Tipe: Koran
Tanggal: 2017-02-03
Halaman: 24
Konten
Gen:I ● ● ILUNI UI Penghis, yram Pelanlar's Ballk ● Panutilah seorang perempuan, panutilah sebuah canting. Karena, keduanya menorehkan cinta, mengukir keselarasan, menuangkan kebebasan. SHELBI ASRIANTI ekelumit kata apik tersebut merupakan bagian dari puisi berjudul "Perempuan dan Canting". Seorang perempuan berjarik pan- jang mendeklamasikannya syahdu, mem- buat audiens termangu. Pembacaan puisi itu menjadi salah satu rangkaian pada acara "Perempuan dan Can- ting: Torehan Nilai Luhur Bangsa" beberapa waktu lalu. Kegiatan tersebut diselenggara- kan oleh Ikatan Alumni Universitas Indo- nesia (ILUNI UI) di Gedung "Stovia" Fa- kultas Kedokteran UI Salemba, Jakarta. Ketua Umum ILUNI UI Arief Budhy Hardono menjelaskan, helatan perdana itu merupakan awal rangkaian apresiasi budaya yang akan dipersembahkan mulai 2017 hingga tahun-tahun berikutnya. Disampai- kan Arief, ILUNI UI berkomitmen untuk melanggengkan persembahan seni dan apresiasi budaya terhadap kayanya nilai luhur bangsa Indonesia. Tema "Perempuan dan Canting", kata dia, dipilih dengan pertimbangan amat fi- losofis. Sosok perempuan adalah 'ibu' yang melahirkan bangsa, sementara canting ada- lah representasi penoreh warna pada sehelai batik, sebuah karya seni sempurna. Lewat acara tersebut, Arief mengatakan, ILUNI UI hendak menggagas acara budaya yang bicara tentang seni budaya secara holistik dan fundamental. Ia mengemuka- kan komitmen ILUNI UI menjadikan bu- daya sebagai titik tolak dalam membangun bangsa. "Ini saatnya budaya menjadi panglima, budaya dapat dimanfaatkan sebagai modal utama membangun manusia Indonesia yang berdaya saing dan unggul di panggung global," ujarnya. Apa yang disampaikan Arief tak hanya tertuang dalam kata-kata. Sepanjang acara yang berlangsung pada petang hari itu, satu per satu insan seni budaya dalam berbagai spektrum, unjuk kebolehan di atas pang- gung menampilkan kualitas dan kreasi me- reka. Selain Indy Hardono yang menggubah dan mendeklamasikan puisi indah "Perem- puan dan Canting", sosok-sosok lain tak ka- lah memukau. Sebut saja soprano Indonesia Aning Katamsi, penyanyi Karis Alika Isla- madina, grup musik Hamba Allah, duo mu- sikalisasi puisi Ari Reda, dan desainer Lulu Lutfi Labibi. Turut hadir dalam acara Menteri Koor- dinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Puan Maharani dan Rektor Universitas Indonesia Muhammad Anis. WILDA FIZRIYANI D menggelar nonton bareng. Setelah sukses menggelar nobar charity film Battle of O O Surabaya di 2015, AAR kembali 0 mengadakannya pada film Iqro Petualangan ● epartemen Adik Asuh Remaja Islam Sunda Kelapa (AAR) kembali Meraih Bintang. Berdasarkan rilis yang diterima Republika sebanyak 250 anak yatim dan dhuafa binaan AAR mengikuti nobar charity ini. Tak hanya AAR, nobar ini juga dihadiri mereka yang berasal dari Rumah Zakat (RZ), Wisata Panti, Rumah Lebah, dan Majelis Taklim Telkomsel (MTT). Acara yang didukung penuh oleh Wardah Cosmetics, Kebab Turki Baba Raffi, IFC, dan MTT ini dilaksanakan di XXI ● Epicentrum, Kuningan, Jakarta, pekan lalu. ● Ketua Bidang AAR Bona Fauzan Nur ● mengatakan, ajang ini merupakan bagian dari ● syiar AAR untuk mengajak masyarakat 0 ● menonton film anak-anak yang mendidik ● secara islami. "Sekaligus berdonasi untuk ● beasiswa pendidikan adik-adik binaan Remaja ● Islam Sunda Kelapa juga," kata Bona. Selain 0 memberikan beasiswa pendidikan, AAR juga ● ● memberikan pembinaan rohani dan soft skill 0 0 bagi siswa binaannya. Dengan adanya acara ini, Bona berharap, dapat menjadi alternatif tontonan yang · 0 menarik dan mendidik bagi anak-anak. Apalagi, film ini bermuatan religi yang Keduanya menyerahkan penghargaan ke- pada sosok pelestari budaya, yakni Nani Lestari dan Rusydi Bawazir yang berkiprah memajukan aspek seni budaya di tempat asal masing-masing. Nani Lestari, perempuan 29 tahun yang lahir di Bantul, Yogyakarta, mendorong pelestarian Batik Giriloyo di daerahnya. Melalui pendampingan salah satu LSM pada 2007, ia memfasilitasi pelatihan pe- warnaan, desain, organisasi, dan pemasaran batik bagi masyarakat setempat, termasuk generasi muda di sana. Tak hanya menghidupkan industri ba- tik, ia pun menumbuhkan pola pikir ber- wirausaha serta sukses memberdayakan warga. Kini, Giriloyo dicanangkan sebagai desa wisata batik yang menjadi destinasi bagi para pecinta batik yang ingin me- nyelami secara utuh kehidupan membatik. Selaras dengan Nani, Rusydi Bawazir pun punya inovasi sendiri dalam meles- tarikan budaya. Pria 45 tahun asal Pame- kasan, Madura, itu mendirikan Nargis Batik pada 2009 lantas menggagas pendidikan dan pembimbingan di tiga desa di dae- rahnya. Apresiasi Budaya untuk Perempuan dan Canting Ia mengaku, tertantang mengangkat batik Pamekasan yang sebelumnya diang- gap kurang mengemuka. Caranya, Rusydi mengajarkan teknik batik mumpuni kepada perajin batik setempat sehingga mengha- silkan desain yang lebih detail serta warna yang lebih lembut. Ragam batik artistik Tak hanya terpusat pada penganu- gerahan di panggung, acara "Perempuan dan Canting" juga memamerkan sejumlah karya batik dari seluruh Indonesia. Pengun- jung dapat menyimak ragam kain panjang bercorak tersebut, dilengkapi keterangan mengenai ciri khas kedaerahannya. Pada panggung, wujud kreasi canting yang mengemuka ialah koleksi dari perancang busana Lulu Lutfi Labibi. Pria yang menamatkan studi di Institut Seni In- donesia (ISI) Yogyakarta pada 2006 itu menampilkan 21 look yang dikenakan para SHELBI ASRIANTI/REPUBLIKA model. Menariknya, para peraga yang meleng- gang di panggung diiringi lantunan lang- sung musikalisasi puisi Ari-Reda. Suara vo- kal dan gitar pasangan Ari-Reda menghidupkan gerak-gerik para model yang mengenakan ragam busana batik artistik. Sebagai ciri khasnya, hampir sebagian koleksi Lulu menggunakan bahan lurik yang dimodifikasi dalam berbagai siluet cantik. Ia cukup 'pelit' warna karena mayoritas koleksinya didominasi hitam-putih serta sedikit nuansa merah dan hijau 'keraton'. Apa yang ingin ditampilkan Lulu ialah kombinasi antara modernitas dan kelo- kalan. Wastra nusantara yang bisa dika- tegorikan sebagai kain lokal disandang indah oleh para perempuan modern yang berwawasan global. sekaligus dapat menggerakkan masyarakat untuk berdonasi ke AAR guna membantu program beasiswa AAR ke depannya. Pada kegiatan itu, tak hanya anak yatim ataupun dhuafa yang hadir. Menurut Bona, acara tersebut turut dihadiri para pelaku film Iqro seperti Cok Simbara, Raihan Khan, Aisha Nurra Datau dan Imam Khoirul Basri. Bahkan, eksekutif produser Rosa Rai, sutradara Iqbal Alfajri, dan Produser Budiyati Abi Yoga menyempatkan diri untuk datang. Film Iqro: Petualangan Meraih Bintang adalah film layar lebar produksi Salman Film Namun, pria yang karyanya banyak di- ilhami perancang busana Jepang dan Eropa, seperti Yohji Yamamoto, Rey Kawakabo, dan Dries van Noten itu tak mau kehilangan sentuhan kesederhanaan. Dalam setiap pe- ragaan busana, ia kerap menunjukkan sisi Remaja Masjid Sunda Kelapa Gelar Nobar Iqro Academy. Akademi tersebut berada di bawah naungan Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB). REPUBLIKA JUMAT, 3 FEBRUARI 2017 Film tersebut berkisah tentang gadis cilik Aqila (Aisha Nurra Datau) yang sangat menggemari astronomi. Suatu hari nanti ia ingin naik roket, menjelajah antariksa dan melihat keindahan ruang angkasa. Ketika belajar di sekolah, ia terusik karena teman sekelasnya menyebut Pluto sebagai planet di Galaksi Bimasakti. Padahal, dari informasi terkini yang ia tahu, Pluto sudah tidak diklasifikasikan sebagai planet. FOTO-FOTO: SHELBI ASRIANTI/REPUBLIKA polos tersebut dengan tak ragu menam- pilkan kecantikan alami para modelnya tan- pa make up. "Karya ini saya persembahkan untuk perempuan Indonesia yang berkarakter asertif, cerdas, beretika, berwawasan luas, tapi menjunjung tinggi nilai-r i budaya," ujar Lulu yang juga akan mengusung koleksi tersebut pada pameran "Spring/Summer" April 2017 mendatang. ed: ichsan emrald alamsyah UI ingin menjadikan budaya sebagai titik tolak dalam membangun bangsa. .... Gadis kecil yang bersekolah di Jakarta itu pun berinisiatif membuktikan apa yang ia yakini dengan liburan ke rumah kakek neneknya di Lembang, Bandung. Kebetulan, Opa Aqila, yakni Profesor Wibowo (Cok Simbara) menjabat sebagai pimpinan di Observatorium Bosscha. D la sangat bersemangat ingin meneropong bintang langsung dari Bosscha. Tapi, rupanya Opa punya satu syarat yang bagi Aqila sangat berat: ia harus terlebih dulu terampil mengaji. Aqila mutung dan bingung, karena ia memang belum mahir mengaji. Saat curhat ke sang nenek, Oma (Neno Warisman) pun hanya tersenyum menyemangati. ● . Gadis cerdas itu berpikir keras, mengapa · Opa meminta syarat demikian? Meski sudah ikut pesantren kilat agar lancar mengaji, ia masih bertanya-tanya: apa sih hubungan melihat bintang dan membaca Alquran? Sang Opa memberinya petunjuk, yakni satu kata dalam ayat Alquran yang pertama kali diturunkan yaitu Iqro atau "bacalah". Lambat laun, Aqila pun meresapi makna mempelajari Alquran guna membaca alam semesta. Sinema bertema anak, religi, dan ilmu pengetahuan yang diusung masjid kampus tersebut telah tayang akhir Januari lalu. Sutradara Iqbal Alfajri mengarahkan film yang skenarionya ditulis oleh Aisyah Amirah Nasution. ed: ichsan emrald alamsyah 24 O ● 0 0 >> Hlm. 2-3 Menc Pertumbuhan mualaf sel signifikan. Setidaknya, ac beralih ke ajaran Islam d komunitas mualaf dan le untuk membina mereka. Ulama berbeda pendapat tentang Muslimah berhijab yang Color Rendition Chart Berwudhu dengan Mengus. Jilbab, Bolehkah? berwudhu di tempat terbuka. Ada yang membolehkan harus menyentuh rambut ada pula yang tidak. C 4cm >>HI 10
