Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Republika
Tipe: Koran
Tanggal: 2017-02-03
Halaman: 26

Konten


2 LAPORAN UTAMA >> JUMAT, 3 FEBRUARI 2017 6 JUMADIL AWAL 1438 H Petualangan Pencari Tuhan Reja Irfa Widodo Yani berharap, umat Islam bisa tetap solid dan menjaga satu sama lain N ajaran Islam. Salah satunya adalah ajaran Islam yang lekat dengan sisi ke- manusiaan. Warga Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), ini pindah dari agamanya yang lama dan akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat. Nur Halimah melihat Islam sebagai agama yang indah dan mengajarkan kebaikan. Persepsi negatif yang selama ini melekat di kalangan Muslim pun langsung luntur begitu Nur Halimah mengetahui Islam secara utuh. "Saya melihat Islam itu sebagai agama yang indah. Orangnya baik- baik, ramah-tamah, dan santun, tidak seperti yang dibicarakan orang-orang," kata Nur saat dihubungi Republika. ur Halimah Odjan (42 ta- hun) memiliki banyak alasan untuk memilih Sebenarnya, Nur sudah terta- rik untuk masuk Islam saat ma- sih remaja. Terlebih, pada saat beranjak dewasa, Nur sudah ber- gaul dengan kaum Muslim di sa- na. Namun, keinginan Nur itu akhirnya benar-benar terwujud pada 1995. Pada saat itu, Nur mengungkapkan keinginan terse- but. Kemudian Nur langsung mengucapkan kalimat syahadat dengan dipandu oleh dai lokal yang berada di Alor. Nur pun mengakui, saat ini di- rinya merasa lebih nyaman dalam beribadah, terutama dalam aspek pendekatan diri kepada Tuhan. Jika pada agama sebelumnya, Nur berdoa ke Tuhan melalui perantara orang lain yang dianggap suci, maka pada saat ini, Nur merasa lebih nyaman saat bisa langsung berdoa kepada Tuhan. "Islam itu bisa langsung kepada Allah, bedanya di situ. Saya merasa lebih nyaman seperti itu," ujarnya. Kendati telah mengucapkan syahadat pada 1995, Nur meng- akui baru benar-benar mendalami ajaran Islam pada 2011. Hal ini tidak terlepas dari pembinaan yang dilakukan Forum Mualaf (Fortuall) yang dipimpin oleh Ustaz Abdul Rahman. Pada saat itu, bekerja sama dengan dai lokal dan sejumlah ormas Islam, Ustaz Abdul Rahman menggelar acara Reja Irfa Widodo T ren pertumbuhan mualaf pun terus naik dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Mualaf Center Indonesia, pada 2016 setidaknya ada 2854 orang masuk Islam yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah mualaf tertinggi ada pada 2006. Pada 2007 hingga 2009 sempat melandai.Namun, pertumbuhan jumlah mualaf kembali naik pada 2010. "Kemudian, terus naik pada 2011, 2012, sampai sekarang naik terus ang- kanya. Paling tidak dalam lima tahun ke belakang sudah lebih dari 10 ribu orang masuk Islam. Kalau dihitung dari 2011, ya sudah lebih dari 10 ribu orang," kata Ketua Mualaf Center Indonesia Steven Indra saat dihubungi Republika. 曼 Lebih lanjut, Steven mengungkap- kan, jumlah terbanyak mualaf justru disumbang dari daerah-daerah. Di Jakarta, dia mencatat jumlah mualaf hanya mencapai 800-an orang. Semen- tara, di daerah sudah mencapai ribuan. Hal ini tidak terlepas syiar dan dakwah yang ditujukan ke daerah-daerah, se- perti daerah terpencil, pedalaman, ataupun daerah yang memiliki sejarah permurtadan. Steven pun memberi contoh, di salah satu daerah di Pulau Jawa, pihak- nya sempat melakukan dakwah yang sifatnya langsung (straight). Selain itu, MCI juga membantu masyarakat se- tempat untuk mendapatkan akses terhadap kebutuhan dasar, seperti pem- bangunan sumur air. Sumur-sumur itu pun dapat digunakan secara gratis. Padahal, sebelumnya, khusus untuk Muslim sempat membayar dua kali lipat dibandingkan penganut agama lainnya. Metode ini sama seperti saat kha- lifah Utsman bin Affan membeli sumur milik orang Yahudi. "Dulu, Muslimnya sekitar 10-12 persen di lokasi itu, se- karang sudah 95 persen Muslim. Sekarang juga tengah dibangun be- berapa masjid baru, karena jamaahnya di sana semakin banyak," kata Steven. Selain itu, dakwah ke pedalaman juga dilakukan di Kalimantan, tepatnya di Barabai, Kalimantan Selatan. cofix Brull pembinaan mualaf. Nur mengakui, memang se- jak 1995 hingga 2011, tidak ada pertemuan-pertemuan yang seca- ra khusus membina para mualaf. Akhirnya, mulai dari situ, Nur mendapatkan pemahaman yang le- bih mendalam tentang keislaman, mulai dari menjaga shalat lima waktu hingga mampu secara per- lahan membaca Alquran. Saat ini, Nur pun terus mengikuti program 'Pembinaan Mualaf dari Fortuall, termasuk mengikuti halaqah- halaqah belajar Alquran. Pada awal masuk Islam, Nur masih sebatas mengikuti gerakan yang dilakukan oleh kaum Mus- lim ketika shalat. Nur mengaku tidak mengalami banyak kesu- litan. Namun, untuk bacaan sha- lat, Nur terkadang hanya meng- ikuti perkataan teman-temannya. Memang, satu-satunya kendala yang dihadapinya waktu itu ada- Berdakwah untuk Mualaf Bahkan, di pedalaman Kalimantan tersebut, MCI dan yayasan-yayasan lokal setempat menyiapkan sarana bagi ustaz atau dai yang berdakwah ke suku-suku yang berada di wilayah pedalaman. Akhirnya, sekitar 800 orang di desa tersebut menjadi mualaf. Program dakwah di daerah-daerah pedalaman itu pun sudah dilakukan sejak awal 2015 silam. Terkait pembinaan terhadap para mualaf, Steven mengungkapkan, ada relawan-relawan yang membantu untuk mengajari para mualaf tersebut. Relawan tersebut rata-rata mahasiswa MCI memang memiliki tim yang turun ke lapangan dan melakukan straight dakwah. Muslim yang melakukan praktik kerja lapangan (PKL) di daerah-daerah ter- sebut. Di beberapa tempat, bahkan ada pula pegawai-pegawai perkebunan ataupun pegawai negeri sipil yang menjadi relawan. lah mengenal dan cara membaca huruf Arab, termasuk saat mem- baca Alquran. "Mereka merasa itu menjadi ladang pahala. Kan sederhana, bisa ngajarin orang, ngajarin shalat, ngajarin baca iqra, dan hal-hal simple yang setiap Muslim bisa ngajarin. Tapi, Muslim yang benar ya, yang bisa baca Alquran dan shalat yang benar," kata Steven. Dalam melakukan syiar keislaman, MCI memang memiliki tim yang tu- run ke lapangan dan melakukan straight dakwah. Namun, memang ada tantangan tersendiri dalam mela- kukan dakwah langsung tersebut, yaitu disesuaikan dengan sasaran dari dakwah itu. Tidak hanya itu, Ste- ven menuturkan, ada pula tim yang melakukan pembinaan. Tim ini akan menuntun para mualaf untuk bisa belajar Islam secara lebih mendalam, mem- "Tapi Alhamdulillah, sekarang sud belajar dan sudah baca Alquran, walaupun belum betul-betul bagus bacaannya. Tapi terus belajar," ujarnya. Nur pun memiliki harapan ter- hadap sesama Muslim, terutama untuk kaum wanita dan ibu di sekitar tempat tinggalnya. Nur berharap, ibu-ibu mau dan lebih sering untuk pergi mengaji dan mempelajari ayat-ayat suci Al- quran. "Karena di sini, ibu-ibu kurang atau belum begitu kasih perhatian kepada bahasa Arab, belum bisa membaca Alquran dengan baik," tuturnya. Lain halnya dengan Yani (27 tahun). Karyawati di salah satu perusahaan swasta di Jakarta itu mengaku tertarik masuk Islam lantaran rasa ingin tahu seperti bagaimana shalat, bagaimana membaca Alquran, dan ibadah lainnya. Program pembinaan mualaf juga dilakukan oleh Lembaga Muqtadin Al Azhar. Lembaga yang saat ini namanya diubah menjadi Pemberdayaan Masya- rakat dan Kesejahteraan Al Azhar (PMKUA) itu memang fokus pada pembinaan mualaf. Pembinaan ini pun tidak hanya dilakukan pascamualaf mengucapkan dua kalimat syahadat, tapi juga terhadap orang-orang yang tertarik untuk memeluk Islam. Secara umum, Lembaga Muqtadin Al Azhar dapat memfasilitasi orang-orang yang tertarik dan mengenal Islam. Sistem pembinaan ini pun biasa- nya dilakukan dengan cara mentoring. Untuk mualaf, pembinaan ini dila- kukan hingga mereka bisa hafal beberapa surat pendek, mengerti tata cara ibadah, dan bisa menjaga shalat lima waktu. Sementara, untuk Rakhmawaty La'lang/Republika tentang Islam. Beberapa kali, Yani mengaku kerap berdebat dengan pacarnya, yang memang Muslim, terkait masalah-masalah agama. Ketertarikan Yani terhadap ini pun dimulai sejak 2010. Salah satu hal yang menarik perhatian Yani adalah praktik po- ligami yang dilakukan Rasulullah SAW. Pada saat itu, dia hanya ta- hu soal Islam yang melegalkan poligami, dekat dengan teroris dan radikalisme. Begitu mendapat penjelasan, Yani akhirnya menge- tahui alasan atau maksud dan tujuan Rasulullah SAW memperistri seorang perempuan, termasuk saat memperistri seorang janda. Selain itu, Yani mengaku ter- tarik dengan kewajiban menge- nakan hijab bagi Muslimah. Yani pun sempat menanyakan hal ini kepada sang pacar. "Waktu itu saya mendapatkan penjelasan dan analogi lewat sebungkus permen. pramualaf, Lembaga Muqtadin juga akan memberikan pendampingan. "Sistemnya mentoring, paling satu kelas ada enam orang. Ataupun kalau satu yang datang tetap kita layani. Paling lama empat bulan, paling cepat empat minggu. Setelah empat pekan, mereka sudah bisa ikrar syahadat. Jadi, fungsinya Muqtadin atau PMKUA ini sebagai pendamping," ujar salah satu pembina mualaf dari Masjid Al Azhar, Fahmi Yusuf, kepada Republika. Program ini, kata Fahmi, sudah berjalan sejak 2008 silam. Sebenarnya, program sejenis sudah dijalankan sejak lama, tepatnya lewat pengajian atau majelis taklim Muqtadin Al Azhar, yang sempat dijalankan oleh Ustazah Irena Handono. Program ini pun masih jalan hingga saat ini. Tidak hanya itu, dalam menjalankan program ini, tidak jarang para mentor bertemu dengan mualaf di luar Masjid REPUBLIKA JUMAT Pacar saya bilang, 'Kamu mau makan permen yang udah kebuka atau yang masih ketutup?' Terus saya jawab, 'Yang masih tertutup dong,' Akhirnya sama kayak Islam yang mewajibkan perempuan menggunakan hijab. Habis dari situ, saya bilang, 'O iya benar juga," kata Yani ketika dihubungi Republika. Setelah melalui berbagai dis- kusi, akhirnya Yani memutuskan mengucapkan kalimat syahadat pada 2013 silam. Proses ini pun terbilang cukup cepat. Yani da tang ke Masjid Sunda Kelapa dan mengutarakan niatnya untuk masuk Islam. Tidak lama kemudian, Yani difasilitasi untuk masuk Islam dan dipandu untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Yani mengungkapkan, saat ini dia merasa lebih nyaman dalam beribadah. Jika pada agama sebe- lumnya, Yani mengaku merasa cu- kup malas pergi beribadah, walau hanya dilakukan seminggu sekali. Tapi saat memeluk Islam dengan kewajiban beribadah lima kali dalam sehari, Yani justru merasa bersemangat. "Dan itu malah bikin tambah rindu, tambah kangen. Gimana sih, rasanya kayak kalau mau ketemu sama orang yang disenangi atau dicintai," katanya. Dalam berperilaku, Yani juga menuturkan bisa lebih menjaga lisannya. Pun dengan sikap untuk menghormati orang lain dan orang tua. Yani merasa, saat ini dirinya menjadi pribadi yang jauh lebih baik ketimbang yang dulu. Dalam mempelajari Islam, Yani mengaku mendapatkan banyak bantuan dari teman-temannya, rekan sekerja, dan teman dekat- nya. Tidak hanya itu, Yani juga banyak belajar dari buku-buku agama Islam. Namun, Yani meng- akui, dirinya memang masih belum lancar dan masih terbata- bata dalam membaca Alquran. Untuk mendalami ilmu-ilmu agama, Yani mengungkapkan, saat ini dia mengikuti sejumlah program dari Mualaf Center Indonesia (MCI). Terutama soal kajian-kaji- an mengenai sunah. Padahal, sebe- lumnya Yani mengaku tidak meng- ikuti forum atau komunitas mualaf tertentu. "Ternyata enak kok dan saya nyaman aja," ujar Yani. Yani pun berharap, umat Islam saat ini tidak mudah terprovokasi oleh kabar-kabar yang kerap menyinggung umat Islam. Selain itu, Yani berharap, umat Islam bisa tetap solid dan menjaga satu sama lain. "Saling menjaga saja satu sama lain. Solidaritas dari umat Islam untuk terus dijaga," tutur dia.ed: a syalaby ichsan Dok Pri Al Azhar. Hal ini agar para mualaf tersebut merasa lebih nyaman dan tidak sungkan. Hubungan para mualaf dengan mentor pun terkadang terjalin dengan sangat baik dan terus dipantau. "Kadang sampai ada yang menikah dan minta ditemenin untuk dilamarin, dan meminta mengisi khutbah nikah mereka," kata dia. Fahmi pun menambahkan, sebe- narnya yang terpenting dalam pembinaan mualaf adalah dapat mem- berikan kedalaman serta kualitas terkait pemahaman mereka terhadap Islam. Hal terpenting, kata Fahmi, adalah menunjukkan jalan kepada mereka untuk bisa mendalami ajaran- ajaran Islam. "Yang terpenting adalah kedalaman pemahaman dia terhadap ketuhanan. Sebenarnya dakwah itu interaksi, paling tidak mereka mau interaksi dan nyaman dengan Islam," ujar Fahmi.ed: a syalaby ichsan REPUBLIKA dialog JUMAT LAPORAN UTAMA » 'Tem Bern Lactaliyada Kamran Dikarma Dana zakat sudah se dialokasikan untuk para Color Rendition Chart hari. sedekah di Indonesia. Hal in wujudkan dengan mendirikan sat mualaf guna dimanfaatka sarana belajar. Dengan demik mualaf diharapkan mampu m nilai dan syariat Islam, kemud praktikkannya dalam kehidupa Rumah Zakat adalah salah baga amil zakat yang memiliki khusus untuk mualaf. Menu. Rumah Zakat Nur Efendi, khusus mualaf ini telah dirintis s lalu. Ketika itu, Rumah Zakat me Mualaf Center Rumah Zakat yang lokasinya berada di Yogyal Palu, Sulawesi Tengah. Menurut Nur, didirikann RZ memang dimaksudkan untu hadirkan sarana belajar ba mualaf. Ia menilai, dana zakat lah dihimpun Rumah Zakat, sud tutnya dialokasikan sebagiar kepentingan mualaf. "Kalau kita pada (surah) at-Taubah tentang c (zakat), itu kan salah satunya ad dari mualaf," ujarnya kepada Re Senin (30/1). embina dan mual bing menjadi sa program yar oleh sejumla Merujuk pada dalil itu, Nu rangkan, Rumah Zakat berupaya sihkan dana zakat yang dihin Selami Lebih Da Jadikan Panutan di Kehi. SAMARAT RASULULLA Mengenal kisah dan perjuangan para sahab. mengingatkan kita bagaimana berkepribadian ajaran Rasulullah SAW. SAHABAT RASULULLAH Kode buku: 8082040060 Harga: Rp 85.000 4cm ENSIKLOPEDIA SAHABAT RASULULLAH SAW emir