Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Republika
Tipe: Koran
Tanggal: 2017-01-06
Halaman: 03

Konten


nfo Minta iki Konten g badan REPUBLIKA JUMAT, 6 JANUARI 2017 kasi Infor- nikasi dan o), Samuel kan, pihak- itus daring an perbaik- rsebut saat kominfo. uan antara gelola situs kempat pe- rsedia me- empat situs com, Voa- dan Nahi- egatif telah menjamin mbali situs uai dengan 19 Tahun a satu situs .com yang rmohonan ra itu, satu ajukan ke- jar Samuel ika, Kamis gelola situs emberikan Situs-situs informasi, e, dan por- mi, bukan tus dengan ut Samuel. mpos.com an Tauhidi wa bersama Cominfo pa- memper- an. Ia ingin nggap me- an Kominfo itus secara alam perte- re ntara BCA ia melalui a nasabah iah akan eksi atas mbiayaan ential akan mbiayaan h selaku ariah, bila an sebab muan tersebut pihaknya merasa tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. "Kominfo tidak menunjukkan konten ma- na di situs kami yang dianggap bermasa- lah," ujar Pizaro kepada Republika, Kamis (5/1). iah, John jasama ini Baru kemarin, Kominfo melayangkan surat berisi konten-konten yang menjadi dasar pemblokiran. Pizaro menyayang- kan pemberitahuan tersebut tidak di- ungkap saat pertemuan Rabu (4/1). "Ka- mi berharap ditunjukkan saat bertemu, sehingga bisa berdiskusi," ujar dia. ny ria Pizaro menyebut untuk Islampos.com ada dua artikel dan satu berita yang diper- masalahkan. Ia menyebut, tiga konten tersebut tidak subtansial. "Satu berita juga terjemahan. Kalau yang saya dengar diadukan teman Voa-Islam konten yang soal Densus," ujar dia. roteksi atas an sisa saldo ka nasabah Ia juga mengkritik kinerja Kominfo yang langsung memblokir situsnya tanpa konfirmasi. Padahal, ungkap dia, ber- dasarkan Pasal 14 Permen Kominfo No 19 Tahun 2014 disebutkan jika Kominfo harus menyurati pengelola situs tentang adanya konten negatif. "Padahal, alamat redaksi kami jelas, e-mail jelas." Di sisi lain, Pizaro mengaku, sebagai media sudah berusaha memenuhi syarat- SSURANCE idential Indonesia syarat sebagai perusahaan pers. Ia me- nyebut semua kaidah sebagai perusahaan pers sudah dipenuhi Islampos.com. "Ka- mi ada badan hukum, susunan redaksi, kantor, wartawan yang digaji juga meng- ikuti pelatihan-pelatihan wartawan," pa- par dia. Soal terdaftar di Dewan Pers, Pizaro mengaku pihaknya sedang menyiapkan hal tersebut. Sebagai media baru, ia merasa pemerintah tidak mendorong dan mendukung media baru untuk memenuhi aturan sesuai UU Pers. Syariah) John Kosasih (kiri),Direktur PT Bank Central al Life Assurance (Prudential Indonesia) Jens Reisch Syariah dan Prudential Indonesia terkait pemasaran Pengamat media sosial Nukman Luthfie mengatakan, pemblokiran seha- rusnya dilakukan transparan. Selain itu, katanya, pengelola situs bisa melakukan dirancang sejalan dengan misi BCA Syariah, yaitu gan Mikro untuk membangun institusi keuangan prosedur syariah yang memahami kebutuhan dan memberikan layanan yang lebih baik bagi pembelaan. "Makanya, pemblokiran ha- rus jelas. Pemblokiran harus terbuka, harus transparan," katanya, Kamis (5/1). Nukman mengatakan, sudah ada beberapa situs yang sempat diblokir. Tapi, kemudian dapat dibuka kembali karena pengelola situs dapat menunjukan situsnya tidak melanggar undang-un- dang. "Gak boleh semena-mena. Maka- nya, ditanya di mana salahnya bisa diper- baiki nggak?" tambahnya. ed: hafidz muftisany FOTO-FOTO DOKUMEN BCA rance nasabah. "Kami berharap agar kerjasama ini dapat terus memberikan manfaat yang sebesar-besamya, tidak hanya bagi nasabah, tetapi juga bagi kedua belah pihak sehingga tercipta hubungan yang berke- lanjutan di masa mendatang," ungkap John. Bagi BCA Syariah, kredibilitas mitra adalah prioritas, terutama jika berkaitan dengan pelayanan nasabah. Oleh sebab itu, BCA Syariah menggandeng Prudential Indonesia untuk menjadi mitra penyedia layanan bancassurance. Nama Prudential Sementara itu, Presiden Direktur Prudential Indonesia, Jens Reisch, menambahkan, "Kami melihat bahwa kemitraan dengan BCA Syariah ini berdasarkan kesamaan visi kita dalam mengedukasi masyarakat dan menyediakan produk yang sesuai agar mereka dapat merencanakan dan me- lindungi keuangannya di jangka panjang." Prudential Indonesia juga berkomitmen untuk fokus mendukung inklusi dan literasi keuangan dengan cara membuka akses kepada perlindungan asuransi jiwa bagi seluruh lapisan masyarakat. Dengan kerjasama ini, Prudential Indonesia ber- harap dapat semakin mengedukasi akan sul PRUaman pentingnya memiliki proteksi dalam pe- rencanaan keuangan, sekaligus memberi manfaat nyata saat risiko terjadi bagi nasabah Lembaga Keuangan Mikro dan keluarganya.. di dalam industri asuransi jiwa sudah tidak asing lagi. Sejak didirikan pertama kali di tahun 1995, Prudential telah menjadi market leader di industrinya dengan jumlah nasabah sebanyak 2,5 juta nasabah di seluruh Indonesia. REPUBLIKA dialog JUMAT LAPORAN UTAMA >> Dicari, TV Alternatif Kamran Dikarma, Fuji E Permana Banyak cara bagi umat ketika hendak mendirikan sebuah televisi. S udah lima tahun terakhir Wildan Baraba (25 tahun) tidak mengakses tayangan televisi nasional. Program televisi, baik yang bersifat hiburan maupun informasi tak mampu menarik hatinya untuk menekan tombol remote. Tayangan televisi yang sudah seragam dari segi ide dan kontennya menjadi alasan di balik sikap abai Wildan. Sebagai alumnus Institut Ilmu Sosial dan Politik (IISIP) Jakarta bidang ilmu jurnalistik, Wildan mengaku memang sempat memperhatikan beberapa tayangan televisi yang bersifat hiburan. Tayangan-tayangan tersebut dinilai belum menampilkan sisi keautentikan ide atau gagasan dari acara terkait. Rata-rata tayangan hiburan yang ditampilkan televisi nasional, kata dia, cukup mirip dengan acara hiburan atau tayangan televisi di Amerika Serikat. "Seperti acara talk show dan hiburan, saya melihat memang sangat mirip dengan acara-acara televisi luar (negeri). Dan ini seragam di Indonesia. Jadi saya tidak menemukan keautentikan acara yang Wawancara Apa pendapat Anda tentang waca- na pembentukan televisi umat? Menurut saya, pembentukan tele- visi umat ini harus direncanakan secara matang. Matang dalam arti persiapannya itu harus betul-betul komprehensif. Bahkan, kalau per- lu dilakukan dulu semacam studi kelayakan. Jadi jangan sampai nanti setelah berdiri kemudian tak lama Ka- setelahnya kembali redup. rena yang sulit itu ketika kita ingin membuat sesuatu adalah memikirkan bagaimana cara mempertahankan dan meningkatkannya. Jadi bukan sekadar ada saja. 2 F benar-benar merepresentasikan Indonesia," ujar Wildan kepada Republika, Rabu (4/1). Keseragaman tersebut yang akhirnya membuat Wildan cenderung malas menyaksikan tayangan hiburan di televisi. "Karena acara hiburan di sini, seperti yang tadi saya bilang, seragam. Jadi mau cari di saluran mana pun, gaya acaranya (hiburan) akan tetap sama atau persis," tambah dia. Wildan pun mengaku cukup kecewa dengan konten pemberitaan beberapa televisi swasta di Indonesia. Dia ber- pendapat, saat ini stasiun televisi dikuasai oleh segelintir konglomerat saja. Bahkan, ada satu konglomerat, ucapnya, yang menguasai empat stasiun televisi. 19 Baginya, fenomena tersebut cukup mengkhawatirkan. "Karena yang terjadi televisi ini justru hanya memperagakan praktik-praktik kehumasan saja dalam hal pemberitaan. Mereka mengakomodasi setiap kepentingan pemiliknya, ujar dia. Komisioner Komisi Penyiaran In- donesia (KPI) Pusat Agung Suprio men- jelaskan, setiap stasiun televisi memang memiliki perspektif atau framing masing- masing dalam setiap pemberitaan. Selama perspektif tersebut masih sesuai kaidah dan etika jurnalistik yang berlaku, ia berpendapat, tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Dia menjelaskan, pengaturan kegiat- an penyiaran di Indonesia diatur lewat Pedoman Perilaku Penyiaran dan Stan- dar Program Siaran (P3SPS). P3SPS merupakan pedoman KPI untuk melakukan pemantauan dan penindakan terhadap Dok Pri Terkait hal ini, kita memang membutuhkan berbagai macam sum- ber daya, mulai dari sumber daya keuangan, sumber daya teknologi, sumber daya manusia, dan lainnya. Dan menurut saya, yang paling sulit (didapat) adalah sumber daya manusia (SDM). SDM di sini artinya orang-orang yang akan mengelola televisi umat ini dan mampu menghasilkan program- program mendidik, berkualitas, serta mencerahkan umat. Sebab, menurut saya, televisi yang ada sekarang dalam segi program atau acara memang tidak membosankan, tetapi rata-rata kurang mendidik. Ter- Y lembaga penyiaran yang dikategorikan melanggar. Bentuk pelanggarannya bermacam- macam. Dalam tayangan hiburan, prog- ram terkait menayangkan unsur-unsur kekerasan, perisakan (bullying), pornografi, dan lainnya. "Bila ada tayangan hiburan semacam ini, KPI akan melayangkan teguran kepada lembaga penyiaran yang bersangkutan," ungkap Agung. JUMAT, 6 JANUARI 2017 7 RABIUL AKHIR 1438 H Sanksi serupa juga diterapkan atau berlaku untuk program pemberitaan. Menurut Agung ada beberapa kriteria pemberitaan yang dapat dikategorikan melanggar. "Kalau pemberitaan, ini lebih kepada kode etik jurnalistik. Misalnya berkaitan dengan cover both sides, keberimbangan, proporsional. Kaidah- kaidah ini yang harus terpenuhi," tuturnya. Sanksi dari KPI tidak hanya berupa teguran, tetapi juga memiliki beberapa tingkatan. Mencakup teguran pertama dan kedua, pengurangan durasi acara, hingga penghentian tayangan sementara. Kendati telah memiliki P3SPS sebagai pedoman, KPI selalu menjalin kerja sama dengan Dewan Pers dalam menentukan apakah suatu pemberitaan televisi dapat dikategorikan melanggar ketentuan hukum atau tidak. "Karena memang ada keterkaitan antara P3SPS dengan kode etik jurnalistik," ujar Agung menjelaskan. Agung mengatakan, acara pem- bentukan televisi umat sebagai gagasan yang sah-sah saja dilakukan. Menurut dia, banyak cara bagi umat ketika hendak mendirikan sebuah televisi. Misalnya de- Harus Ada Komitmen eberapa waktu lalu, terlempar wacana tentang pembentukan televisi khusus umat. Wacana ini hadir setelah umat menggelar aksi bertajuk "Bela Islam" di Jakarta. Hadirnya televisi ini dimaksudkan untuk mengakomodasi dan menyokong kepentingan umat Islam secara umum. Pakar komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung Prof Deddy Mulyana menilai memang terdapat urgensi pembentukan televisi untuk umat. "Saya pikir memang cukup urgen, (televisi umat) memang diperlukan. Televisi sekarang ini semuanya pasti punya kepentingan, dan terkadang framing dalam hal pemberitaan, misalnya, menurut saya, sudah cukup keterlaluan. Kepentingan ideologis mereka sangat mencolok dalam sebuah tayangan atau pemberitaan," tuturnya kepada Republika, Selasa (3/1). Berikut kutipan wawancara wartawan Republika Kamran Dikarma dengan Guru Besar Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad tersebut. lalu banyak kekerasan, klenik, gosip, dan lainnya. Selain sumber daya manusia, untuk menghasilkan program yang dapat mendidik dan mencerahkan umat juga tentu dibutuhkan dana. Nah, di mana nanti akan didapatkan dana ini? Apakah dari investor atau donatur atau kalangan lainnya? Kemudian, sebelum mendirikan televisi umat ini perlu dipikirkan pula bagaimana cara mengubah mindset khalayak atau umat itu sendiri. Sebab, mereka sudah dijejali dan dibentuk pola pikirnya oleh berbagai program televisi lainnya. Jangan sampai ketika televisi umat ini dibentuk justru tidak ada peminatnya. Ini kan mubazir. Tapi, memang membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk mengubah mindset atau pilihan (program) khalayak ini. Jadi, televisi umat harus bisa memberikan sesuatu, yang bukan hanya mendidik dan mencerahkan, melainkan juga bersifat baru. Sebab, teori persepsi mengatakan, orang- orang akan selalu tertarik pada sesuatu yang sifatnya baru, unik, dan lainnya. Apa urgensinya pembentukan televisi untuk umat? Saya pikir memang cukup urgen, (televisi umat) memang diperlukan. Televisi sekarang ini semuanya pasti punya kepentingan. Dan terkadang framing dalam hal pemberitaan, misalnya, menurut saya, sudah cukup keterlaluan. Kepentingan ideologis mereka sangat mencolok dalam sebuah tayangan atau pemberitaan. Jadi, menurut saya, sah-sah saja ketika umat ingin memiliki televisinya sendiri. Tapi, seperti saya jelaskan tadi, proses pembentukan televisi ini tidak mudah. Dibutuhkan persiapan yang sangat matang dan komprehensif. Selain itu, diperlukan upaya ekstra juga agar televisi ini dapat langgeng dan tetap berkesinambungan. Bila ide pembentukan televisi umat ini benar-benar dieksekusi, siapa yang cocok mengelolanya? Intinya harus orang-orang yang memiliki komitmen. Jadi, mereka harus punya komitmen dalam hal 3 MAMUTMUT Tahta Adill/Republika ngan membuat konten yang beragam kemudian menyiarkannya di saluran televisi berlangganan. Selain itu, umat juga dapat memanfaatkan media sosial, seperti Youtube. Dia berpendapat, televisi umat dapat berperan sebagai penyedia konten khusus umat. Dalam dunia digital seperti sekarang, menyediakan konten berupa tayangan juga perlu melakukan hal-hal kreatif. Misalnya dengan memanfaatkan media sosial seperti Youtube. Jika nantinya bersinggungan dengan televisi kegiatan penyiaran, umat, ujar Agung menjelaskan, harus tetap berpedoman pada P3SPS. Sebab, P3SPS merupakan acuan hukum yang tak dapat ditawar oleh lembaga penyiaran. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag Abdul Djamil mengatakan, kehadiran media yang Islami sangat diperlukan karena bisa dijadikan sebagai wahana informasi dan dakwah. "Kalau ada media yang lebih memberikan perhatian kepada kegiatan keagamaan, saya rasa itu cukup bagus," kata Abdul Djamil kepada Republika, Selasa (27/12). Jika TV Islam sudah ada, Abdul Djamil berharap tayangannya bisa memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan kaum Muslimin. "Jadi, dalam tayangan TV Islam perlu ada unsur dakwah, informasi, dan berita-berita tentang perkembangan Islam terkini dari berbagai belahan dunia," katanya. ed: a syalaby ichsan Prof Deddy Mulyana membangun umat. Sebab, katakanlah nanti televisi umat ini menjadi televisi Islami dan sebagai televisi Islami ada tiga prinsip yang harus dijaga. Pertama, menegakkan tauhid, kemudian amar maruf nahi mungkar, dan me- nyejahterakan umat. Artinya memang tidak mesti semua sumber daya manusianya Islami, tapi yang jelas semua yang terlibat di dalamnya harus mau berpartisipasi dalam rangka menegakkan ketiga prinsip tadi. Ketika televisi umat ini hadir, bagaimana peluangnya berkompetisi dengan televisi lainnya? Ini bergantung pada acara atau program yang nanti dibuat karena hal ini yang akan dilihat atau ditonton kan. Walaupun televisi ini, misalnya, dikelola oleh tokoh-tokoh Islam tapi tidak mampu menghasilkan program, ya, percuma saja. Televisi umat ini tentu akan tertinggal dengan televisi yang sudah ada sekarang. Jadi, diperlukan soliditas dalam hal ini. Harus ada tim-tim yang tangguh di dalamnya. Nah, yang jadi pertanyaan, siapa yang akan menjadi tim-tim ini? Ini harus betul-betul dipikirkan. Bagaimana kontribusi umat terhadap TV Islam? Kalau menurut saya, umat ini harus diajak untuk berpartisipasi. Umat bisa dilibatkan, didorong, dan katakanlah ikut dalam semacam jajak pendapat, seminar, atau lokakarya dan lainnya. Jadi, ide ini harus dilemparkan ke tengah-tengah umat. Jadi, kalau nanti ide pembentukan televisi umat ini mengkristal karena alasan-alasan tertentu, umat sudah dilibatkan di dalamnya, sebab umat harus mempunyai rasa memiliki ter- hadap televisi ini.ed: a syalaby ichsan 4cm Color Rendition Chart