Tipe: Koran
Tanggal: 2017-02-03
Halaman: 06
Konten
6 Opini tajuk Standardisasi Khatib P emerintah menggulirkan wacana standardisasi khatib Jumat. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meng- ungkapkan, wacana standardisasi khatib muncul sebagai respons atas aspirasi yang berkembang di kalangan orga- nisasi masyarakat (ormas) Islam dan tokoh-tokoh agama. Menag mengaku, telah mendapat masukan adanya sejumlah masjid yang para khatibnya kerap menyampaikan khotbah Jumat dengan hal-hal yang saling mencela, mencaci, dan menyalahkan. Menurut Menag, esensi atau substansi khotbah adalah mem- berikan wasiat ajakan untuk bertakwa. Sehingga, pemerintah me- nilai, ada kebutuhan dibuat batas minimal kompetensi apa yang semestinya dimiliki khatib. Meski begitu, Menag telah menegaskan bahwa pemerintah termasuk Menag, tidak akan masuk dalam ranah yang bukan do- mainnya, seperti standardisasi khatib. Kemenag menyatakan ula- malah yang paling mengerti terkait standardisasi khatib Jumat ini. Wacana standardisasi khatib Jumat ini telah mendapat respons sejumlah ormas Islam, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI). Agar wacana standardisasi ini mendapat dukungan dari seluruh ormas Islam termasuk MUI, sudah seharusnya pemerintah mela- kukan sosialisasi secara terbuka. Kementerian Agama perlu mengundang seluruh ormas Islam, termasuk MUI, untuk menjelaskan secara gamblang terkait stan- dardisasi khatib Jumat ini. Sehingga, tak muncul kesalahpahaman antara ormas Islam dan pemerintah. Standardisasi khatib Jumat harus dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan para khatib dalam menyam- paikan khotbahnya. Pelatihan dan peningkatan kemampuan khatib Jumat memang perlu dilakukan. Terlebih tantangan yang dihadapi umat Islam pada era glo- balisasi ini begitu dinamis. Dengan memahami teknik dan strategi khotbah serta pemahaman masalah, tentu para khatib akan me- nyampaikan tema-tema khotbah yang benar-benar dibutuhkan umat. Wacana standardisasi khatib tak boleh berubah menjadi se- macam pembatasan dakwah. Karena itu, seperti disuarakan Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammadiyah, Muhammad Ziyad, pemerintah harus bisa merumuskan dengan penuh kehati- hatian atas unsur-unsur dari standardisasi yang hendak dilakukan. LDK PP Muhammadiyah pun mengingatkan, jangan sampai standardisasi khatib yang awalnya memiliki tujuan yang baik malah mengooptasi umat Islam, terutama dalam hal kebebasan berpendapat. Gagasan standardisasi khatib juga tak boleh sampai melahirkan sebuah kebijakan, yang akan menyamakan konten khotbah Jumat secara nasional, dari desa hingga perkotaan, seperti yang diberlakukan di beberapa negara. Sebab, Indonesia ini begitu luas. Tantangan yang dihadapi umat Islam di setiap daerah tentu berbeda-beda. Penyamaan konten khotbah kurang cocok diterap- kan di Tanah Air. Pemikiran Menag untuk menyerahkan standar- disasi khatib ini kepada ulama dari masing-masing ormas Islam tentu sangat tepat. Biarlah masing-masing ormas membuat standardisasi khatib- khatibnya. Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), misalnya, telah memiliki standardisasi bagi para dainya, mulai dari dai pemula, madya, purna, yang ditentukan dari tingkat keilmuannya. Pemerintah hanya perlu membantu untuk memfasilitasi pelatihan dan peningkatan kemampuan para khatib. Pelatihan dan peningkatan kualitas ini tentu diharapkan dapat melahirkan para khatib, yang harus memiliki pemahaman agama yang baik dengan berpedoman pada Alquran dan sunah. Dengan begitu, para khatib bisa melahirkan dan menumbuh- kan toleransi umat melalui khotbahnya.■ suarapublika Hormati Ulama Ulama adalah pewaris Nabi yang selayaknya dihormati. Namun, dalam kasus persidangan penistaan agama dengan tersangka Ahok, Selasa (31/1), Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin yang hadir sebagai saksi ahli mendapatkan perlakuan kurang manusiawi. Selain dicecar dengan pertanyaan sekitar tujuh jam, Ahok dan tim penasihat hukumnya menuduh beliau bersaksi palsu dan dikendalikan pihak tertentu, bahkan mengancam akan dilaporkan. Sikap Ahok tersebut merupakan penghinaan terhadap ulama yang sedang memperjuangkan kebenaran. Arogansi Ahok menunjukkan karakter aslinya, yang sama sekali tidak menyesali perbuatannya telah menista Alquran dan ulama. Meskipun akhirnya Ahok meminta maaf, arogansinya telanjur memicu kegaduhan dan amarah mayoritas kaum Muslim dan ormas Islam di negeri ini. Peristiwa ini seharusnya membuat umat Islam membuka mata, hati, dan pikiran dalam menempatkan loyalitasnya. Jika jadi tersangka saja begitu arogan terhadap umat Islam dan para ulama, apalagi jika menjadi penguasa. Puspita Satyawati Nogotirto RT 10/RW 13, Gamping, Sleman Korban Narkoba Termuda Bayi usia lima bulan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, sudah terjangkit narkoba. Usut punya usut, ibu si bayi ternyata aktif mengonsumsi narkoba jenis sabu sebulan belakangan ini. Narkoba yang masuk ke dalam tubuh bayi tersebut terjadi melalui air susu ibu. Sungguh miris. Kejadian ini disebabkan bebas beredarnya narkoba dan minuman keras. Selama ada permintaan maka akan selalu ada penawaran. Dalam persoalan miras dan narkoba, Islam secara tegas mengharamkan barang tersebut diproduksi dan diedarkan. Sebab, kedua barang tersebut merupakan induk kejahatan. Sandra Amalia Sulaeman Jalan Sukamanah RT 03/RW 02, Bandung Semua naskah yang dikirim ke Redaksi dan diterbitkan menjadi milik Harian Republika. Semua wartawan Harian Republika dibekali tanda pengenal dan tidak menerima maupun meminta imbalan dari siapa pun. Semua isi artikel/tulisan yang berasal dari luar, sepenuhnya tanggung jawab penulis yang bersangkutan. Semua isi artikel/tulisan yang terdapat di suplemen daerah, menjadi tanggung jawab Kepala Perwakilan Daerah bersangkutan. MAHAKA GROUP Membaca Ulang NKRI diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 ada- lah negara kesatuan. Ini terlihat dalam Pasal 1 ayat 1 UUD 1945 yang menyebutkan, Nega- ra Indonesia adalah Negara Kesatuan. Sebagaimana disampaikan Natsir dalam pidato pada sidang Konstituante II tahun 1957, "Alasan historis bahwa susunan negara Indonesia yang pertama kali diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah Negara Kesatuan. RENI MARLINAWATI Ketua Fraksi PPP DPR RI D kelompok Islam, kalangan anti- Islam menuduh kelompok Islam sebagai pihak yang anti-Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terkesan kuat kelompok anti-Islam me- nuduh secara tidak langsung kelompok Islam adalah yang anti-NKRI. Asumsi ini tentu saja jauh panggang dari api. Ini adalah pandangan yang bisa mengelabui generasi muda yang tidak mau menengok sejarahnya. NKRI yang kita nikmati adalah buah kar- ya melalui jerih payah salah satu tokoh besar Islam Indonesia, yaitu Mohammad Natsir, ketua umum partai politik Islam, Masyumi dan ketua Persatuan Islam sekaligus pendiri Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia. alam bulan-bulan terakhir ini, suhu politik Indonesia khususnya di Jakarta memanas. Mengapa Natsir? Dalam konteks ini, Natsir ditonjolkan tidak bermaksud meng- abaikan peran tokoh lain. Ketika proklamasi kemerdekaan dicetuskan pada 17 Agustus 1945, tidak serta-merta menjadikan Indone- sia merdeka. Kemerdekaan baru diakui dunia pada 1950, setelah Mesir, sebagai negara pertama, yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Ne- gara yang baru saja diproklamasikan ini se- akan tenggelam dan menghilang, dengan adanya agresi militer Belanda pada 21 Juli 1947 dan 19 Desember 1948 di Yogyakarta. Pada masa revolusi, melalui berbagai perjanjian dan tipu muslihat Belanda, Indonesia diciptakan untuk menjadi negara boneka mereka. Negara kesatuan yang lahir seiring proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 seakan hilang bersamaan munculnya Republik Indonesia Serikat (RIS), buah rekayasa Belanda. Natsir. Demi mengalahkan Hanya tinggal hitungan waktu, Indonesia akan benar-benar menjadi negara boneka se- lamanya andaikan saja tak muncul gagasan brilian berupa Mosi Integral, yang dapat menyelamatkan Indonesia, dari seorang Penelitian Murjoko (2004) menunjukkan paling tidak, ada empat peristiwa, mengapa Natsir mengajukan Mosi Integral. Gagasan tersebut berkaitan dengan sejumlah peristiwa yang saling terkait satu sama lain dan saling memengaruhi dalam mewujudkan NKRI. Adapun keempat peristiwa itu, pertama, susunan negara Indonesia pertama kali yang FADHIL AKBAR PURNAMA Mahasiswa Pascasarjana Bidang Keuangan Syariah, Durham University, Inggris P emerintah terlihat semakin serius mengembangkan industri keuang- an syariah di Indonesia. Salah satu potensi yang saat ini sedang dilirik adalah wakaf. Gagasan Presiden Joko Wido- do untuk membentuk lembaga keuangan sya- riah berdasarkan prinsip wakaf perlu di- apresiasi. Hal ini karena potensi wakaf di Indonesia sangat besar, tetapi belum memberikan hasil maksimal terhadap upaya pengentasan ma- syarakat dari kemiskinan. Menurut Sirageldin (2000), kemiskinan merupakan buah dari distribusi pendapatan yang tidak merata sehingga menyebabkan si miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar. Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Irfan Junaidi REPUBLIKA Wakil Pemimpin Redaksi: Nur Hasan Murtiaji Redaktur Pelaksana Koran: Subroto Redaktur Pelaksana Newsroom: Elba Damhuri Redaktur Pelaksana Online: Maman Sudiaman Redaktue Maman Terbit sejak 4 Januari 1993, Republika hadir sebagai pelopor pembaruan media massa Indonesia. Harian ini memberi warna baru pada desain, gaya pengutaraan, dan sudut pandang surat kabar negeri ini. Sebagai koran, kemudian Redaktur Khusus: portal berita pertama di Tanah Air, media ini melahirkan keseimbangan baru dalam tata informasi. Republika terbit demi kemaslahatan bangsa, penebar manfaat untuk semesta. Lebih lanjut, Sen (1988) menambahkan, kemiskinan disebabkan tidak adanya ke- mampuan masyarakat, yang memungkinkan mereka untuk mengejar inisiatif dalam meng- atasi kekurangan finansialnya. Hingga saat ini, kemiskinan masih menjadi problematika mendasar bangsa ini. Karena kemiskinan merupakan masalah multidimensi, solusi yang dibutuhkan juga harus mencakup serangkaian kebijakan yang terkoordinasi. Guna menghasilkan kontribusi signifikan kepada masyarakat, pendekatan sistematis penting untuk dilakukan. Tantangan di atas menunjukkan urgensi untuk merevitalisasi pengelolaan wakaf di Tanah Air. Bersama dengan zakat, wakaf juga sering kali dipandang sebagai dua instrumen ekonomi, yang berhasil membawa peradaban Islam menuju era kejayaannya pada masa lampau. Keduanya dianggap sebagai kebijak- an yang mampu memberantas kemiskinan dan meredistribusi kekayaan secara lebih merata. Sepanjang sejarah Islam, wakaf telah menun- jukkan peran penting dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan sosial dan ekonomi. Wakaf telah menjadi instrumen jaminan sosial yang berperan penting dalam memban- Ikhwanul Kiram Mashuri, Nasihin Masha Redaktur Senio Redaktur Senior. Agung P Vazza Wakil Redaktur Pelaksana: Firkah Fansuri, Heri Ruslan, Kumara Dewatasari, Joko Sadewo Asisten Redaktur Pelaksana: Priyantono O Oemar, Stevy Maradona, Ferry Kisihandi, Mansyur Faqih, Didi Purwadi, Muhammad Subarkah, Budi Raharjo Sekretaris Redaksi: Seberania Hamidah Sagaf Perwakilan Jawa Barat: Rachmat Santosa Basarah (Kepala Perwakilan) Irfan Fitrat Pribadi (Kepala Redaksi) Perwakilan DIY-Jateng & Jatim: Fachrul Ratzi (Kepala Perwakilan) Yusuf Assidiq (Kepala Redaksi) Kedua, strategi menghadapi politik de- vide et impera Belanda. Faktor berikutnya, yang dapat mendorong Natsir mengajukan Mosi Integral di Parlemen RIS adalah untuk menghadapi strategi Belanda, yang telah berhasil mendirikan negara RIS atau federal. Terbentuknya RIS bukan sebuah kebetul- an, melainkan telah direncanakan Belanda sejak jauh-jauh hari sebelumnya. Melalui berbagai perjanjian, di anya Konferensi Maliono I dan II, Perjanjian Linggarjati, Per- janjian Renvile, dan Konferensi Meja Bundar (KMB). Perjanjian-perjanjian tersebut di atas mempunyai kesamaan satu sama lainnya, yakni merupakan upaya Belanda memecah- belah persatuan Indonesia. Saat penyelenggaraan Perundingan KMB pada 29 Oktober 1949, konstitusi RIS dise- pakati. Dalam konstitusi RIS tersebut, bentuk Negara Indonesia adalah Republik Indonesia Serikat (RIS) yang terdiri atas 16 negara bagian. Ketiga, terjadinya gerakan separatis di berbagai daerah, di antaranya pemberontak- an Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) pada 23 Januari 1950, pemberontakan kapten Belanda Westerling di Bandung dan Jakarta. Peristiwa lainnya adalah peristiwa pem- berontakan Andi Azis es pada 5 April 1950 di Makassar, dan pemberontakan Republik Ma- luku Selatan (RMS) pada 26 April 1950 di Maluku. Faktor Keempat adalah kondisi pe- merintahan yang tidak stabil. Sejak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 sampai mun- culnya Mosi Integral yang diajukan Natsir pada 1950, paling tidak sebanyak 12 kali kabinet dibongkar pasang, termasuk di da- lamnya Kabinet Natsir. Melihat kondisi negara kesatuan yang ba- ru saja merdeka, porak-poranda akibat ge- jolak, baik internal maupun eksternal, mem- buat Natsir dan pemimpin bangsa lainnya, merasa prihatin. Kuatnya pengaruh Belanda yang 'dilegal- kan' melalui berbagai perjanjian, membuat kekuatan bangsa menjadi terbelah. Sebagian setuju dengan bentuk negara RIS, sedangkan sebagian lainnya tetap menginginkan negara kesatuan. Kondisi ini memaksa seorang Natsir dari Fraksi Masyumi harus bekerja keras, untuk melobi dan memberikan pencerahan kepada semua fraksi yang ada di parlemen RIS, ter- Revitalisasi Pengelolaan Wakaf selanjutnya didistribusikan untuk kepenting- an masyarakat kurang mampu. Ini sesuai karakteristik dana wakaf, yaitu menahan pokok untuk kemudian menyalurkan manfaatnya. Berdasarkan karakteristik ini pula, ope- rasionalisasi bank wakaf tersebut dapat dija- lankan. Dana wakaf akan disalurkan kepada masyarakat kurang mampu, yang memiliki komitmen untuk berwirausaha dalam ben- tuk modal kerja. Dalam hal ini, bukan lagi nazhir yang ber- usaha memproduktifkan dana wakaf, tetapi masyarakatlah yang menjadi motor pengge- rak produktivitas dana wakaf tersebut. Masyarakat dibina dan diberdayakan se- hingga memiliki kemampuan untuk mandiri secara ekonomi, melalui program pembia- yaan yang berasal dari bank wakaf tersebut. Institusi ini penting untuk memberdayakan ekonomi umat, khususnya UMKM. tu kaum kurang mampu memenuhi hajat hidup, mulai dari kesehatan hingga pendidik- an. Karena itu, wakaf menjadi salah satu ins- trumen yang dapat dioptimalkan untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. Sayangnya, wakaf pada masa kini belum memperlihatkan kontribusi besarnya dalam meningkatkan kesejahteraan sosial di Indo- nesia. Menurut data Badan Wakaf Indonesia, tanah wakaf di Indonesia memiliki luas lebih dari 4,3 miliar meter persegi. Meski demikian, faktanya tanah wakaf tersebut belum banyak yang dikelola secara produktif oleh masyarakat. Sebagian besar hanya dimanfaatkan untuk mendirikan ba- ngunan masjid, pemakaman, dan lain seba- gainya. Sebenarnya, nilai aset wakaf nasional dapat lebih tinggi lagi apabila wakaf tunai juga dapat terkumpul secara optimal, meng- ingat tidak ada batasan nilai donasi sebagai- mana yang berlaku pada wakaf benda tidak bergerak. Umat akan lebih mudah memberikan kontribusi mereka dalam wakaf, tanpa harus menunggu kapital dalam jumlah sangat besar sehingga tidak harus menunggu hingga me- reka menjadi 'tuan tanah' untuk menjadi wa- qif (pemberi wakaf). Namun, masyarakat Indonesia, yang di- kenal luas sebagai negara dengan jumlah po- pulasi Muslim terbesar di dunia, belum cukup familiar dengan wakaf tunai. Apabila wakaf tunai bisa lebih ditingkat- kan, nazhir (pengelola wakaf) memiliki flek- sibilitas yang lebih besar dalam meman- faatkan akaf secara lebih produktif, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat kala- ngan bawah. Bank wakaf Bank wakaf merupakan sebuah inovasi kelembagaan dalam pengelolaan dana wakaf di Indonesia, untuk memberdayakan masya- rakat agar memiliki dampak berkelanjutan. Selama ini kita mengetahui, pada umumnya dana wakaf untuk membeli aset produktif. Keuntungan kepemilikan aset produktif ini, berupa uang sewa, bagi hasil, dan lainnya, Wartawan Senior: Harun Husein, Nurul S Hamami, Selamat Ginting, Siwi Tri Puji Budiwiyati, Rakhmat Hadi Sucipto. Kepala Desain: Sarjono. Kepala Infografis: Muhamad Ali Imron. Kepala Penyunting Bahasa: Ririn Liechtiana. Kepala Digital: Desi Purwo Wijianto REPUBLIKA JUMAT, 3 FEBRUARI 2017 Alamat Redaksi: Jl. Warung Buncit Raya No. 37, Jakarta 12510 T.021.780 3747 (Hunting), 021.791 84744 (Iklan) F.021.780 0649, 798 3623 (Redaksi), 021.798 1169 (iklan), 021.791 98442 (Sirkulasi dan Berlangganan) Email Redaksi Republika: sekretariat@republika.co.id. Percetakan: PT Republika Media Mandiri Jl. Rawa Bali 2 No. 1 Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Alamat Perwakilan: Republika Jawa Barat: Jl. Mangga No. 47 Bandung 40114 T. 022.87243363-87243364, F. 022 8724 3365 Republika DIY-Jateng & Jatim:J. Perahu No. 4, Kota Baru, Yogyakarta T. 0274. 544.972, 566028, F. 0274.541.582 kait persoalan bangsa yang sangat mempri- hatinkan. Dalam menyelesaikan persoalan bangsa ini, Natsir berkesimpulan bahwa perlu ada- nya langkah secara menyeluruh atau integral dan terprogram dengan baik, dalam upaya menyelesaikan persoalan bangsa waktu itu. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers: SK Menpen No. 283/SK/MENPEN/SIUPP/A7/1992, Anggota Serikat Penerbit Surat Kabar. Anggota SPS No. 163/1993/11/A/2012 Natsir mengusulkan, perlunya integrasi antara RIS dan RI, tetapi usulan ini ditolak karena kepala-kepala negara bagian yang dibentuk Belanda keberatan bergabung dengan Republik Indonesia (Yogyakarta), karena statusnya adalah sama-sama negara bagian menurut Konstitusi RIS. Atas keberatan beberapa kepala negara ba- gian tersebut, tidak membuat Natsir berputus asa. Menurut Murjoko, dalam tesisnya, kemu- dian Natsir mengajukan gagasan agar semua negara bagian sama-sama mendirikan negara kesatuan melalui prosedur parlementer. Cara yang ditempuh, semua negara ba- gian sama-sama membentuk negara kesatu- an, dengan jalan semua negara bagian harus membubarkan diri terlebih dahulu. Untuk menjawab keragu-raguan, apakah setelah semua negara bagian membubarkan diri, Republik Indonesia masih tetap ada atau tidak ada maka Natsir dengan diplomatis me- ngatakan, tidak perlu khawatir membubar- kan negara-negara bagian tersebut. Hal ini karena kita tidak meragukan mutu dan kepribadian tokoh proklamator Republik Indonesia, yakni Sukarno dan Mohammad Hatta yang akan tetap menjadi pemimpin Ne- gara Kesatuan Republik Indonesia nantinya. Usul Natsir mendapatkan persetujuan dari fraksi-fraksi yang ada di Parlemen RIS. Sebagai bukti persetujuan, berbagai fraksi memberikan dukungan tanda tangan untuk diajukan dalam sidang Pleno DPR RIS pada 3 April 1950. Berbekal dukungan tersebut, Natsir mengajukan Mosi Integral tentang penyatuan kembali negara-negara bagian menjadi negara Republik Indonesia di Parlemen RIS. Dari pemaparan di atas, kita dapat meli- hat bahwa Mosi Integral yang diajukan Natsir merupakan proklamasi kemerdekaan kem- bali NKRI yang kedua. Ini sumbangsih yang tak ternilai harganya bagi bangsa ini. Maka itu, sudah sepantasnya para pemimpin bangsa, pihak kepolisian, dan kalangan militer tidak melupakan jasa para ulama yang telah berkorban, baik harta maupun jiwa untuk bangsa ini. Perlakukanlah umat Islam sebagai tuan rumah bagi bangsanya sendiri. Sangat salah jika umat Islam dituduh sebagai kelompok yang anti-NKRI. Sebaliknya, umat Islamlah yang mempertaruhkan segalanya bagi ke- langsungan NKRI. Tidak ada yang lebih mencintai negeri ini kecuali umat Islam, sejarah telah membuk- tikannya. ■ Kehadiran bank wakaf tidak hanya vital untuk mendorong gerakan wakaf nasional, tetapi juga berperan sebagai pintu masuk bagi dan dari negara lain yang ingin berwakaf untuk pembangunan nasional di Indonesia. Konsep bank wakaf semacam itu se- harusnya dapat diandalkan untuk mengatasi masalah utama penyebab kemiskinan, yakni sulitnya akses permodalan dan wirausaha di kalangan masyarakat bawah. Ide mendasar dalam konsep bank wakaf merupakan perpaduan solusi untuk dua ma- salah dalam satu kebijakan, yaitu melalui pem- berian permodalan dan pembinaan usaha. Upaya yang dilakukan pemerintah secara kelembagaan melalui inisiasi pembentukan bank wakaf, diharapkan mampu menjadi sa- rana dalam mengentaskan kemiskinan, serta mendorong minat masyakat berwakaf tunai. Di samping sebagai salah satu ajaran agama Islam yang memiliki dimensi spiritual, wakaf juga memiliki dimensi sosial yang ber- fokus pada kesejahteraan ekonomi masya- rakat. Staf Redaksi: Alwi Shahab, Syahruddin El-Fikri, Andi Nur Aminah, Andri Saubani, Agus Yulianto, EH Ismail, Dewi Mardiani, Endro Yuwanto, Fitriyan Zamzami, Indira Rezkisar, Irwan Kelana, Israr, Khoirul Azwar, Nashih Nashrullah, Endah Hapsari, Nidia Zuraya, Nina Chairani Ibrahim, Musiron, Ratna Puspita, Reiny Dwinanda, R Hiru Muhammad, Teguh Firmansyah, Wachidah Handasah, Yeyen Rostiyani, Yogi Ardhi Cahyadi, Edwin Dwi Putranto, Abdullah Sammy, Agus Raharjo, Ahmad Islamy Jamil, Amri Amrullah, Ani Nursalikah, A Syalaby Ichsan, Bilal Ramadhan, Bowo Pribadi, Citra Listya Rini, Darmawan, Desy Susilawati, Djoko Suceno, Dwi Murdaningsih, Dyah Ratna Meta Novia, Eko Widiy- atno, Erdy Nasrul, Erik Purnama Putra, Esthi Maharani, Fernan Rahad, Friska Yolandha, Ichsan Emrald Alamsyah, Indah Wulandart, Lilis Sri Handayani, Mohammad Akbar, Muhammad Fakhruddin, M Hafil, Neni Ridarineni, Nur Aini, Qommarria Rostanti, Rusdy Nurdiansyah, Satya Festiani, Setyanavidita Livikacansera, Yulianingsih, Tahta Aidilla, Agung Supriyanto, Wihdan Hidayat, Prayogi, Rakhmawaty Lalang, Yasin Habibi, Raisan Alfarisi, Bambang Noroyono, Gita Amanda Jatnikawati, Angga Indrawan, M Iqbal, Satria Kartika Yudha, Rizky Jaramaya, Gilang Akbar Prambad, Rr Laeny Sulistyawati, Nora Azizah, Lida Puspaningtyas, Dessy Suciati Saputri, Ratna Ajeng Tejomukti, Reja Irfa Widodo, Fuji Pratiwi, Halimatus Sa'diah, Mas Alamil Huda, Sadly Rahman, Agung Sasongko, Hazliansyah, Yudha Manggala Priana Putra, M Amin Madani, Fian Firatmaja, Karta Raharja Ucu, Puti Almas, Rahmat Fajar, Fauziah Mursid, Debbie Sutrisno, All Mansur, Melisa Riska Putri, Sonia Fitri, Umi Nur Fadhilah, M Fauzi Ridwan, Maspril Aries (Palembang) Ahmad Baraas, Mutia Ramadhani (Bali), Ahmad Fikri Noor, Eric Iskandarsyah, Kiki Sakinah, Lintar Satria Zulfikar, Eko Supriyadi, Issha Haruma, Marniati, M Nursyamsi, Sapto Andika Candra, Binti Sholikah, Christiyaningsih, lit Septyaningsih, Sri Handayani, Dadang Kumia, Rizma Riyandi, Adysha Citra R, Andrian Saputra, Aprilia Safitri Ramdhani, Dian Fath Risalah, Febrian, Fira Nursya'bani, Fuji Eka Permana, Hasanul Rizqa, Intan Pratiwi, Retno Wulandhari, Rossi Handayani, Umar Mukhtar, Wilda Fizriyani, Anggoro Pramudya, Santi Sopia, Wisnu Aji Prasetyo, Frederikus Dominggus Bata, Wahyu Suryana, Rizkyan Adhiyuda, Kamran Dikarma, Dian Erika Nugraheny, Zuli Istiqomah, Aji Nugroho, Dwina Agustin, Mabruroh, Noer Qomariah Kusumawardhani, Rahayu Subekti, Rizky Suryarandika, Shelbi Asrianti, Kabul Astuti, Idealisa Masyrafina, Crystal Liestia, Muhyidin. Dengan demikian, wakaf tidak hanya ber- manfaat secara moral, tetapi juga memberi- kan manfaat jangka panjang bagi perekono- mian nasional apabila dikelola secara pro- duktif dan profesional. Direktur Utama: Agoosh Yoosran Wakil Direktur Utama: Mira Rahardjo Djarot Direktur Operasional: Arys Hilman Nugraha Komisaris Utama: Erick Thohir Komisaris: R Harry Zulnardy Adrian Syarkawie Rudi Setia Laksmana Rosan P Roeslani Manajer Senior Keuangan, SDM, dan Umum: Ruwito Brotowidjojo GM Marketing dan Sales: Yulianingsih Yamin Manajer Legal Satyo Andhiko Manajer Iklan: Indra Wisnu Wardhana Manajer Produksi: Nurrokhim Manajer Sirkulasi: Haryadi B Susanto Harga Berlangganan: Rp 87.000 per bulan. Harga Eceran Pulau Jawa Rp 3.500 per eksemplar. Harga Eceran Luar Jawa: Rp 4.500 per eksemplar (tambah ongkos kirim). Rekening Bank: a.n PT Republika Media Mandiri Bank BSM, Cab. Warung Buncit, No. Rek. 003.011.3448 Bank Mandiri, Cab. Warung Buncit, No. Rek 127.000.424.0642 Bank Lippo, Cab. Warung Buncit, No. Rek. 727.30.028.988 Bank BCA, Cab. Graha Inti Fauzi, No. Rek. 375.305.6668 Bank BNI Syariah, Cab. Fatmawati, No. Rek. 021.159.324.0 REPUBLIKA JUMAT, 3 FEBRUARI 2017 Sekjen PB Kebijakan PUTI ALMAS LIDA PUSPANINGTYAS Guterres mendesak perintah eksekutif Trump soal imigrasi segera dicabut. NEW YORK-Sekretaris Jenderal PBB An- tonio Guterres mengatakan, kebijakan imigrasi yang ditetapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bukanlah cara terbaik untuk melindungi negara itu, Rabu (1/2). Ia menilai, aturan untuk melarang warga dan pengungsi dari tujuh negara mayoritas Muslim tersebut harus secepatnya dicabut sebelum menimbulkan ba- nyak masalah di kemudian hari. "Saya pikir, ini bukan cara terbaik melindungi AS maupun suatu negara terhadap kemungkinan ancaman terorisme. Jika kebijakan ini tidak se- pecatnya dihapus maka mungkin akan timbul pengaruh yang lebih besar," ujar Guterres. Ia menjelaskan, aturan itu dapat membuat keuntungan bagi sejumlah orang, termasuk orga- nisasi teroris itu sendiri. Guterres mengatakan, banyak cara yang akan dilakukan oleh kelompok kejahatan tersebut, salah satunya dengan merekrut anggota dari luar tujuh negara yang disebut dalam kebijakan imigrasi AS tersebut. "Jika sebuah organisasi teroris ingin mencoba untuk menyerang AS, mereka akan menggunakan orang-orang dengan paspor dari negara yang ti- dak rentan dengan konflik, seperti yang disebut- kan Trump," ujar Guterres. Sebaliknya, ia menilai, justru kelompok ke- jahatan itu mungkin memanfaatkan warga dari negara-negara yang maju atau bahkan telah me- netap di AS selama beberapa dekade. Karena itu, aturan imigrasi yang dibuat Trump akan sia-sia ●LIDA PUSPANINGTYAS MOSKOW-Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pre- siden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk memerangi terorisme bersa- ma. Kedua pemimpin yang cukup 'mesra' ini sama-sama memiliki ko- mitmen, kecuali dalam penyebutan teroris. Dilansir New York Times, Trump dan Putin punya perbedaan dalam menilai teroris. Selama kampanye, Trump tidak ragu mengasosiasikan Islam dengan terorisme. Ia juga mengkritik Presiden AS Barack Oba- ma yang menolak menyebut tero- Color Rendition Chart LIDA PUSPANINGTYAS WASHINGTON- Uni Ero- pa (UE), Rabu (1/2), menyesal- kan ekspansi permukiman Ya- hudi oleh Pemerintah Israel. Ri- buan unit perumahan yang baru disahkan otoritas Israel itu dike- cam karena membawa ketegang- an yang sangat mengkhawatir- kan. "Upaya perjanjian damai dan solusi dua negara berisiko tidak akan pernah terjadi," kata Ke- pala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini, di- lansir Aljazirah. Ia memperi- ngatkan kembali bahwa aktivitas itu melanggar hukum interna- sional alias ilegal. Mogherini mengatakan, upa- ya Israel terus melakukan eks- pansi membuat kekhawatiran global meningkat di segala level. Selasa lalu, Israel baru saja me- ngesahkan izin pembangunan 3.000 unit rumah baru di Tepi Barat. Sebelumnya, Israel melo- loskan 2.500 unit dan sekitar 800 di Yerusalem. Kementerian Pertahanan Is- rael beralasan, ekspansi permu- kiman demi memenuhi kebutu- han tempat tinggal. Kementerian ini bertugas mengatur penggu- naan tanah jajahan pascaperang 1967. Okupasi ini pun tidak per- nah diakui sebagian negara di dunia. Langkah agresif Israel ini di- duga karena pengaruh Presiden AS Donald Trump. Miliarder New York tersebut mengindika- sikan dukungan dari segala sisi. Sejak pengumuman ekspansi awal pun, Trump tidak pernah mengeluarkan pernyataan ke- caman. Perdana Menteri Israel Ben- jamin Netanyahu percaya diri AS berada di pihaknya. "Kami akan tetap membangun dan terus me- lakukannya," kata dia, pekan lalu, merujuk pada rencana eks- pansi permukiman. Netanyahu mengakui, kepre- sidenan Trump adalah kesempa- tan yang sangat signifikan. Sete- lah Israel mendapat tekanan cu- kup besar dari pemerintahan dan terc Teroris' Versi risme Islam Padahal, nya persamaa tidak pernah sebagai Isla mengecam p Islam terseb Tru dat Iran ma aka ma 120 Isla gra eks dir ker UE Sesalkan Per Permukiman Yah 4cm Via jad ter ung sur sas tral sali me min terl Tru Isla lem "Isl atau ran miti dika beke dan "Saya lebi butkan Islam risme," kata F ferensi pers p Saat itu, lompok Negar (ISIS). Ia leb 'yang menyel memisahkan agama Islam Presiden AS Barack Obama dalam masalah Iran ma permukiman. Pemerintahan Obama, lai masih mempertimban arah tren komunitas intern nal. Dunia internasional se ini menilai semua permuk Israel di tanah jajahan diba secara ilegal berdasarkan hu internasional. Deputi Direktur Amnest ternational untuk Timur Ten dan Afrika Utara, Magda Mughrabi, mengatakan, oto Israel memang percaya diri kepemimpinan Trump. "Sejak awal 2017 merek las-jelas menunjukkan renc akselerasi konstruksi permul an ilegal dan menyita lebih nyak wilayah Palestina," Mughrabi. Israel merasa ti ada yang perlu ditakutkan ka na AS melindungi. Sang ikon Dukungan yang dirasakan rael tidak hanya datang dari siden AS Donald Trump, tapi ga dari orang terdekat Trum Menantu Trump, Jared Kushr adalah ikon'. Bagi sebagian sar permukiman Israel di Bet Tepi Barat, Kushner hadir bagai pembela. Trump menempatkan Kus ner sebagai penasihat senior un san Timur Tengah. Keluarga san ini punya lembaga amal ya berdonasi senilai puluhan ri dolar AS untuk permukiman hudi di sana. Penempatan Kushner dini sebagai penyeimbang sentim- anti-Israel dari delapan tahu masa pemerintahan Obama. akan berdiri untuk kepentinga kami," kata Avi Lavi (46 tahun pemukim Bet El sejak 40 tahu lalu. Kedatangan Kushner sang disambut bahagia penduduk sana. Mereka menyebut Kushne akan berlaku lebih menyenang kan daripada Obama yang selal memprioritaskan Arab. Pemimpin kelompok siswa Is rael Bet El Yeshiva, Roi Margali- juga mengatakan Kushner ada lah Yahudi Ortodoks yang me
