Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Republika
Tipe: Koran
Tanggal: 2017-01-06
Halaman: 06

Konten


2cm 6 MUHIBAH >> JUMAT, 6 JANUARI 2017 7 RABIUL AKHIR 1438 H Kamran Dikarma Berdayakan Santri dengan Program Entrepreneur Sudah ada produk-produk santri Al Mumtaz yang berhasil dipasarkan untuk masyarakat. encetak M generasi Muslim mandiri dan mengentaskan kemis- kinan telah menjadi visi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mumtaz, yang berlokasi di Beji, Patuk, Yogyakarta. Karena itu, sejak 2012 lalu, Ponpes Al Mumtaz mulai menyelenggarakan program pendidikan entrepreneur atau wirausaha untuk para santri. Pimpinan sekaligus pengasuh Pon- pes Al Mumtaz Khoeron Marzuki meng- ungkapkan, ada beberapa alasan yang mendasari diciptakannya rogram pen- didikan wirausaha di ponpesnya. Pertama, sebagai salah satu negara Muslim terbesar di dunia, jumlah fakir miskin di Indonesia pun kebanyakan berasal dari kalangan Muslim. Kemiskinan dan kefakiran mereka disebut bukan karena takdir, melainkan akibat sikap dan mentalnya. Alasan berikutnya, Khoeron menilai, sistem pendidikan di Indonesia belum menjadi solusi untuk pengembangan ba- kat dan keterampilan, "Hal ini karena (sistem pendidikan di Indonesia) lebih me- ngembangkan aspek kognitif saja. Jadi, alumninya rata-rata diarahkan menjadi pelamar kerja, dibandingkan pencipta lapangan pekerjaan," kata dia kepada Republika, Senin (2/1). Akibatnya, para peserta didik menjadi miskin keterampilan dan keahlian. "Kon- disi seperti ini semakin diperparah de- ngan gaya hidup mereka yang cenderung konsumtif," ujarnya. Khoeron lantas ber- inisiatif untuk menciptakan program pen- didikan wirausaha di Ponpes Al Mumtaz. Tujuan umumnya ikut berkontribusi mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Kemudian, membekali para santri dengan keahlian dan keterampilan khusus yang dapat mereka manfaatkan untuk menciptakan peluang usaha. Sebelum mendidik para santri dengan keterampilan tertentu, Khoeron mengatakan, Ponpes Al Mumtaz terlebih dulu membentuk etos kerja para santri. Mereka dilatih lewat tata cara memacul. "Kegiatan memacul ini dipilih karena ini pekerjaan yang cukup berat dan sama sekali tidak bergengsi. Harapannya, kalau memacul saja sudah mau, untuk melakukan (kegiatan) yang lainnya pasti Irwan Kelana Y ayasan Al-Falak Pagentongan Bogor, Jawa Barat mengadakan acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Sabtu (31/12). Acara tersebut sekaligus pengijazahan Thariqah Qadariah al-Aliah dan kitab-kitab Syekh Abdul Qadir al-Jailani yang sudah hilang selama 800 tahun yang langsung diijazahkan oleh Syekh Muhammad al-fadil al-Jailani dari Turki. Ia merupakan keturunan ke-25 Syekh Abdul Qodir. Dalam acara tersebut juga diresmikan Pesantren Al-Falak Pagentongan dijadikan Markaz al-Jailani untuk wilayah Jawa Barat. Acara diawali dengan membaca Barjanji (kitab Maulid Nabi yang dikarang oleh Syekh Ja'far al-Barjanji) yang dipimpin oleh KH Mustofa. Kemudian, sambutan dari Ketua Markaz al-Jilani Asia Kiyai Ali Badri, pimpinan pondok pesantren Ar Risalah Malang. mau," ujarnya menjelaskan. Kemudian, para santri mulai diajarkan keterampilan dan keahlian khusus. Mereka diajari kegiatan menjahit, membatik, ber- tani, tata boga, dan lainnya. Ilmu-ilmu praktik itu tidak diberikan sekaligus. Untuk para santri yang masih berada di jenjang ibtidaiah dan tsanawiyah, belum terlalu difokuskan belajar wirausaha. "Untuk ibtidaiah dan tsanawiah lebih di- tekankan untuk menghafal Alquran. Pa- da jenjang aliah, selain ulumul Quran, kita juga mulai memfokuskan pelajaran entrepreneur ini," ujar Khoeron. Dalam proses belajar mengajar keterampilan, Ponpes Al Mumtaz cukup terbantu oleh para donatur mereka. "Jadi, ada donatur kita yang memiliki keahlian, kemudian mereka menyumbangkan ilmunya untuk membimbing para santri di.. Kemudian, Syekh Muhammad Fadil al-Jilani bercerita mengenai perilaku Syekh Abdul Qadir al-Jailani ketika berjiarah ke Makam Nabi Muhammad SAW, beserta 600 muridnya. Syekh Abdul Qadir ketika memasuki perbatasan Kota Madinah membuka alas kakinya dan ketika pulang, ia berjalan mundur untuk tidak membelakangi Nabi, sebagai tanda penghormatan beliau kepada Nabi. Acara ini juga dihadiri oleh Ketua Yayasan Al-Falak Tb Agus Fauzan bin KH Tb Zaini Dahlan Thahir Falak yang telah diberi gelar Syekh al-Hakim Agus Fauzan, Ponpes Al-Falak Peringati Maulid dan Berikan Ijazah Thariqah Qadariah dan sekaligus menjadi wakil syekh Fadil di Jawa Barat. Juga, pimpinan Pondok Pe- santren Al Hikam Cibinong KH Zain Zar- nuji, pimpinan Pondok Pesantren Alfitriah Bogor dan Ketua Suryah NU Kota Bogor KH Fuad Fitri, Syekh Husein dari Malaysia, Habib Ali al-Habshy, Ciapus, Bogor, dan KH Ahmad Cisarua Bogor. Acara terse- but dihadiri sekitar 2.000 jamaah dari Jabodetabek. "Acara tersebut juga dihadiri jamaah dari kudus, Cirebon, Pekalongan, dan Banten," kata penanggung jawab penerimaan tamu Ustaz Didin Sholahuddin. Pondok Pesantren Al-Falak Pagen- tongan Bogor didirikan oleh Abah Falak yang bernama asli KH Tubagus Muhammad Falak. Sekarang pesantren tersebut ber- naung di bawah Pengurus Yayasan Al-Falak Pagentongan 2016-2021 yang diketuai oleh keturunan abah Falak, yaitu KH Tb Agus Fauzan. Selain itu, kita juga menjalin kerja sama dengan sejumlah praktisi usaha di sini," kata Khoeron. Abah Falak adalah seorang ulama karismatik yang lahir di Banten pada tahun 1842 Masehi, tepatnya di Pondok Pesantren Sabi, Desa Purbasari Kabupaten Pandeglang, Banten. Nama asli beliau adalah KH Tubagus Muhammad Falak Abbas bin KH Tubagus Abbas. Nama kecil beliau adalah Tubagus Muhammad, tetapi ada juga yang mengatakan nama kecil beliau adalah Abdul Halim kemudian diubah menjadi Abdul Haris. Sedangkan, gelar falak itu sendiri diberikan oleh gurunya Syekh Sayyid Afandi Turqi, pada saat beliau mempelajari ilmu khasaf dan falak (perbintangan-red) di Makkah. Sejak kecil, dia diasuh oleh ayahandanya KH Tubagus Abbas dan ibundanya Ratu Menurut dia, untuk kegiatan pelatihan keterampilan dan keahlian para santri, pihaknya memang selalu terkendala ma- salah dana. Kegiatan yang bersifat praktik, dibutuhkan alat-alat terkait yang dapat menunjang proses belajar. Untuk membeli alat-alat tersebut, Khoeron mengatakan, diperlukan cukup banyak dana. Untuk mengatasi kendala dana ter- sebut, Ponpes Al Mumtaz, selalu me- manfaatkan dana zakat, infak, dan sedekah dari para donatur. "Jadi, dana ini kita betul- betul dimanfaatkan untuk kepentingan pemberdayaan," kata Khoeron. Kendati dana masih terbatas, hal tersebut tidak melunturkan semangat para santri untuk mengeksplorasi potensi REPUBLIKA Quraysin. Ayahnya adalah keturunan keluarga kesultanan Banten, silsilah dari Syekh Syarif Hidayatullah, sedangkan ibunya ratu Quraysin merupakan keturunan dari Sultan Banten. JUMAT Ayahandanya KH Tubagus Abbas merupakan seorang ulama besar di Banten. Ia merupakan pendiri dan pemimpin Pondok Pesantren Sabi, dari dia, pertama Dok Mumtaz diri. Menurut Khoeron, sudah terdapat beberapa produk santri Al Mumtaz yang berhasil dipasarkan untuk masyarakat. Antara lain detergen, roti, air mineral, batik, dan lainnya. Namun, karena dana masih cukup minim, produksi produk- produk para santri tersebut memang belum masif. Selain dana, pemasaran produk- produk tersebut juga masih terkendala perizinan. "Karena kalau mau dipasok ke toko besar, kan harus ada izin. Nah, kita juga masih terkendala di persoalan legal formal ini," ujar Khoeron. Oleh karena itu, Khoeron menerangkan, pihaknya juga membentuk sebuah koperasi sebagai upaya alternatif untuk memasarkan produk para santri. Koperasi tersebut juga dikelola sepenuhnya oleh santri-santri Al Mumtaz. ed: a syalaby ichsan n68 boot milzum kali Abah Falak mendapat pendidikan dalam bidang baca tulis Alquran, sufi, dan terutama pemantapan akidah Islam. Saking cintanya pada ilmu agama beliau sampai pernah mengembara di usia yang sangat muda, yaitu 15 tahun. Ia berguru pada ulama Banten dan Cirebon untuk menuntut dan memperdalam ilmunya. ed: a syalaby ichsan REPUBLIKA JUMAT KOMUNITAS >> Pelatih untuk P Color Rendition Chart PREASC FUNC Nashih Nashrullah A PHOTO Laporan terakhir wartawan Repul Damanhuri Zuhri ak kurang dari 50 gun calon guru yang beras berbagai daerah peda Nuu Waar seperti F Raja ampat, Sorong, tuni, dan beberapa T pedalaman lainnya, mengikuti pel yang digelar di Pesantren Nuu W Kecamatan Setu, Kabupaten B Jawa Barat. Pelatihan digelar tiga hari mulai Rabu hingga Juma 23/12) FDKM Ber Gelar Pem ak selamanya menutup pengujung tahun dengan kegiatan yang tak tahun 2017 justru dipergunakan Forum Dewan Kemakmuran Masjid (FDKM) Kecamatan Benda dan Batu Ceper meng- gembleng para badal khatib dalam prog- ram Public Speaking Workshop dan Khatib Training Center'. Kegiatan yang berlangsung 30 De- sember 2016-1 Januari 2017 di Pesantren Kilat al-Hikmah, Bojongkerta, Bogor Se- latan, Jawa Barat ini, menurut Ketua FDKM Kecamatan Benda dan Batu Ceper, MN Muchang, bertujuan untuk menyiapkan khatib-khatib cadangan yang siap tampil, minimal menggantikan khatib Jumat yang berhalangan. Muchang mengatakan, sebanyak 47 peserta hadir dalam kegiatan perdana ini. Ia mengapresiasi antusiasme peserta. Meski mereka jauh dari keluarga dan ha- rus ikhlas mengawali tahun baru dengan kegiatan dakwah ini, semangat dan gairah mereka tetap terpancar. "Para peserta luar biasa. Kami salut Masjid Raya Sun Dibuka Pertenga MASJID RAYA SUN WAND SVAY ET A