Tipe: Koran
Tanggal: 2006-01-30
Halaman: 14
Konten
4cm DIPRODUKSI OLEH TIM INFO TEMPO Dari Privatisasi M ke Profitisasi drastis dibanding target tahun sebelum- nya yang hanya Rp 8,9 triliun. BPMIGAS Lebih Giat inyak dan gas bumi merupakan sumber persen dari yang ditargetkan dalam APBN 2005. M daya alam yang tak bisa diperbarukan. Memiliki nilai strate- BISMO AGUNG (TEMPO) gis karena minyak dan gas bu- mi adalah sumber devisa, sum- ber energi, dan bahan baku in- dustri. Bersyukur, di tengah ge- jolak kondisi ekonomi Indone- sia yang belum stabil, industri ini tetap memberikan sum- bangan pendapatan negara yang signifikan. Makanya, banyak yang menaruh ha- rapan sewaktu Menteri Negara BUMN Sugiharto bertekad lebih menekankan profitisasi (laba) dibanding privatisasi. Dengan berbagai pembenahan yang akan dilakukannya, mantan eksekutif PT Medco Energi Internasional Tbk. itu yakin dapat meningkatkan laba BUMN. Sugiharto tampaknya serius dengan tekad yang diungkapkannya. Terbuk- ti, lewat kebijakan profitisasi terse- but, perusahaan-perusahaan BUMN pada akhir 2005 mampu menyetor dividen ke pemerintah sebesar Rp 12,7 triliun atau naik 43 persen da- ri target sebesar Rp 8,9 triliun. Pada 2006, setoran dividen perusahaan- perusahaan BUMN ditargetkan men- jadi Rp 23,5 triliun. Menurut Sugiharto, keinginan itu me- rupakan kewajiban moral pemerintah terhadap kepemilikan saham Indosat yang dilego ke anak perusahaan Tema- Untuk menambal defisit APBN, se- Target setoran dividen laba BUMN pada lain melalui profitisasi, Sugiharto juga sek (BUMN Singapura) tersebut, la ti- 2006 sebesar Rp 23,5 triliun, atau naik bertekad menambahkannya dari setor- an pajak BUMN. Adapun untuk prog- ram privatisasi, meski tetap menjadi salah satu program kerjanya, Sugihar- to menyatakan hal itu tidak menjadi prioritasnya. "Perusahaan-perusahaan dak mau dianggap lalai menyampaikan keinginan untuk buy back saham Indo- sat. "Ini kewajiban moral kementerian BUMN, apalagi periode lock-up sudah selesai," Sugiharto menguraikan. Berbagai pembenahan terhadap Sepanjang 2005, sederet langkah terobosan dilakukan oleh Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS), sebagai lembaga pengawas dan pengendali kegi- atan hulu migas di Indonesia ini, di antaranya mengusahakan penambahan pengeboran su- mur serta mendorong pengem- bangan lapangan produksi. "Dengan usaha-usaha terse- but, sepanjang 2005 kita ber- hasil menekan penurunan pro- duksi minyak dari 8 persen menjadi 3 persen," ujar DR Kardaya Warnika. Upaya itu menyebabkan re- alisasi produksi minyak berada pada angka yang cukup meng- gembirakan, yakni 1.062.000 barel per hari, atau 98,7 Dan apa yang terjadi dengan industri hulu gas pada 2005? Kondisinya lebih baik. "Se- panjang 2005 kita berhasil memproduksi gas sebesar 7,8 TCF. Adapun jumlah cadangan meningkat sekitar 5 persen," kata Kepala BPMIGAS ini. asih ingat saat pemerintah be- gitu mudah melego perusaha- an-perusahaan badan usaha milik negara ke pihak asing? yang paling fenomenal ada Pencapaian target produksi sebesar itu ikut mendorong ang- ka pendapatan negara dari sek- tor minyak dan gas bumi yang akhirnya mencapai US$ 20,85 miliar. Besaran penerimaan ne- gara itu berarti 112,8 persen dari yang ditargetkan dalam APBN 2005, atau 55 persen le- bih tinggi dibanding penerima- an pada 2004. 1 SENIN, 30 JANUARI 2006 INFO TEMPO Namun, keberhasilan itu te- tap menyisakan tantangan yang cukup berat pada tahun-tahun mendatang, khususnya dalam mencapai target produksi pada 2009 sebesar 1.300.000 barel per hari, seperti yang ditarget- kan pemerintah. Juga dalam memenuhi peningkatan per- mintaan gas dari pasar, teruta- ma konsumen dalam negeri, yang cukup besar. Tantangan dan hambatan di lapangan sepenuhnya disadari oleh BPMIGAS. Seperti diakui lah penjualan Indosat ke Temasek Group, Singapura, beberapa tahun la- lu. Kebijakan yang dinilai merugikan itu kontan menuai badai kritik. BUMN yang akan direalisasi pelepas- an sahamnya kepada investor adalah yang telah mendapat persetujuan DPR saja," ungkap Sugiharto pada awal ma- sa jabatannya. Awal tahun ini baru muncul ke pub- lik rencana privatisasi 15 BUMN un- tuk memenuhi target privatisasi yang mencapai Rp1 triliun. Namun, kebijak- an itu baru bisa diputuskan pada kuar- tal 11/2006, menunggu hasil audit la- poran keuangan 2005. Menurut Sugi- harto, sebagian besar dari 15 perusa- haan BUMN yang sahamnya siap diju- al ke publik tercatat sebagai perusaha- an terbuka. HO Langkah lain yang sedang dijajaki pe- merintah adalah membeli kembali (buy back) saham PT Indosat Tbk. Hal ini menyusul berakhirnya perjanjian tiga tahun lock-up (ketentuan tidak boleh menjual) oleh Singapore Technology Te- lemedia ketika membeli 41,94 persen saham perusahaan telekomunikasi ter- besar kedua di Indonesia itu. Melakukan Terobosan nota lotna isqueibe lift Kardaya, secara alami kegiatan usaha hulu migas memang se- dang mengalami masa sulit. lapangan produksi menjadi tantangan di masa depan. BUMN memang sudah dan sedang di- lakukan, di antaranya menggabungkan sejumlah BUMN ke dalam perusaha- an induk (holding) untuk meningkat- kan produktivitas perusahaan-perusa- haan tersebut. Perusahaan BUMN pu- puk, misalnya, akan dipadukan dengan BUMN perkebunan. HALAMAN I A14 Penggabungan, kata Sugiharto, me- rupakan suatu kebutuhan untuk men- ciptakan sinergi baru dalam rangka program revitalisasi BUMN yang dite- rapkan pemerintah pada 2005-2009, Kementerian BUMN akan membentuk Komite Kebijakan Publik yang tugas- nya memberikan masukan dan anali- sis terhadap proses penggabungan BUMN ini. Langkah-langkah yang diambil Men- neg BUMN ini dinilai telah berada pa- da jalur yang tepat oleh pengamat eko- nomi Universitas Indonesia, Nina Sap- ti. "Boleh dikatakan berbeda drastis di- bandingkan dengan masa pemerintah- an sebelumnya," ujarnya. Penambahan pengeboran sumur dan pengembangan kondisi tempat sumur-sumur exsisting mulai tua dan secara alamiah produksi menurun me- rupakan faktor utama, di sam- ping rendahnya penemuan ca- adangan minyak dan gas yang berskala besar. Menurut Nina, pemerintahan yang la- lu serta-merta menjual aset tanpa meli- hat sisi keuntungan, seperti harga sa- ham sedang turun atau naik. Kini, pe- merintah tampak lebih berhati-hati. "Kalau dilihat dari kebijakan-kebijak- an yang ada sekarang ini dan kinerja BUMN, target setoran dividen saya rasa masih cukup realistis. Asalkan BUMN itu tidak direcoki dengan kepentingan politik," kata Nina. Terobosan yang dilakukan memang telah membuahkan hasil. Gambarannya, realisasi pengeboran sumur eksplorasi pada 2005 sekitar 78,8 persen. Kendati tidak meme- nuhi target, rasio keberhasilan pengeboran cukup tinggi, yak- ni 50 persen. "Rasio keberha- silan pengeboran ini memberi- kan gambaran bahwa prospek eksplorasi di wilayah Indonesia relatif cukup baik dan menjan- jikan," ujar Kardaya. Namun, untuk menyong- song masa depan yang lebih baik, BPMIGAS telah mengge- lar target. Untuk jangka pen- dek (kurang dari 3 tahun), di antaranya mempercepat pro- ses tender dan mengupayakan perizinan khusus. Target jangka menengah (4-8 tahun) mencakup perce- patan pengembangan lapang- an Jeruk, menyiapkan pe- IKLAN ngembangan lapangan-la- pangan yang telah ditemu- kan, antara lain seperti Ujung Pangkah, Gendalo, Duri Uta- ra, serta mempercepat pro- yek-proyek enhance oil reco- very. Untuk target jangka pan- jang (lebih dari 9 tahun) di antaranya merubah term of commitment eksplorasi da- lam kontraktor kontrak kerja sama agar lebih realistis. Juga mendorong eksplorasi di ce- kungan yang belum pernah dieksplorasi, misalnya di In- donesia timur, deep water, dan remote areas. Singkatnya, BP MIGAS sela- lu berupaya melakukan yang terbaik untuk menghadapi tahtangan berat di masa de- pan, termasuk tuntutan dari masyarakat agar lembaga ini selalu meningkatkan transpa- ransi dalam mengelola kegiat- an hulu migas, utamanya yang menyangkut cost re- covery. Dan satu hal yang pa- tut dibanggakan, sebagai lem- baga baru, BPMIGAS telah memperoleh pengakuan atas kinerjanya. Terbukti dengan diterimanya ISO 9000 untuk bidang perencanaan. INFORIAL DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Menuju Indones usibah seakan tak henti me- nimpa negeri ini dalam be- berapa tahun belakangan. Mulai bencana gempa dan tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias pada Desem- ber 2004 hingga musibah banjir dan tanah longsor yang terjadi hampir se- cara bersamaan di berbagai daerah. Kondisi ini tentu membuat semua lembaga pemerintah harus bertindak cepat. Tak terkecuali Departemen Pe- kerjaan Umum, yang mempunyai we- wenang dan tugas yang terkait erat dengan masalah jalan dan jembatan, prasarana permukiman, sumber da- ya air, dan penataan ruang, khusus- nya dalam lingkup nasional atau ber- sifat strategis nasional. Rehabilitasi dan pembangunan daerah bencana serta bekas konflik memang menjadi salah satu pene- kanan program kerja departemen ini. "Daerah-daerah bencana alam dan daerah konflik harus segera diper- baiki dan menjadi salah satu priori- tas kami," ungkap Menteri Pekerja- an Umum Djoko Kirmanto. Secara garis besar, program yang dilaksana- kan adalah pembangunan dan per- baikan jalan dan jembatan, sumber daya air, serta prasarana permukim- an, seperti air bersih dan sanitasi. Dalam rencana strategis Departe- men Pekerjaan Umum 2004-2009, pembangunan di daerah bencana alam dan bekas konflik yang di- programkan di antaranya pemba- ngunan sekitar 100 ribu unit rumah di NAD. Selain itu, program yang ber- ada di bawah Direktorat Jenderal Cip- ta Karya ini adalah pembangunan 22 ribu unit rumah di daerah bekas ke- rusuhan sosial yang terjadi di berba- gai wilayah serta penanganan tang- gap darurat di lokasi pascakonflik di 60 kawasan, seperti di NAD, Kali- mantan Barat, Sulawesi Tengah, Ma- luku, Maluku Utara, dan Papua. Adapun program di bawah Direktorat Jenderal Bina Marga, me- nurut rencana strategis tersebut, me- liputi pembangunan jaringan jalan nasional dan jalan strategis nasional bukan tol sepanjang 750 kilometer di kawasan rawan bencana dan keru- suhan sosial, pembangunan jaringan jalan nasional dan jalan strategis na- sional bukan tol sepanjang 1.800 km di kawasan perbatasan, serta pem- bangunan jaringan jalan yang sama sepanjang 3.000 km di daerah ter- isolasi dan pulau-pulau terpencil. Sedangkan program di bawah Dit- jen Sumber Daya Air hingga 2009 mendatang akan mencakup tersedia- nya sarana antisipasi bencana di 10 wilayah sungai dan 15 lokasi waduk dan terfasilitasinya kegiatan pena- nganan kerusakan prasarana sumber daya alam pascabencana dan keru- suhan sosial. Program lain, tercapai- nya peningkatan kemampuan peme- nuhan kebutuhan air untuk pertani- an pada lahan irigasi seluas 79.450 M Color Rendition Chart Berbagai program yang mer penuntasan masyarakat mis cana menjadi prioritas Depa Djoko Kirmanto Menteri Pekerjaan Umum Agoes Widjanarko Dirjen Cipta Karya nyesuaian dengan De mi tidak m diri karen Departem hektare di enam provinsi kawasan per- batasan dan pemenuhan air baku pa- da kawasan perbatasan di 3 provinsi. Untuk daerah terisolasi dan pulau ter- pencil, seperti di Provinsi Kepulauan Riau, Sangihe Talaud, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur, diupayakan ter- capainya peningkatan pemenuhan ke- butuhan air, baik untuk pertanian maupun kebutuhan sehari-hari. Semua program, termasuk pemba- ngunan dan rehabilitasi daerah ben- cana yang digagas departemen ini, dis- inkronisasi dengan program kerja lem- baga-lembaga pemerintah lainnya. "Percuma saja kita menganggarkan dana sekian triliun rupiah untuk mem- bangun bendungan dan perbaikan alir- an sungai bila hutan di sekitar kawa- san tersebut tetap rusak dan gundul," kata Djoko. Untuk itu, menurut Djo- ko, pihaknya melakukan sinkronisasi dengan Departemen Kehutanan me- ngenai titik-titik kawasan yang perlu ditanami kembali. Ditengarai terdapat 62 daerah aliran sungai dan daerah tangkapan air yang kritis dan perlu se- gera dilakukan penghijauan. 2cm Terkait dengan penyedian sumber daya air untuk irigasi pertanian, pe- kami men an irigasi lu perbaik Untuk 2 kerja Ditje Pekerjaan da sektor-s giatan ekc bangunan Trans-Sum Kalimanta masuk jem di jalur jala pembangu yek tol yang nomi, aka konsesinya Menuru Marga He Undang-L 2004 berk pokok Dep adalah me belum Des jang jalan
