan ukuran dan bentuk yang lebih kecil. Nama alat gamelan bonang diyakini diambil dari nama tempat yang menjadi kediaman Sunan. Bonang, yaitu Desa Bonang di daerah Lasem. Menurut R Poedjosoebroto dalam karyanya "Wayang Lambang Ajaran Islam", kata "bonang" berasal dari dua suku kata, yakni "bon" dan "nang", yang artinya induk kemenangan. Pada masanya, selain digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang, bonang juga dipakai aparat desa untuk mengumpulkan warga guna memberi tahu wara-wara dari pemerintah. Selain penggubah tembang dan penemu REPUBLIKA BHART 42- dialog JUMAT Prayogi/Republika menyalakan lampu mobil lebih terang dari accu biasa. Para ilmuwan Israel pun sempat membuat penelitian di Laut Mati. Mereka membuat membran yang membatasi air sungai Jordan yang tawar dengan air Laut Mati yang asin dengan kadar garam tinggi. Mereka hendak menghasilkan tenaga listrik abadi. Mengingat, air laut yang mengandung unsur NaCl (garam) yang tinggi diuraikan oleh H20 (air tawar). Partikel bermuatan bebas itu pun membentuk arus listrik. "Dan Dia jadikan dua laut bertemu. Di antara keduanya, ada batas yang tidak tertembus." (QS ar-Rahman: 19- 20). Menurut Bambang, kata batas dalam ayat itu merupakan isyarat Allah kepada manusia untuk mencari lebih dalam agar dapat menemukan sumber energi baru. Laut pun menjadi masa depan hidup manusia. Laut juga menjadi solusi dari apa yang dikatakan Malthus mengenai deret ukur dan deret hitung. Ketika makanan bertambah berdasarkan deret hitung, manusia bertambah dengan deret ukur. Karena itu, kelaparan pun diramalkan tidak lama akan memusnahkan dunia beserta penghuninya. Teori ini pun terbantahkan saat ma- nusia diberikan anugerah berupa gudang protein raksasa bernama lautan. Di sa- na, tersimpan makanan yang bisa mem- perbaharui dirinya sendiri. Sesuai dengan fungsinya di dalam Alquran, laut menjadi tempat penyedia daging ikan segar, mutiara dan jalan transportasi kapal. Tak hanya itu, ada lagi kalimat "Dan, agar kamu dapat mencari kelebihannya lagi." Kalimat ini juga mengandung makna bahwa laut mengandung energi yang tak habis-ha- bisnya. Tinggal bagaimana manusia me- manfaatkannya. (Wallahualam). ed: a syalaby ichsan Dok Pri bonang, Sunan Bonang juga dikenal sebagai se- orang dalang. Memanfaatkan pertunjukan wayang. penyebaran ajaran Islam yang dilakukannya menjadi lebih mudah diterima masyarakat kala itu. Berbeda ketika ia menerapkan cara-cara yang cenderung represif ketika berdakwah di Kediri. Menurut catatan Sadjarah Dalam, dikisahkan bahwa Sunan Bonang hidup menyendiri atau tidak menikah hingga akhir hayatnya. Penjelasan serupa juga diterangkan dalam Carita Lasem yang menyebut bahwa sejak tinggal di Lasem hingga di Tuban, Sunan Bonang tidak memiliki seorang istri. Dalam Babad Tanah Djawi pun tidak disebut adanya istri atau putra dari Sunan Bonang. ed: a syalaby ichsan REPUBLIKA dialog FATWA » Color Rendition Chart Di B NA Islam memiliki aturan ket untuk orang yang bernaza Jika tidak mampu melak- sanakannya, dia wajib mem bayar kafarat sumpah. N azar kerap dilal kan seseorang sa hendak berikht meraih sesuatu. F tika hendak men lani Ujian Nasional, misalnya, orang pelajar ada kalanya berr zar untuk melakukan puasa sun jika lulus dalam ujian terseb Ada pula orang yang berikhti untuk mempunyai anak. Dia pr bernazar akan membangun mas hingga mengumrahkan para ka Reja Irfa Widodo yawannya. Dalam Tafsir al-Misbah, Qu raish Shihab menjelaskan, ka nazar bermakna kebajikan yar tidak wajib, tetapi diwajibkan s seorang atas dirinya. Merujuk pa da Kamus Besar Bahasa Indones (KBBI), nazar berarti janji (pad diri sendiri) hendak berbuat se suatu jika maksud tercapai. Sebagian ulama menetapka. nazar sebagai hal yang makruh Meskipun, apa yang dinazarka. Halalan Thayyiban Syarat-Syar ikenal sebagai salah satu kopi paling nikmat di dunia, kopi lu- "Yang hala oleh Allah haram ad oleh Allah yang tidak. Majah dari Pun de yang berbu beberapa k dona dalam berbagai jenis sajian kopi. Kopi luwak berasal dari biji kopi yang sebelumnya dimakan oleh binatang luwak, sejenis musang. Kemudian, biji kopi tersebut dikeluarkan kembali oleh luwak melalui kotoran. Biji kopi itulah yang akhirnya diolah kembali untuk menjadi serbuk kopi dan akhirnya dihi- dangkan sebagai minuman kopi. dah-kaidah kaidah 'Hu yang berman kum asal ses lah haram'. D soal Kopi Lu Jika menilik tersebut, tidak tertutup kemungkinan biji kopi tersebut telah mengandung najis karena telah ber- campur dengan kotoran luwak. Sehing- ga, muncul keraguan di kalangan umat Islam terkait kehalalan kopi luwak ter- sebut. Inilah yang membuat Majelis Ula- ma Indonesia (MUI) sempat mengelu- arkan fatwa terkait Kopi Luwak tersebut, tepatnya melalui Fatwa MUI Nomor 07 Tahun 2010 tentang Kopi Luwak. Dalam putusan fatwa tersebut, MUI mencantumkan sejumlah ayat suci Al juga mempe Quran sebagai bahan pertimbangan. pat ahli-ahli Ayat-ayat Alquran tersebut antara lain mu' juz 5 hala dari surah al-Maidah; 88, surah al-Ba- qarah; 172, 168, 29, surat al-An'am; 145, kan, jika ada buhan, kemud dan surat al-A'raf; 157. Ayat-ayat terse- perut, jika te but berisi perintah mengonsumsi ma- ngan sekira jil yang halal, tidak melampaui ba- tas, dan menghalalkan segala yang baik. tetap suci. Sel Selain itu, MUI juga menyertakan dalam Kitab Hadis Rasulullah SAW yang berbunyi, halaman 284. Salah sat kanan kan, telah m an, jangar mengharar lah kamu ru beberapa h padamu, bu kamu tanya Daraquthni Nawawil. Sebagai misi Fatwa M 4cm
