Tipe: Koran
Tanggal: 2017-02-03
Halaman: 36
Konten
12 JUMAT, 3 FEBRUARI 2017 6 JUMADIL AWAL 1438 H USWAH >> Dia mengaku pernah menangani pasien remaja yang terpaksa harus kehilangan nyawanya akibat mengandung dalam usia yang belum ideal dan di luar pernikahan. NI NYOMAN INDIRAWATI KUSUMA Peduli Kesehatan Perempuan ebagai S seorang dokter, Ni Nyoman Indirawati Kusu- ma memiliki per- hatian khusus terhadap bidang kesehatan, terutama terhadap kesehatan kaum perempuan dan anak-anak. Tingginya angka kematian ibu akibat melahirkan di Indonesia menjadi keprihatin- an perempuan yang akrab disa- pa Indirawati itu. Pada Juni 2015 lalu, Indira- wati menginisiasi berdirinya Komunitas Perempuan untuk Indonesia Sehat (KPIS). Mela- lui komunitas ini, ia ingin mem- berikan edukasi pada masyarakat, khususnya kalangan remaja, tentang rawan dan bahayanya hamil dalam usia muda. Terle- bih, bila kehamilan tersebut terjadi di luar pernikahan. Dia menjelaskan, faktor-faktor itu yang menyebabkan peningkatan jumlah kematian ibu melahirkan di Indonesia. Indirawati terdorong un- tuk menjadi bagian dari so- lusi masalah tersebut. Terle- bih, Indonesia tidak dapat memenuhi target kematian ibu akibat melahirkan yang telah dicanangkan badan kesehatan dunia atau WHO pada 2015. Padahal, angka kematian ibu akibat melahirkan di Indonesia sempat menurun pada 2013 dan 2014. "Tapi, ternyata tahun 2015 angka itu (angka kematian ibu akibat melahirkan) naik lagi," ungkap Indirawati kepada Re- publika, Ahad (29/1). Menurut dia, angka kematian ibu meningkat karena beberapa hal. Dari akses kesehatan yang kurang memadai, minimnya pengetahuan tentang kesehatan kandungan, dan lainnya. "Ma- lah, sampai saat ini ada yang memanfaatkan dukun untuk masalah kehamilan. Ini masih Mereka harus memandang dirinya berharga dan bermartabat sehingga tidak boleh semba- rangan orang menyentuhnya. cukup banyak terjadi di daerah- daerah di Indonesia," tutur dia. Faktor lain yang menye- babkan meningkatnya angka kematian ibu akibat melahirkan. adalah degradasi moral. Menurut dia, tak sedikit kalangan remaja di Indonesia yang mengalami kehamilan di luar pernikahan. Hamil pada usia yang belum ideal, kata dia, sangat rawan bagi seorang perempuan. "Karena kalau terlalu muda (hamil), po- tensi si perempuan untuk me- ninggal cukup besar. Ditambah lagi kehamilannya yang di luar pernikahan, yang pasti tidak diinginkan. Hal itu akhirnya juga menekan sisi mental atau psikis dari si perempuan itu sendiri," kata dia menerangkan. Bertolak dari kekhawatiran tersebut, Indirawati tergerak un- tuk membuat sebuah gerakan atau komunitas yang fokus terhadap hal ini, yakni kesehatan perempuan dan pergaulan remaja. Dan, pada pertengahan 2015, Indirawati mendirikan KPIS dengan dibantu beberapa teman-teman kampusnya serta rekan-rekannya di Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). "Misi dari komunitas ini adalah gerakan perempuan untuk mewujudkan Indonesia sehat," ujarnya. Sebelum membuat program kerja, Indirawati dan beberapa anggota KPIS lainnya terlebih dulu melakukan kunjungan ke- pada tokoh atau pihak yang me- miliki perhatian serupa dengan KPIS. Mereka sempat meminta masukan dari anggota DPR RI, seperti Ledia Hanifa dan Eva Sundari. Tak kurang, mereka pun sowan ke beberapa tokoh KPAI. Dengan demikian, pengetahuan teraktual, khususnya tentang isu dan gerakan kesehatan perem- puan yang tengah dirintisnya. Indirawati mengaku menda- patkan beberapa masukan dan saran setelah melakukan per- temuan dengan pihak dan tokoh- tokoh tadi. Salah satunya adalah pentingnya untuk menangani degradasi moral yang terjadi di kalangan remaja. "Salah sa- tu penyebab degradasi moral ini adalah karena semakin mudah- nya akses terhadap konten porno- grafi. Hal ini menyebabkan remaja cukup rentan untuk melakukan perbuatan zina," ucapnya menjelaskan. Oleh sebab itu, salah satu program yang dilakukan KPSI sejak 2015 hingga saat ini adalah membentuk sekolah-sekolah bi- naan. Khususnya sekolah di tingkat SMA, di beberapa pro- vinsi di Indonesia, seperti di Bengkulu, Pontianak, dan Ban- dung. Indirawati menilai, salah satu yang paling rentan terhadap perbuatan zina atau melakukan seks bebas adalah kalangan remaja di tingkat SMA. 212 Untuk program sekolah bi- naan ini, Indirawati telah me- nyusun kurikulum khusus. Se- cara umum, kurikulum itu membimbing remaja agar tak terjerembap dalam pergaulan negatif. "Bahwa mereka harus Komunitas Muslimah Bogor Dirikan Toko Mujahidah KOPERASI SYARIAH 22 SYARIAH 212 17 memandang dirinya berharga dan bermartabat sehingga tidak boleh sembarangan orang menyentuh dirinya. Selanjutnya, kita berikan juga hal-hal yang bersifat pengetahuan," tuturnya. Ketika mendatangi sekolah- sekolah binaan KPIS di beberapa daerah di Indonesia, Indirawati juga selalu mengisahkan pe- ngalamannya sebagai dokter umum. Dia mengaku pernah menangani pasien remaja yang terpaksa harus kehilangan nya- wanya akibat mengandung dalam usia yang belum ideal dan di luar pernikahan. "Saya ceritakan bahwa saya pernah mendapatkan pasien usia 14 tahun, hamil di luar nikah, kemudian ketika melahirkan, karena dia enggak kuat, akhirnya ibu dan bayinya meninggal," ucapnya. Kasus lainnya, Indirawati pernah mendapatkan seorang pasien perempuan berusia re- maja dan mengidap penyakit in- feksi menular seksual. Ternyata penyakit tersebut ditularkan oleh pacarnya, yang notabene pernah melakukan seks bebas. Dari kisah-kisah tersebut, dia pun memasukkan nilai-nilai sekaligus mengimbau siswi-siswi di sekolah binaan tersebut agar tak memiliki nasib serupa dengan pasiennya. "Karena remaja kan biasanya memang tidak mau Raisan Al Farisi/Republika Biodata Nama TTL Jenis Kelamin Alamat Domisili Agama Status Pekerjaan : Dokter Kewarganegaraan: Indonesia Hobi Motto M uslimah Kota Bogor, Jawa Barat yang tergabung dalam sejumlah majelis taklim mendirikan Toko Mujahidah yang menjual produk pangan dengan harga terjangkau, terjamin kehalalan produk ataupun sistem jual belinya. "Toko Mujahidah mulai beroperasi awal Februari 2017, berlokasi di Sektor IV Yasmin, JL Abdullah Bin Nuh," kata Wiwik Sugiarji, Manajer Umum Unit Usaha Toko Mujahidah, Senin (30/1). Wiwik menjelaskan, Toko Mujahidah meru- pakan unit usaha dari Koperasi Syariah 212 yang didirikan oleh alumni Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, dengan modal berasal dari swadaya anggota melalui wakaf. Anggota mewakafkan sebagian hartanya sesuai kemampuannya, mulai modal Rp 3 juta. Dana terkumpul dari anggota untuk mendirikan toko senilai Rp 300 juta. "Toko Mujahidah didirikan untuk memenuhi kebutuhan dasar umat. Keberadaannya meng- hidupkan toko-toko kecil dan petani dengan menjual hasil panennya langsung tanpa melalui pihak ketiga," kata dia. Untuk tahap awal, Toko Mujahidah akan menjual berbagai kebutuhan pangan dari beras organik dijual seharga Rp15 ribu per kg. sabun cuci piring, diterjen, pengepel lantai, roti tawar, roti gandum, dan masih banyak lainnya. Contohnya, beras organik diambil dari petani yang ada di wilayah Bogor, proses bercocok tanam hingga panen terus dipantau sehingga terjamin organiknya. Demikian pula produk sabun yang diambil dari pengrajin rumahan sabun dan masih banyak produk lainnya. "Toko Mujahidah menjual produk yang diambil langsung dari petaninya, kami gunakan sistem : Ni Nyoman Indirawati : Jakarta, 31 Oktober 1990 dialog JUMAT : Perempuan : Bekasi Timur, Bekasi, Jawa Barat : Islam : Belum menikah REPUBLIKA dicekokin ya. Jadi, saya pakai cerita-cerita dari pengalaman untuk mendorong mereka agar tidak terjebak dalam pergaulan negatif," katanya menjelaskan. Di sekolah-sekolah binaan tersebut, KPIS juga melakukan pemilihan duta pergaulan se- hat. Duta tersebut nantinya akan menjadi representasi KPIS di sekolah. Kampanye yang disuarakan KPIS terkait kesehatan perempuan dapat tetap berkelanjutan di sana. Indirawati mengaku selama ini sekolah-sekolah SMP atau SMA yang didatanginya untuk dijadikan sekolah binaan tak : Membaca, Menulis, Diskusi, Naik Gunung : Khairunnas 'anfauhumlinnas Dok Pri pernah menolak kehadiran KPIS. Ia menilai hal itu terjadi karena pihak sekolah menyadari bahwa mereka belum memberikan materi atau pendidikan tentang kesehatan perempuan. Kendati KPIS baru berdiri sekitar dua tahun dan kegiatan atau programnya belum menuai hasil optimal, Indirawati me- miliki harapan besar terhadap komunitas dan gerakan yang dirintisnya ini. "Harapannya tentu bisa memberikan per- ubahan yang lebih baik untuk Indonesia, khususnya dalam bidang kesehatan perempuan," ujarnya.ed: a syalaby ichsan 'direct'. Kami juga mempersilakan pelaku usaha kecil untuk mendistribusikan barang produksinya," ujarnya. Dia menjelaskan, Toko Mujahidah juga tidak akan mematikan toko-toko kecil yang dimiliki masyarakat apabila jumlahnya semakin ber- kembang dan meluas. Toko ini pun siap untuk menampung barang-barang dari toko kecil untuk dipasarkan lebih luas di Toko Mujahidah. Menurut dia, kemunculan Toko Mujahidah berawal dari melihat pengalaman di lapangan, terutama saat aksi Bela Islam 411 dan 212. Dengan hadirnya Toko Mujahidah, kejadian se- perti Sari Roti dan yang lain tidak akan terjadi lagi. "Toko Mujahidah menerapkan azas dari kita, oleh kita dan untuk semua. Toko ini tidak hanya untuk umat Muslim saja, tapi semua lapisan masyarakat," ujarnya. la mengatakan, seluruh anggota telah sepa- kat dan mendukung pendirian Toko Mujahidah, serta mengikhlaskan keuntungan selama satu tahun akan diwakafkan untuk keperluan dakwah para ulama. "Telah disepakati, keuntungan se- lama satu tahun ini akan diwakafkan untuk keperluan dakwah," kata dia. Wiwik optimistis, keberadaan Toko Mujahidah akan membuka peluang usaha yang lebih luas bagi masyarakat termasuk para anggotanya. Muslimah Muja- hidah Bogor beranggotakan 180 orang, jika setiap anggota berbelanja di toko, dalam se- tahun akan didapatkan keuntungan sampai Rp 600 juta. "Harapan kami, melalui Toko Muja- hidah ini, ke depan unit usaha umat Islam akan semakin luas, memperkuat perekonomian, dan membangun jaringan usaha yang berbasis Islami," kata dia. antara ed: a syalaby ichsan 4cm Color Rendition Chart
