Tipe: Koran
Tanggal: 2006-01-30
Halaman: 11
Konten
R LESTE ALUSTRAS GAUS SURAHMAN (TEMPO) 4cm BUCO- Timor Leste tersebut ke forum in- ternasional. Dalam menanggapi ka- sus penembakan tersebut, pihak In- donesia bahkan mengajukan usul pembentukan joint investigation yang terdiri atas gabungan aparat hukum dan penyidik dari kedua ne- gara. Pilihan sikap yang diambil oleh pemerintah Indonesia dalam me- nanggapi kasus tersebut seharusnya dipandang oleh pihak pemerintah Timor Leste sebagai suatu leverage niat baik pihak Indonesia. Ini dila- kukan demi menjaga hubungan baik di antara kedua negara pada masa yang akan datang. Tidak bisa disangkal oleh siapa pun, kejadian kekerasan oleh militer Indonesia di masa lalu semasa pen- dudukan Indonesia di Timor Timur merupakan sejarah pedih bagi rak- yat Timor Timur yang kehilangan sanak dan saudara mereka tercinta. Namun, Timor Leste sebagai negara yang baru berdiri sebaiknya memi- liki pandangan ke depan yang mem- prioritaskan hubungan baik yang bermanfaat bagi proses pembangun- an di kedua negara. Dalam hal ini tentunya hubungan yang tidak baik di antara kedua ne- gara tidak akan bermanfaat baik bagi kedua negara, khususnya bagi Timor Leste sebagai negara yang ba- ru berdiri. Bagi Timor Leste, yang mengacu pada pembangunan di masa menda- tang, negara baru tersebut memerlu- kan hubungan yang baik dengan ne- gara-negara di kawasan sekitarnya. Ketika masing-masing negara di kawasan sekitarnya sedang dalam proses pembinaan hubungan baik satu sama lain, Timor Leste yang berpandangan jauh ke depan sela- yaknya mengikuti tren tersebut. Ini diperlukan agar Timor Leste bisa mengejar kemajuan yang dicapai ne- gara lain dan ikut serta menikmati kemajuan yang dicapai berkat inter- dependensi di antara negara-negara di kawasan sekitarnya. Dengan kata lain, tidak ada satu pun negara di kawasan tertentu yang menikmati kemajuan yang di- capainya tanpa interdependensi dan upaya berinteraksi dengan baik satu sama lain. Hal tersebut hanya bisa dicapai melalui manajemen hubung- an bilateral dan multilateral yang baik. Sudah sepantasnya Timor Leste juga ikut mengambil bagian dalam arus interaksi di kawasan sekitar- nya. Hal ini bisa dilakukan dengan mulai membuat sikap dan kebijakan yang berpengaruh baik bagi hu- bungan Timor Leste dengan negara tetangganya.. PENDAPAT Bahasa! (H)ilang Sitok Srengenge udul itu mengandaikan bahwa huruf h yang berada di dalam tanda ku- rung boleh dianggap tiada, sehingga kata hilang berubah menjadi ilang. Tentu Anda pun tahu bahwa pele- nyapan huruf h pada kata hilang seperti itu bukan hanya keliru, melainkan juga memunculkan kesan tentang kuatnya pe- ngaruh bahasa daerah (Jawa). belum pernah menemukan kata handal- an, di-handal-kan, atau meng-handal- kan. Dari perubahan kata dasar ke kata berimbuhan itu, bisa dipahami jika h pa- da handal sebaiknya dilenyapkan. Salah satu kemampuan swadaya bahasa adalah beranalogi, yakni kemampuan membentuk unsur baru berdasarkan pe- ngaruh sistem lain yang telah ada. Noam Chomsky menyebut kemampuan itu de- ngan istilah kompetensi, hampir sepenger- tian dengan istilah Ferdinand de Saussure, langue, yang diyakini terdapat dalam pi- kiran setiap penutur bahasa. Mungkin se- jumlah penutur bahasa Indonesia, teruta- ma yang merasa punya kuasa untuk meng- ubah dan menetapkan aturan berbahasa, hendak menggunakan kasus peralihan ka- ta handal menjadi andal sebagai analogi. Tetapi, mengapa kata-kata seperti hem- bus, hempas, henyak, hentak, himbau, himpit, hisap, dan hingar-yang tak mengalami perubahan bentuk ketika dile- kati imbuhan-harus pula ditiadakan hu- ruf h-nya? Kita paham mengapa kata ha- jar tidak dilenyapkan h-nya menjadi ajar, karena jika itu dilakukan yang terjadi bu- kan saja perubahan bentuk, melainkan ju- ga perubahan makna. Begitu pula jika hantar harus dijadikan antar. Kata hajar dan ajar, juga hantar dan antar, telanjur punya makna berbeda. Karena perbedaan makna itulah, maka dua varian kata- yang dengan maupun yang tanpa h-sa- ma-sama dipelihara. Saling pengaruh dalam pertumbuhan suatu bahasa adalah hal yang lumrah. Ba- nyaknya unsur serapan dalam setiap ba- hasa bisa menjadi salah satu petunjuk tentang seberapa besar pengaruh bahasa lain yang diterimanya. Menyerap pelbagai unsur dari bahasa lain sama sekali tidak dianggap sebagai kelemahan, melainkan, sebaliknya, dipahami sebagai sifat akomo- datif dan produktif bahasa penyerap. Da- lam studi bahasa, istilah akomodatif se- ring dimaknai sebagai kemampuan me- nampung unsur bahasa lain dalam ben- tuknya yang utuh, tanpa perubahan; se- dangkan produktif diartikan sebagai ke- mampuan membentuk dan menghasilkan unsur baru yang dapat digunakan secara teratur. Banyaknya kata serapan dalam bahasa Indonesia membuktikan wataknya yang akomodatif dan produktif. Kembali ke masalah pelenyapan huruf h • dari tempatnya di awal kata. Beberapa waktu lalu, ketika kata hutang belum ber- ubah menjadi utang, saya menyadari ada- nya daya produktif bahasa Indonesia. Saya lebih dulu mengenal kata utang (dari kha- zanah bahasa Jawa) daripada kata hutang dalam bahasa Indonesia. Kehadiran huruf h pada kata hutang dan hutan saya hargai sebagai daya produktif itu, karena membe- dakannya dari bentuk lama yang diserap- nya, yakni utang dan utan. Kini h pada hutang lenyap, tapi pada hutan tetap. Selain hutang menjadi utang, kata-kata yang mengalami pelenyapan h sebagai hu- ruf pertama, di antaranya, adalah handal menjadi andal, hembus menjadi embus, hempas menjadi empas, hentak menjadi en- tak, henyak menjadi enyak, himbau menja- di imbau, himpit menjadi impit, hisap men- jadi isap, dan hingar menjadi ingar. Mungkin Anda bertanya, mengapa hu- ruf h pada kata-kata tersebut mesti dile- nyapkan? Jujur saja, saya tak tahu jawab- nya. Saya hanya ingat, pada suatu masa, kata handal dan andal sama-sama digu- nakan dengan beberapa pengertian, di an- taranya: cakap, pandai, tangguh, dapat di- percaya. Kita tentu merasa tak asing, juga paham, kalimat "Muhammad Ali adalah seorang petinju yang handal," misalnya. Entah mengapa, ketika handal tidak tam- pil sebagai morfem bebas, huruf h-nya se- lalu lenyap, seperti tampak pada andal- an, di-andal-kan, meng-andal-kan. Saya HILANG Tetapi, bagaimana dengan kata yang tanpa h dan yang dengan h (tanpa per- ubahan makna), misalnya ujung dan hu- jung? Kebalikan dengan handal yang kehi- langan h menjadi andal, kata ujung justru ketambahan h saat mengalami afiksasi, mi- salnya ketika dilekati prefiks peN-, menja- di peng-hujung. Mengapa kedua bentuk itu, ujung dan hujung, tetap dipertahan- kan? Dan bagaimana pula halnya kata-ka- ta lain seperti hormat, hiruk, hardik, ham- bur, haru, heran, dan masih banyak lagi, ti- dak serta-merta dilenyapkan h-nya? Kita bisa maklum jika seseorang berda- lih bahwa ketidakajekan pelenyapan hu- ruf h niscaya akan terjadi, sesuai dengan sifat bahasa yang beranalogi tetapi tidak mutlak. Namun, yang patut ditegaskan di sini, ketidakmutlakan beranalogi itu jus- tru mengacu kepada sikap yang mengin- dahkan bahasa sebagaimana yang hidup di masyarakat. Pelenyapan h dari sejum- lah kata, kecuali handal, selain menafikan sifat produktif bahasa-karena mengem- balikan kata kepada bentuk lama yang di- serapnya juga abai terhadap kekuatan emotif dan asosiatif kata. 7 PENYAIR Revolusi dari Kotak Suara Editorial, THE JORDAN TIMES emenangan Hamas dalam pemilihan umum Dewan Legislatif Palestina begitu sebagai sebuah revolusi dari kotak suara. Tan- pa kecuali, kemenangan itu juga menjadi peris- tiwa paling signifikan dalam konflik Palestina-Is- rael sejak perjanjian Oslo diteken pada 1993. Pertama, tak seperti yang dipikirkan oleh ka langan tertentu di Israel dan Amerika Serikat, ini bukan pemungutan suara untuk pengebom- an bunuh diri atau perlawanan bersenjata. Per- lawanan terhadap pendudukan Israel, bersenja- ta atau tidak, jelas bukan isu dalam kampanye pemilihan umum. Rakyat Palestina mungkin berbeda pendapat tentang metode, tapi semua nya setuju bahwa setiap orang punya hak mela wan pendudukan militer yang selama puluhan tahun mengangkangi hukum internasional dan norma-norma hak asasi manusia. Ini adalah pemilihan umum pertama dan ter- penting untuk mendapatkan kepemimpinan yang bersih. Inilah pemilihan untuk melawan kepemimpinan yang membakar jembatannya sendiri menuju rakyatnya, mengabaikan per- sepsi yang meluas tentang salah urus dan kro- niisme, mementingkan kepentingan diri yang sempit di atas kepentingan nasional, dan ber- kuasa di atas, bukan memerintah demi, rak- yat. Dengan demikian, pemilihan umum ini ha rus bergema di Jazirah Arab sebagai kenisca- yaan jika reformasi, delegasi tanggung jawab, dan transparansi tidak dijadikan norma. Kedua, pemilihan ini adalah isyarat yang jelas bagi Israel dan Barat. Bagi Israel, pesannya adalah selama hak absah rakyat Palestina diing- kari, tak akan ada rekonsiliasi dan perdamaian, KORAN TEMPO A11 SENIN, 30 JANUARI 2006 Untuk membuat jera pelaku teror, mestinya di- berikan hukuman seberat-beratnya. Hal ini agar orang lain tidak melakukan aksi teror yang me- rugikan pihak lain seperti yang terjadi selama ini. Untuk kasus-kasus teror di Indonesia, belum ada pelakunya yang dieksekusi hukuman mati. Dalam kasus bom Bali, pelakunya masih enak- enak makan tiga kali sehari di penjara, padahal di luar masih banyak orang baik nggak bisa ma- kan sekali sehari. Kenapa pelaku teror masih di- beri kemudahan, padahal mereka membuat su- sah orang lain, bahkan negara dan bangsa? Di Yogyakarta kemarin, pengadilan hanya me- mutuskan hukuman 2-5 tahun bagi tiga orang pelaku teror di Kota Gudeg itu. Sungguh sangat ringan. Ibaratnya lebih berat pencuri ayam. Saya berharap pengadilan menghukum berat para tersangka pelaku peledakan bom yang se- karang sedang dalam pemeriksaan seperti di Jimbaran, Bali, atau yang baru ditangkap. Seba- nyak 10 tersangka teroris anggota komplotan pe- laku bom Jimbaran diperiksa secara intensif di Bali dan Jawa Tengah dalam tiga bulan terakhir. Wakil Kepala Divisi Humas Kepolisian Rl Brig- jen Anton Bachrul Alam di Jakarta, Selasa, 24 Januari, menjelaskan bahwa tim gabungan Deta- semen Khusus 88 Antiteror, Badan Reserse dan Kriminal Polri, serta Kepolisian Daerah Jawa Te- ngah juga menangkap tersangka baru pelaku te- ror di Jawa dan Bali. Polda Bali sudah menahan sorotan sebesar apa pun kekuatan militer mereka. Bagi Barat, pesannya adalah uang tak bisa membeli kemanutan jika keadilan tak ditegakkan. Washington benar ketika mendukung ke- mantapan Presiden Palestina Mahmud Abbas mengadakan pemilihan umum ini. Tapi salah jika Amerika Serikat kini mengabaikan hasil- nya. Terdengar ganjil ketika seorang Menteri Luar Negeri Inggris, yang negaranya masih si- buk dengan pendudukan militer atas negara lain, berdiri dan mengatakan bahwa "demo- krasi dan kekerasan tak bisa dicampur". Per- nyataan seperti itu dan ancaman memangkas dana yang tak diniatkan untuk membiayai apa pun selain pembangunan ekonomi Palestina jelas bukan awal yang menjanjikan. Tapi Hamas juga menghadapi tantangan besar. Hamas harus membuktikan diri seba- gai sebuah gerakan politik yang matang yang bisa melakukan kompromi, baik dengan ka- wan maupun lawan, serta bisa menyelaras- kan ideologi Islam dengan tuntutan-tuntutan populasi kosmopolitan yang tidak ingin meli- hat pengekangan kebebasan individu. Jika bi- sa membuktikan diri sebagai kekuatan liberal dan moderat, Hamas akan menjadi contoh sukses bagi yang lain di kawasan ini dan menjadi tantangan serius bagi kaum ekstre- mis yang mencitrakan gerakan politik Islam hanya dengan satu warna. Jalan masih panjang. Israel sudah berta- hun-tahun membekukan proses perdamaian. Kini tak mungkin mengubah unilateralisme- nya. Tapi Israel harus menemukan sebuah modus vivendi dan menghadapi kenyataan baru.. DIPUBLIKASIKAN PADA 29 JANUARI 2006 surat pembaca Hukuman Berat Pelaku Teror empat tersangka yang membantu dan terlibat langsung dalam aksi teror kelompok Azahari dan Noor Din M. Top. Mereka adalah Cholili, yang bersama Azahari merakit bom di Batu, Jawa Ti- mur, dan Hanif alias Yahya alias Pendek, yang menyembunyikan Noor Din dan Azahari serta membantu persiapan perakitan bom. Menurut Anton Bachrul Alam, Abdul Azis ada- lah orang yang menyembunyikan Noor Din dan membuat website berisi seruan jihad yang ditaf- sirkan sekehendak hati oleh kelompok itu. Dwi Widiarto alias Wiwid alias Sigit alias Bambang adalah orang yang merekam pengakuan pelaku teror bom Jimbaran dan menggandakannya da lam bentuk CD sekaligus menyembunyikan Noor Din. Penangkapan terakhir atas Catur disebab- kan oleh keterlibatannya dalam membantu Noor Din. Catur ditangkap di Tlogosari Kulon, Keca- matan Pedurungan, Semarang. Selain itu, polisi mengamankan Joko Wibowo alias Abu Sayyaf. Dia bertugas menggalang dana dan terlibat da lam perampokan serta penembakan di Solo. Para tersangka yang ditangkap polisi tersebut, yang membantu kegiatan teror baik secara lang- sung maupun tidak, harus dijatuhi hukuman se- berat-beratnya, mengingat dampak yang ditimbul- kan dari kelakuannya sangat merugikan orang banyak, bahkan merugikan bangsa dan negara. Slamet Riyadi Kompleks Nasio, Jati Mekar, Pondok Gede, Bekasi Pengirim surat pembaca dan komentar harap menyertakan fotokopi kartu identitas yang jelas (KTP. SIM, paspor) yang masih berlaku. Kami tidak mengembalikan surat dan artikel yang masuk. Untuk artikel Pendapat, panjang tulisan maksimum 6.000 karakter, disertai foto dan nomor telepon penulis yang dapat dihubungi, dan dikirim le- wat e-mail ke koran@tempo.co.id (tanpa lampiran/attachment). 2cm Color Rendition Chart
